Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 Sehingga yang merupakan “target yuridis” dari pengaturan hukum terhadap Pasar Modal pada pokoknya adalah sebagai berikut : a. Keterbukaan informasi; b. Profesionalisme dan tanggung jawab para pelaku Pasar Modal; c. Pasar yang tertib dan modern; d. Efisiensi; e. Kewajaran; f. Perlindungan investor. 25

B. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Pasar Modal bagi masyarakat Indonesia bukanlah suatu yang baru, sebab Pasar Modal telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Adapun alasan didirikannya Pasar Modal adalah untuk mendapatkan dana dalam rangka membiayai pembangunan perekonomian, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan perkebunan milik Belanda secara besar-besaran di Indonesia. Pasar Modal Indonesia mulai didirikan pada saat Indonesia masih merupakan jajahan Belanda. Sejarah perkembangan Pasar Modal Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal yang khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya, baik dilihat dari sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. 25 Munir Fuady, Op. , Cit, hal. 13. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut: 26 1. Periode permulaan 1878-1912; 2. Periode pembentukan bursa 1912-1925; 3. Periode awal kemerdekaan 1925-1952; 4. Periode kebangkitan 1952-1977; 5. Periode kebangkitan kembali 1977-1987; 6. Periode deregulasi 1987-1995; 7. Periode kepastian hukum 1995-sekarang 8. Periode menyongsong independensi BAPEPAM. Pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Soeharto secara resmi membuka kembali Pasar Modal yang ditandai dengan go public-nya PT. Semen Cibinong. Namun sebelum pengaktifan kembali Pasar Modal Indonesia pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam, yang diserahi tugas mengurus Pasar Modal. 27 Di Indonesia hukum Pasar Modal berkembang sesuai dengan perkembangan Pasar Modal itu sendiri. Dan sebagaimana diketahui bahwa Substansi dari pengaftikan kembali Pasar Modal ini dilandasi kebutuhan akan dana untuk melaksanakan pembangunan yang dirasakan semakin meningkat. Diharapkan melalui Pasar Modal dunia usaha dapat memperoleh sebagian atau seluruhnya pembiayaan jangka panjang yang mereka perlukan. Pada akhirnya pengaktifan Pasar Modal bermaksud untuk memeratakan hasil pembangunan melalui pemilikan saham-saham perusahaan, serta turut ambil peranan dalam menyediakan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan bekerja. 26 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. , Cit, hal. 62. 27 Jasso Winarto, Pasar Modal Indonesia Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1997, hal. 31. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 gemerlapnya Pasar Modal baru dimulai di Indonesia di sekitar tahun 1988. maka sejak itu pulalah hukum Pasar Modal mulai menampakkan “taringnya”. Tahun 1993 Pasar Modal Indonesia mulai terlihat semarak kembali, terlebih lagi setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dirasakan lebih menjamin kepastian hukum terhadap pelaku Pasar Modal untuk melakukan kegiatan di Pasar Modal. Undang-Undang ini dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal dan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal. Kemudian ada beberapa Keputusan Menteri dan seperangkat peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam yang jumlahnya lebih kurang dari 150 buah peraturan. 28 28 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. , Cit, hal. 73. Salah satu hal yang perlu dicermati dalam Undang-Undang Pasar Modal adalah diberikannya kewenangan yang cukup besar dan luas kepada Bapepam sebagai pengawas. Undang-Undang ini dengan tegas mengamanatkan kepada Bapepam untuk melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap kejahatan yang terjadi di bidang Pasar Modal. Selain itu, Bapepam merupakan Self Regulation Organization SRO yang menjadikan Bapepam mudah untuk bergerak dan menegakkan hukum sehingga menjamin kepastian hukum. Hal tersebut pada gilirannya, diharapkan akan memajukan Bursa Efek di Indonesia. Namun, kenyataannya masih berkata lain Pasar Modal Indonesia belumlah mendapatkan kepercayaan dari publik Internasional sebagai Pasar Modal yang aman bagi investor. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 Perkembangan suatu Pasar Modal di pengaruhi oleh partisipasi yang aktif, baik dari perusahan yang menjual sahamnya go public maupun investor serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan Pasar Modal. 29 Ini berarti bahwa tanpa adanya partisipasi yang aktif dari perusahaan yang potensial untuk go public, tidak adanya investor yang bergairah untuk menanamkan dananya dalam surat berharga, dan kurang efektifnya lembaga-lembaga penunjang Pasar Modal, maka suatu Pasar Modal tidak akan berkembang dengan baik. Tetapi dengan adanya partipasi yang aktif dari masing-masing pihak yang terlibat dalam kegiatan Pasar Modal, tanpa disertai dengan kualitas dan prilaku yang baik dan rasa tanggung jawab sosial yang besar, akan mengakibatkan perkembangan yang kurang baik bagi Pasar Modal. 30 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk menjual sahamnya atau go public adalah : 31 Selama tahun 2003, Pasar Modal mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan naiknya Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan indeks harga obligasi masing-masing sebesar 63 dan 66 yang menunjukkan bahwa peranan Pasar Modal sebagai alternatif sumber pembiayaan dan investasi mulai prospek dunia usaha, yang merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk merencanakan tingkat kegiatan yang akan dilakukan, daya tarik untuk go public, dan persyaratan go public. 29 Panji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Semarang: Rineka Cipta, 2001, hal. 97. 30 Ibid. 31 Ibid. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 pulih. Namun demikian, pertumbuhan tersebut masih perlu diwaspadai karena masih tingginya risiko kredit dan risiko Refinancing Obligasi. 32 Selain itu, valuasi produk Pasar Modal tersebut masih belum sepenuhnya mencerminkan nilai fundamentalnya. Kondisi demikian menjadi tantangan bagi pengembangan Pasar Modal di masa mendatang agar tidak menjadi sumber instabilitas di sektor keuangan. Semakin terintegrasinya produk dan transaksi dalam sistem keuangan, termasuk Pasar Modal, menjadikan perhatian Bank Indonesia terhadap perkembangan pasar tersebut sangat tinggi. 33 Hal ini disebabkan permasalahan yang terjadi di Pasar Modal dapat berpengaruh secara sistemik pada sistem keuangan secara keseluruhan. Secara umum, dapat digambarkan bahwa peranan Pasar Modal dalam pasar keuangan menjadi semakin penting. Pada tahun 2003, pangsa total pembiayaan yang dikeluarkan Pasar Modal terhadap total pembiayaan lembaga keuangan mengalami peningkatan sebesar 5 dibanding tahun sebelumnya. Meningkatnya keterkaitan tersebut menunjukkan semakin pentingnya keberadaan Pasar Modal sebagai pelengkap sumber pembiayaan usaha. 34 Selama 2003, kondisi investasi di Indonesia masih dianggap memiliki risiko relatif tinggi bagi investor dan pemeringkat internasional. Hal ini tercermin dari relatif tingginya Yield Spread Sovereign terbitan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Namun demikian, seiring dengan membaiknya kondisi makro ekonomi selama tahun 2003, tingkat kepercayaan 32 Bapepam, Masterplan Pasar Modal 2005-2009, www.bapepam.go.idoldarsipmaster- _plan.pdf . dikunjungi tanggal 11 April 2007. 33 Ibid. 34 Ibid. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 terhadap perekonomian Indonesia semakin meningkat seperti tercermin dari perbaikan peringkat Indonesia oleh beberapa lembaga pemeringkat international. 35 Akibatnya, selama tahun 2003 tersebut terjadi peningkatan arus modal yang dibawa investor asing terutama dalam bentuk investasi portofolio di Pasar Modal Indonesia. Kondisi Pasar Modal yang membaik tersebut telah memberikan banyak peluang bagi perbankan dan korporasi dalam melakukan investasi dan memperoleh alternatif sumber pembiayaan. 36 Namun tantangan kedepan tidaklah kecil, terutama dengan adanya inovasi- inovasi produk keuangan, kemajuan teknologi informasi yang dapat melahirkan persoalan hukum yang sering terkait dengan yurisdiksi negara lain dan dunia internasional. Disamping itu masalah-masalah yang dapat menghambat pertumbuhan Pasar Modal kita adalah: 37 a. Masyarakat kita kadang-kadang sangat permisif terhadap pelanggaran yang terjadi di Pasar Modal; b. Penerapan prinsip disclosure dan transparency yang keliru dapat menyebabkan perlakuan tidak adil kepada pemodal; c. Pelaksanaan bisnis yang tidak berorientasi pasar atau didasarkan kepada pertemanan semata friendship driven telah melahirkan musibah di Pasar Modal; 35 Ibid. 36 Ibid. 37 I Putu Gede Ari Suta, Menuju Pasar Modal Modern, Jakarta: Yayasan Sad Satria Bakti, 2000, tanpa halaman. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 d. Lemahnya sistem hukum yang ada terutama terkait dengan pasar keuangan akan mengganggu penerapan sistem pasar dan menurunkan kredibilitas Pasar Modal Indonesia di dunia internasional.

C. Ruang Lingkup Pasar Modal