Andi Pranata : Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera Brachionus Plicatilis Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti, 2010.
BAB 3
BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di Laboratorium Sistematika Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan analisis rancangan acak lengkap RAL non faktorial dengan 4 perlakuan media dan 6
ulangan, sebagai berikut.
M =200 mg2l Kotoran ayam + 4 mg2l Urea + 3.0 mg2l pupuk TSP Tanpa
pemberian Ragi roti M
1
= 200 mg2l Kotoran ayam + 4 mg2l Urea + 3.0 mg2l pupuk TSP + 0.15 g Ragi roti
M
2
= 200 mg2l Kotoran ayam + 4 mg2l Urea + 3.0 mg2l pupuk TSP + 0.30 g Ragi roti
M
3
= 200 mg2l Kotoran ayam + 4 mg2l Urea + 3.0 mg2l pupuk TSP + 0.45 g Ragi roti
Andi Pranata : Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera Brachionus Plicatilis Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti, 2010.
a. Perlakuan Media
Media pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran kotoran ayam yang telah dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari dengan pupuk TSP
dan Urea. Kotoran ayam yang telah kering dan pupuk TSP Urea dihaluskan, serta dilakukan penambahan beberapa variasi ragi roti. Kotoran ayam yang telah
dikeringkan dihaluskan dan diayak, selanjutnya ditimbang sesuai komposisi masing- masing perlakuan.
Komposisi media tersebut berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sihombing 2009. Media pakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah media terbaik dari hasil penelitian tersebut. Menurut Wanasuria 1993, ragi roti dengan konsentrasi 0,45 g merupakan komsentrasi standar untuk meningkatkan
laju pertumbuhan populasi rotifera
b. Perlakuan Waktu Pengamatan
Pengamatan dan penghitungan laju pertumbuhan populasi dilakukan dua hari sekali hari selama 16 hari atau 8x pengamatan dimana pada masing-masing media
perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 6 kali. H1 = hari ke-2
H2 = hari ke-4 H3 = hari ke-6
H4 = hari ke-8 H5 = hari ke-10
H6 = hari ke-12 H7 = hari ke-14
H8 = hari ke-16 Hal ini berdasarkan lama hidup Brachionus plicatilis, yaitu selama 12-19 hari
Hyman, 1951.
Masing-masing media pakan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam kain strimin, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol yang telah berisi air kolam dengan
Andi Pranata : Laju Pertumbuhan Populasi Rotifera Brachionus Plicatilis Pada Media Kombinasi Kotoran Ayam, Pupuk Ures Dan Pupuk Tsp, Serta Penambahan Beberapa Variasi Ragi Roti, 2010.
cara menggantungkanmencelupkan di bawah permukaan air media, kemudian masing-masing botol perlakuan ditutup dengan kain kasastrimin untuk mencegah
masuknya serangga atau hewan lain, dan dibiarkan selam 7 hari. Shasmand 1986 menjelaskan dengan melakukan pemupukan berarti akan merubah konsentrasi zat hara
sehingga akan mempengaruhi Zooplankton, dalam hal ini B. plicatilis. Selanjutnya Mujiman 1998 juga menjelaskan tujuan pemupukan pada media kultur B. plicatilis
adalah untuk menumbuhkan jasad-jasad renik yang merupakan makanan B.plicatilis.
Setelah 7 hari dimasukkan bibit B.plicatilis dari akuarium ke dalam masing- masing media perlakuan sebanyak 25 individu. Kemudian toples media ditutup
kembali dengan kain kasa. Salinitas media dipertahankan antara 25-26
00
, pH antara 7,5-8,5 dan DO 1,5 mgl. Selanjutnya toples media pada rak lemari yang tertutup
dan lampu TL 20 watt dengan jarak dari permukaan botol media perlakuan sekitar 20 cm.
Pada penelitian yang telah dilakukan kondisi sifat fisik dan kimia air media seperti suhu, pH, DO dan salinitas diperiksa 3 kali dalam 16 hari, yaitu pada hari ke 4,
9 dan 13. Untuk suhu diukur dengan alat termometer, pH diukur dengan pH meter, salinitas diukur dengan refraktometer dan kadar DO diukur dengan oximeter.
Selanjutnya media perlakuan diberi aerasi setiap hari selama 3 menit dengan menggunakan aerator supaya kandungan O
2
terlarut tidak terlalu rendah.
c. Perlakuan Penambahan Ragi Roti