Klasifikasi Brachionus plicatilis Reproduksi Brachionus plicatilis

Andi Pranata : Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera Brachionus Plicatilis Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti, 2010. Gambar 2.1 Bentuk Morfologi Brachionus plicatilis A. Betina ; B. Jantan. Sel tubuh Rotifera B. plicatilis tersusun sebagai jaringan tubuh yang membentuk sistem organ yang umumnya masih sangat sederhana. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dekat dengan korona. Di bagian belakang mulut terdapat faring yang disebut mastax. Kerongkongannya pendek, yaitu yang menghubungkan antara mastax dengan lambung Djuhanda, 1980.

2.2 Klasifikasi Brachionus plicatilis

Menurut Isnansetyo Kurniastuty 1995 Brachionus plicatilis merupakan salah satu Rotifera yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat hirarkinya sebagai berikut : Filum : Trochelmintes Kelas : Rotifera Ordo : Monogonata Subordo : Ploima Famili : Brachioninae Genus : Brachionus Spesies : Brachionus plicatilis O. F. Muller Selain B. Plicatilis ada 34 jenis rotifera lainnya antara lain: Brachionus Mulleri, Brachionus Angularis, Brachionus Calciflorus, Brachionus Urceolaris, Andi Pranata : Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera Brachionus Plicatilis Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti, 2010. Brachionus legdigi, Brachionus Quandridentatus, Brachionus Rubens, Brachionus Punctatus, Brachionus pala, Brachionus Mollis Isnansetyo Kurniastuty, 1995; Mujiman, 1998. Beberapa spesies diantaranya ditemukan di Jepang, yaitu : Brachionus budapestinensis, Brachionus dimidiatus, Brachionus diversicornus, Brachionus falcatus, Brachionus forficula, Brachionus plicatilis, Brachionus rubens Dahril, 1996.

2.3 Reproduksi Brachionus plicatilis

B. plicatilis merupakan organisme yang memiliki organ kelamin terpisah, dan dapat bereproduksi secara aseksual dengan partenogenesis, yaitu menghasilkan telur tanpa terjadi pembuahan dan individu baru yang dihasilkan bersifat diploid Isnansetyo Kurniastuty, 1995. Djuhanda 1980, menyatakan bahwa B. plicatilis juga dapat bereproduksi secara seksual. B. plicatilis betina memiliki organ reproduksi yang terdiri dari ovarium, yolk gland, dan oviduct. Pada jantan terdiri dari satu testis yang dihubungkan oleh saluran sperma ke penis. Bahan kimia merupakan suatu bahan yang sangat spesifik yang digunakan oleh mikroorganisme invertebrata dalam melakukan komunikasi sesamanya Larsson Dodson, 1933 Snell, 1998. Sebagai contoh adanya suatu zat yang disebut dengan pheromon untuk mengenal lawan jenisnya Miyake Bayer 1974; Stanhope et al, 1992; Snell et al, 1993. Bahan kimia dijadikan sebagai suatu indikator untuk mengetahui kepadatan suatu populasi, serta dapat menyediakan informasi tentang ada tidaknya kegiatan reproduksi dalam populasi tersebut dan dapat juga digunakan untuk mengetahui jenis dari suatu invertebrata dan bahan kimia ini sering juga dijumpai pada keadaan suatu individu melakukan suatu reproduksi. Kemampuan untuk mengubah jenis bahan kimia yang dihasilkan oleh zooplankton telah banyak dilakukan oleh para peneliti Kleiven et al, 1992; Carmona et al, 1993; Burns, 1995; Yoshinaga et al, 1999. Andi Pranata : Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera Brachionus Plicatilis Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti, 2010. Pada rotifera jenis Brachionus plicatilis, bahan kimia yang terdapat di dalam tubuhnya menentukan jenis kelamin dari organisme tersebut. Brachionus plicatilis mampu beradaptasi dalam siklus hidupnya. Brachionus plicatilis memiliki siklus hidup phartenogenesis yaitu bertelur tanpa kawin Snell et al, 1993. Sistem reproduksi dari betina yang amiktik dalam keadaan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dapat menghasilkan individu baru dalam jumlah yang besar, reproduksi seksualnya terjadi apabila kondisi lingkungannya mendukung. Keuntungan lainnya dari reproduksi seksual ini yaitu mampu menghasilkan individu dari jenis jantan dan betina, sehingga terjadi variasi genetik West et al, 1999. Reproduksi seksual terjadi apabila ada betina miktik Wallace Snell, 2001. Jika betina miktik tidak melakukan fertilisasi maka akan menghasilkan individu jantan atau haploid. Bagaimanapun, jika betina miktik melakukan reproduksi maka betina amiktik mampu menghasilkan telur yang biasa berdomansi hingga beberapa tahun. Faktor biotik dan abiotik yang dapat menyebabkan suatu betina menjadi amiktik yang telah dipelajari oleh beberapa ahli rotifera. Sejauh ini satu- satunya bahan kimia yang menyebabkan suatu betina menjadi amiktik adalah Alpha- rocopherol yang terdapat pada genus Asplanchna Gilbert 1980. Induksi dari betina miktik dari jenis Brachionus bergantung pada kepadatan organisme tersebut Gilbert, 1977. Pada populasi yang rendah banyak dijumpai yang amiktik. Pada keadaan dimana lingkungan yang tidak mendukung walaupun populasi sedang meningkat, betina miktik tidak akan melakukan reproduksi secara seksual Gilbert, 1977. Dia mengeluarkan suatu hipotesis yaitu adanya suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh Brachionus. Hipotesa Gilbert tersebut berdasarkan pada eksperimen rotifera air tawar Brachionus plicatilis. Dia menunjukkan bukti bahwa individu betina yang kultur pada volume yang kecil akan menginduksi keturunannya sehingga menghasilkan individu yang miktik. Sistem individu sendiri ini juga terdapat pada jenis Brachionus yang lainnya Hino Hirano 1976; Carmona et al. 1993. Sebuah eksperimen tambahan dari Hino Hinaro 1976, dimana mereka mendemonstrasikan bahwa kepadatan dari Andi Pranata : Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera Brachionus Plicatilis Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti, 2010. betina miktik yang tinggi dari Brachionus plicatilis dapat terjadi karena adanya pergantian dari medium kultur.

2.4 Daur Hidup Brachionus plicatilis