Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin Prafa Citeureup-Bogor, 2009.
Aktifitas PDD dimulai dari dikeluarkannya PDRF Product Development Request Form dari marketing. PDRF berisi spesifikasi produk yang akan
dikembangkan seperti nama produk, komposisi, packing size, dosage form dan launching date. Setelah PDRF diterima, PDD melakukan studi literatur dari buku,
internet, produk innovator dan kompetitor. Selanjutnya PDD melakukan trial skala laboratorium untuk mencari beberapa formula yang sesuai, minimal 2
formula. Pengujian pada skala lab ini diharapkan reproducible sebelum dilanjutkan dengan Pilot scale. Pilot scale dilakukan sebanyak 3 kali terhadap
satu formula yang dipilih dan yang terakhir dilakukan di ruang produksi. Produk yang dihasilkan selanjutnya dilakukan pengujian stabilitas oleh departemen
QAQC. Hasil dari pilot scale harus sesuai dengan spesifikasi pada PDRF dan uji stabilitas terpenuhi. Setelah QAQC mereleased produk tersebut maka produk
siap untuk diregistrasi dengan melampirkan data formula produk, spesifikasi dan data uji stabilitas yang telah dilakukan. Data-data ini dikirim ke bagian HRA
Health Regullatory Affair yang bertugas menangani registrasi obat di Darya Varia Grup. Setelah nomor registrasi keluar maka dilakukan Scale Up dimana
obat diproduksi dalam skala besar sesuai dengan batch size yang direncanakan pada produksi commercial bets.
3.2.6 Penanganan Limbah
Penanganan limbah di PT.Prafa dibawah tanggung jawab Departemen PGA, QAQC dan Technical Service. Limbah Prafa terdiri dari limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat berasal dari debu hasil proses produksi, sampah sisa
kemasan, sampah kantin dan dapur, sampah dari lingkungan pabrik, produk reject
Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin Prafa Citeureup-Bogor, 2009.
dan obat yang telah kadaluarsa. Limbah padat yang masih dapat dimanfaatkan serta memiliki nilai jual seperti sisa kemasan kaleng, drum, aluminium foil,
plastik, botol, kardus dikumpulkan di gudang khusus, kemudian dijual agar barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan atau digunakan kembali reuse dan
didaur ulang recycle. Pembakaran produk reject dan obat yang telah kadaluarsa dilakukan dengan incinerator pada suhu 550-1200°C selama 45-60 menit. Sisa
bahan padat yang menempel pada wadah peralatan dibersihkan dengan mesin penyedot debu vacuum sebelum dicuci dengan air. Bila tidak tersedia vacuum,
sisa-sisa serbuk yang menempel diambil dengan lap yang dibasahi alkohol 70 dan lap tersebut dicuci tersendiri. Kerjasama dengan Dinas Kebersihan Kabupaten
Bogor dilakukan untuk pengangkutan sampah keluar pabrik yang dilakukan secara teratur dan terkontrol.
Limbah cair diolah dalam Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL. Departemen QAQC bertugas membuat metoda pengelolaan limbah, membuat
metoda analisa air limbah, mengawasi pelaksanaan pengelolaan limbah cair. Departemen QAQC bekerjasama dengan Departemen Technical Service mencari
dan menentukan metoda IPAL, Departemen Technical Service bertugas mengawasi IPAL dan mengawasi alat-alat pengelolaan air limbah cair.
Departemen PGA bertugas menjaga kebersihan lingkungan di sekitar IPAL, pelaksana regenerasi saringan dan pencucian bak serta mengawasi pelaksanaan
pengelolaan limbah cair. Limbah Prafa yang masuk ke IPAL antara lain limbah proses NBL
bersama logam berat, cephalosphorin, betalaktam dan aquadem purified water. Limbah ini masuk ke bak ekualisasi setelah sebelumnya mengalami pretreatment
Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin Prafa Citeureup-Bogor, 2009.
kecuali limbah aquadem yang langsung dialirkan ke IPAL. Masing-masing limbah memiliki bak penampungan awal tersendiri. Pada bak penampungan awal
dilakukan pengecekan pH. Air limbah tersebut ditambahkan larutan NaOH hingga pH basa pH antara 10-11 kemudian disirkulasi selama 120 menit untuk limbah
betalaktam dan cephalosporin sedangkan limbah proses NBL disirkulasi selama 10 atau 15 menit. Selanjutnya pada bak ditambahkan dengan larutan HCl hingga
larutan menjadi netral pH 7 dan siap dialirkan ke bak ekualisasi. Dari bak ekualisasi air limbah akan dialirkan ke bak separasi setelah
sebelumnya dinetralisasi di bak reaksi. Apabila diketahui bahwa pH pada bak ekualisasi bersifat asam pH 1-4 maka dinetralkan dengan penambahan NaOH
40 hingga pH 7 sebaliknya jika pH pada bak ekualisasi bersifat basa pH 11-14 maka dinetralkan dengan penambahan HCl 32 hingga pH 7. Setelah proses
netralisasi maka dilakukan sirkulasi selama 2 menit. Air limbah dialirkan dari bak separasi ke bak koagulasi flokulasi melewati
Fish Bone Wier. Pada bak koagulasi flokulasi ditambahkan PAC Poly Aluminium Chloride sebanyak 3 liter dosis 6 atau 12. Air limbah ini
kemudian diaduk dengan mixer selama 15 menit lalu didiamkan selama 30 menit atau lebih maka gumpalan akan turun secara gravitasi. Pada tahap ini akan
menghasilkan lumpur dan proses selanjutnya lumpur ini akan dipindahkan ke bak lumpur dengan pompa khusus.
Setelah mengalami koagulasi flokulasi limbah akan disaring melalui bak filtrasi menuju ke bak aerasi. Pada bak aerasi dilakukan pengadukan dengan diffuser
selama 120 menit dengan jangka waktu 10 menit ON dan 5 menit OFF. Di dalam bak aerasi terdapat SGB 104 yang bersifat aerob yang perlu diberi urea sebanyak
Rima Elfitra Rambe : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri Di PT. Pradja Pharin Prafa Citeureup-Bogor, 2009.
300 gramhari dan SP36 P sebanyak 50 gramhari dan penambahan sebanyak 0,5 liter selama 1 bulan sekali. Dari bak aerasi air limbah akan disaring pada bak
filtrasi II kemudian menuju bak settle. Dari bak settle akan menuju bak stabilizing pond yang berfungsi untuk nenangkap oksigen bebas dari udara. Dari bak
stabilizing pond air limbah yang telah diolah ini dialirkan ke bak penampungan
akhir. Bagan alur proses pengolahan IPAL dapat dilihat pada Lampiran 17.
Pemeriksaan IPAL dilakukan setiap hari oleh QC dengan mengambil sampel pada bak stabilizing pond. Pemeriksaan limbah juga dilakukan dengan
bekerjasama dengan pihak eksternal yang terstandarisasi seperti IPB untuk memperoleh sertifikat. Paraneter pemeriksaan IPAL antara lain parameter fisika
meliputi suhu, warna, bau dan kekeruhan serta parameter kimia seperti pH, kandungan fenol, N-total, Total Dissolved Solid TDS, Biologycal Oxygen
Demand BOD dan Chemical Oxygen Demand COD dan Dissolved Oxygen DO.
BAB IV PEMBAHASAN
PT. Pradja Pharin PT. Prafa adalah sebuah perusahaan penanaman modal asing yang memproduksi obat jadi. PT. Prafa bersama dengan Darya Varia
Laboratories membentuk Darya Varia Group bernaung di bawah Unilab Indonesia bersama dengan Medifarma Laboratories Indonesia. Unilab Indonesia merupakan