Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 4
ANALISA DAN EVALUASI
Pendidikan angkatan kerja merupakan salah satu indikator penting untuk menggambarkan kualitas angkatan kerja tersebut. Dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi memungkinkan pekerja lebih produktif dan daya saingnya lebih tingggi
pula.
Penyerapan tenaga kerja menurut sekitar dapat mencerminkan tingkat perkembangan suatu wilayah. Ciri perekonomian daerah maju umumnya yaitu lebih
banyak penduduk bekerja disekitar industri atau jasa dibandingkan sekitar pertanian. Di Sumatera Utara masih didominasi pada sektor pertanian.
4.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja
Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan kerja ditunjukkan pada table 4.1 di bawah ini :
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.1 Data Tingkat Pendidikan Penduduk Menurut Lapangan Kerja Pendidikan
Lapangan Kerja Jumlah
Pertanian Industri Perdagangan Jasa
Tidak belum pernah sekolah
69.687 1.439
3.193 3.328
77.647 Tidak belum tamat SD
343.176 23.992
59.067 24.199
450.434 SD
1.001.809 112.216
244.131 105.833 1.463.989
SLTP 590.432
98.699 235.266
97.967 1.022.364
SMTA 398.708
137.638 371.244
238.393 1.145.983 Akademi PT
15.576 12.992
42.683 187.696
258.947
Jumlah
2.419.388 386.976
955.584 657.416 4.419.364
Sumber: Sakernas 2007, BPS Sumatera Utara
Data diatas memperlihatkan penduduk menurut lapangan pekerjaan utama dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Ditinjau menurut pendidikan secara umum
angkatan kerja masih didominasi tamatan pendidikan sekolah dasar. Dari seluruh angkatan kerja yang diperoleh dari empat lapangan pekerjaan utama yaitu pertanian,
industri, perdagangan dan jasa berdasarkan tingkat pendidikannya sebanyak 1,76 tidak tamat SD sedangkan angkatan kerja yang belum tamat SD sebanyak 10,19,
tamat SD sebanyak 33,13, tamat SLTP sebanyak 23,13, tamat SMTA sebanyak 25,93 dan akademi PT sebanyak 5,86.
Jika dilihat menurut lapangan pekerjaan utama masih didominasi pada sektor pertanian yaitu sebanyak 54,75, pada sektor industri sebanyak 8,76, pada sektor
perdagangan sebanyak 21,62, dan pada sektor jasa sebanyak 14,89.
Dari data diatas, untuk tingkat pendidikan belum pernah sekolah lebih banyak bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 69.687 jiwa, pada tingkat pendidikan
belum tamat SD lebih banyak bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 343
.
176 jiwa, pada tingkat pendidikan tamatan SD lebih banyak bekerja pada sektor pertanian
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
yaitu sebanyak 1.001.809 jiwa, pada tingkat pendidikan tamatan SLTP lebih banyak bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 590.432 jiwa, pada tingkat pendidikan
tamatan SMTA lebih banyak bekerja pada sektor pertanian yang perbedaannya sedikit dengan sektor perdagangan yaitu sebanyak 398.708 dan 371.244 dan pada tingkat
pendidikan tamatan perguruan tinggi lebih banyak bekerja pada sektor jasa yaitu sebanyak 187.696.
Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam gambar 4.1 dibawah ini :
200000 400000
600000 800000
1000000 1200000
1 2
3 4
5 6
Tingkat Pendidikan
Ju m
lah yan
g B
eker ja
Lapangan Kerja Pertanian Lapangan Kerja Industri
Lapangan Kerja Perdagangan
Lapangan Kerja Jasa
Gambar 4.1 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja
Keterangan untuk Tingkat Pendidikan : 1 = Belum pernah sekolah
2 = Belum Tamat SD 3 = SD
4 = SLTP 5 = SMTA
6 = Akademi PT
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja , maka kita dapat melakukan uji Chi-Kuadrat
2
χ yaitu dengan cara mengamati jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati yang dapat
ditentukan dengan rumus :
ij
E
=
io
n ×
oj
n n Dengan :
ij
E
= Banyak data teoritik banyak gejala yang diharapkan terjadi
io
n = Jumlah baris ke-i
jo
n
= Jumlah baris ke-j n
= Total jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuesi yang diamati, sebagai berikut :
E
11
= 77.647 × 2.419.388 4.419.364
= 42.508,0 E
12
= 77.647 × 386.976 4.419.364
= 6.799,1 E
13
= 77.647 × 955.584 4.419.364
= 16.789,3 E
14
= 77.647 × 657.416 4.419.364
= 11.550,6
E
21
= 450.434 × 2.419.388 4.419.364
= 246.590,8 E
22
= 450.434 × 386.976 4.419.364
= 39.441,7 E
23
= 450.434 × 955.584 4.419.364
= 97.395,8 E
24
= 450.434 × 657.416 4.419.364
= 67.005,7
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
E
31
= 1.463.989 × 2.419.388 4.419.364
= 801.463,2 E
32
= 1.463.989 × 386.976 4.419.364
= 128.192,3 E
33
= 1.463.989 × 955.584 4.419.364
= 316.553,3 E
34
= 1.463.989 × 657.416 4.419.364
= 217.780,1
E
41
= 1.022.364 × 2.419.388 4.419.364
= 559.694,8 E
42
= 1.022.364 × 386.976 4.419.364
= 89.522,0 E
43
= 1.022.364 × 955.584 4.419.364
= 221.062,3 E
44
= 1.022.364 × 657.416 4.419.364
= 152.084,9
E
51
= 1.145.983 × 2.419.388 4.419.364
= 627.370,3 E
52
= 1.145.983 × 386.976 4.419.364
= 100.346,5 E
53
= 1.145.983 × 955.584 4.419.364
= 247.792,1 E
54
= 1.145.983 × 657.416 4.419.364
= 170.474,2
E
61
= 258.947 × 2.419.388 4.419.364
= 141.760,9 E
62
= 258.947 × 386.976 4.419.364
= 22.674,4 E
63
= 258.947 × 955.584 4.419.364
= 55.991,2 E
64
= 258.947 × 657.416 4.419.364
= 38.520,5
Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari daftar frekuensi yang diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
Tabel 4.2 Daftar Frekuensi yang Diharapkan Pendidikan
Lapangan Kerja Jumlah
Pertanian Industri
Perdagangan Jasa
Tidak belum pernah sekolah
42.508,0 6.799,1
16.789,3 11.550,6
77.647
Tidak belum tamat SD
246.590,8 39.441,7
97.395,8 67.005,7
450.434
SD 801.463,2
128.192,0 316.553,3
217.780,0
1.463.989
SLTP 559.694,8
89.522,0 221.062,3
152.085,0
1.022.364
SMTA 627.370,3
100.347,0 247.792,1
170.474,0
1.145.983
Akademi PT 141.760,9
22.674,4 55.991,2
38.520,5
258.947
Jumlah 2.419.388
386.976 955.584
657.416
4.419.364
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapkan dapat ditentukan pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara
ij
n
dan
ij
E
ada tidaknya hubungan antara faktor I dan faktor II dan jumlah beda = 0 dengan
penggabungan tabel 4.1 dan 4.2 dapat ditentukan harga
2
χ seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3 di bawah ini
Tabel 4.3 Penentuan Harga Chi- Kuadrat No
ij
O
ij
E
ij
O
-
ij
E
ij
O
-
ij
E
2
ij
O
-
ij
E
2
ij
E
1 69.687
42.507,97627 27.179,02
738.699.331 17.377,8993
2 343.176
246.590,8249 96.585,18
9.328.696.045 37.830,6697
3 1.001.809
801.463,156 200.345,8 40.138.457.228
50.081,4753 4
590.432 559.694,8324
30.737,17 944.773.472,9
1.688,01536 5
398.708 627.370,2547
-228.662 52.286.426.736
83.342,2151 6
15.576 141.760,9557
-126.185 15.922.643.057
112.320,37 7
1.439 6.799,061012
-5.360,06 28.730.254,06
4.225,62086 8
23.992 39.441,68156
-15.449,7 238.692.660,3
6.051,78712 9
112.216 128.192,3388
-15.976,3 255.243.402,1
1.991,09716 10
98.699 89.522,00617
9.176,994 84.217.215,8
940,743169 11
137.638 100.346,547
37.291,45 1.390.652.466
13.858,4984 12
12.992 22.674,36542
-9.682,37 93.748.200,18
4.134,54571
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
13 3.193
16.789,3459 -13.596,3
184.860.621,8 11.010,5911
14 59.067
97.395,80706 -38.328,8
1.469.097.450 15.083,7854
15 244.131
316.553,3467 -72.422,3
5.244.996.305 16.569,0755
16 235.266
221.062,2797 14.203,72
201.745.670,9 912,619155
17 371.244
247.791,9943 123.452
15.240.397.713 61.504,8027
18 42.683
55.991,22635 -13.308,2
177.108.888,6 3.163,1543
19 3.328
11.550,61682 -8.222,62
67.611.427,37 5.853,49063
20 24.199
67.005,68646 -42.806,7
1.832.412.406 27.347,1179
21 105.833
217.780,1585 -111.947
12.532.166.298 57.545,0325
22 97.967
152,084,8818 -54.117,9
2.928.745.127 19.257,3061
23 238.393
170.474,204 67.918,8
4.612.962.855 27.059,5946
24 187.696
38.520,45248 149.175,5 22.253.343.978
577.702,04
Jumlah 1.156.851,55
Dari tabel 4.3 diperoleh :
2
χ =
∑∑
= =
−
h i
k j
ij ij
ij
E E
O
1 1
2
2
χ = 1.156.851,55
Dengan hipotesa sebagai berikut : H
: tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja. H
1
: ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja.
Dan harga
2
χ yang terdapat di dalam tabel dengan derajat kebebasan dk dari masalah yang diteliti adalah :
dk = b-1k-1 = 6-14-1 = 15 dan dengan α = 0.05 diperoleh :
= =
15 05
. 2
2
χ χ
tabel
25,0 Ternyata
tabel hit
2 2
χ χ
yaitu 1156851,547 25,0
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
Jadi, H ditolak maka H
1
diterima, artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa dekat hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja ditentukan koefisien kintingensi C derajat
hubungan sebagai berikut :
N C
hitung hitung
+ =
2 2
χ χ
C = 4419364
547 ,
1156851 547
, 1156851
+ C = 0,46
Untuk menentukan derajat asosiasi antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja maka harga C diatas dibandingkan dengan C maksimum, yaitu :
C
maks
= m
m 1 −
Dengan m = harga minimum antara b dan k yakni minimum antara banyak baris dan banyak kolom. Dalam penelitian ini banyak baris = 6 dan banyak kolom = 4,
jadi minimumnya adalah 2, sehingga :
C 2
1 2
− =
maks
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
C
maks
= 0,71
Langkah selanjutnya adalah membandingkan harga C dengan C
maks
sehingga diperoleh :
Q = 100
×
maks
C C
Q =
100 71
. 46
, ×
Q = 64,79
Berdasarkan ketentuan Davis 1971 nilai Q berada antara 0,50 dan 0,69, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan
kerja erat.
Kartika Febriani Br. Karo : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Lapangan Kerja Di Provinsi Sumatera Utara, 2009.
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengenalan Excel