Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Pasar Modal

M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 perusahaan. Nilai ini diperlukan sebagai bahan informasi bagi investor didalam mengambil keputusan investasi. d. Notaris; Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik sebagai mana dimaksud dalam staatblad 1860 No. 3 tentang Peraturan Jabatan Notaris. 66 e. Profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

E. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Pasar Modal

Kebijakan formulatif mengenai Tindak Pidana Pasar Modal TPPM diatur dalam BAB XV tentang “Ketentuan Pidana” Pasal 103 – Pasal 110. Pembagian atau pengelompokkan jenis Tindak Pidana Pasar Modal TPPM dalam BAB XV dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Jika dilihat berdasarkan kualifikasi deliknya, menurut ketentuan Pasal 110, Tindak Pidana Pasar Modal TPPM terdiri dari 2 dua kelompok atau jenis tindak pidana, antara lain yaitu : 1. Tindak Pidana Pasar Modal TPPM yang berupa “Kejahatan Pasar Modal” KPM. A. PASAL 103 AYAT 1 : Kejahatan Pasar Modal yang diatur dalam Pasal ini pada intinya berupa “melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin, persetujuan atau pendaftaran” sebagaimana diatur dalam Pasal 6, Pasal 13, Pasal 18, Pasal 66 Ibid, hal. 206. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 30, Pasal 34, Pasal 43, Pasal 48, Pasal 50 dan Pasal 64. Jadi ada 9 sembilan Kejahatan Pasar Modal KPM dalam kelompok Pasal 103 ayat 1 ini yang seluruhnya diancam dengan pidana kumulatif berupa pidana penjara maksimum 5 lima tahun dan denda Rp 5.000.000.000,- Lima Miliar Rupiah. Ke-9 sembilan Kejahatan Pasar Modal KPM itu, ialah : 1 Pasal 6 : Menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai bursa efek tanpa izin usaha dari Bapepam. 2 Pasal 13 : Menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan atau sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tanpa izin usaha dari Bapepam. 3 Pasal 18 : Menjalankan usaha Reksa Dana tanpa izin usaha dari Bapepam. 4 Pasal 30 : Melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Efek tanpa izin usaha dari Bapepam. 5 Pasal 34 : Melakukan kegiatan sebagai Penasihat Investasi tanpa izin dari Bapepam. 6 Pasal 43 : Menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian tanpa persetujuan Bapepam. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 7 Pasal 48 : Menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Biro Administrasi Efek tanpa izin usaha dari Bapepam. 8 Pasal 50 : Menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai Wali Amanat yang tidak terdaftar di Bapepam. 9 Pasal 64 : Profesi Penunjang Pasar Modal Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, Notaris, Profesi lain yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah yang melakukan kegiatan tanpa terlebih dahulu terdaftar di Bapepam. 67 Kejahatan Pasar Modal KPM dalam Pasal ini diklasifikasikan sebagai pelanggaran oleh “setiap pihak” terhadap 7 tujuh Pasal dalam BAB XI tentang “Penipuan, Manipulasi Pasar dan Perdagangan Orang Dalam”. Yaitu diatur didalam Pasal 90, Pasal 92, Pasal 93, Pasal 95, Pasal 96, Pasal 97 ayat 1 dan Pasal 98. Jadi ada 7 tujuh Kejahatan Pasar Modal KPM Menurut ke-9 sembilan Pasal diatas, persyaratan dan tata cara perizinan, persetujuan dan pendaftaran itu diatur dengan Peraturan Pemerintah PP, Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995. Sebab masalah perizinan, persetujuan dan pendaftaran lebih bersifat administratif, maka Kejahatan Pasar Modal KPM ini merupakan tindak pidana administratif. B. PASAL 104 : 67 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 dalam kelompok Pasal 104 ini yang seluruhnya diancam dengan pidana kumulatif berupa pidana maksimum 10 sepuluh tahun dan denda Rp 15.000.000.000,- Lima belas Miliar Rupiah. Ke-7 tujuh Kejahatan Pasar Modal KPM itu ialah : 1 Pasal 90 : Melanggar ketentuan Pasal 90, yaitu secara langsung atau tidak langsung : a Menipu atau mengelabui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apapun; b Turut serta menipu atau mengelabui pihak lain; c Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkan fakta yang meteriel agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain dengan tujuan mempenaruhi Pihak lain untuk membeli atau mensual efek itu. 2 Pasal 92 : Melanggar ketentuan dari Pasal 92 yaitu : a Melakukan 2 dua transaksi efek atau lebih, baik secara langsung maupun tidak langsung; b Sehingga menyebabkan harga efek di Bursa tetap, naik atau turun; M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 c Dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual atau menahan efek. 3 Pasal 93 : Melanggar ketentuan dari Pasal 93 yaitu : a Membuat pernyataan atau memberikan keterangan tidak benar atau meyesatkan sehingga mempengaruhi harga di Bursa Efek; b Dan pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan pihak yang bersangkutan : 1 Mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan atau; 2 Tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran materiel dari pernyataan atau keterangan tersebut. 4 Pasal 95 : Melanggar ketentuan dari Pasal 95 yaitu : a Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam, melakukan pembelian atau penjualan atas efek : 1 Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau 2 Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 5 Pasal 96 : Melanggar ketentuan dari Pasal 99 yaitu : Orang dalam sebagaimana dimaksud Pasal 95 : a Mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek dimaksud; atau b Memberi informasi orang dalam kepada pihak manapun yang patut diduganya dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek. 6 Pasal 97 ayat 1 : Melanggar ketentuan dari Pasal 97 ayat 1 yaitu : Pihak yang memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam secara melawan hukum, melanggar larangan dalam Pasal 95 dan Pasal 96. 7 Pasal 98 : Melanggar ketentuan dari Pasal 98 yaitu : Perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai Emiten atau Perusahaan publik, melakukan transaksi efek atau Emiten atau Perusahaan Publik tersebut. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 C. PASAL 106 Kejahatan Pasar Modal KPM menurut ketentuan Pasal 106 ini terdiri dari 2 dua tindak pidana, yaitu : 1 Pelanggaran terhadap Pasal 70 yang diancam pidana maksimum 10 sepuluh tahun penjara dan denda Rp 15.000.000.000,- Lima belas Miliar Rupiah [Pasal 106 ayat 1]. Dimana menurut ketentuan Pasal 70 yang dapat melakukan penawaran umum aníllala Emiten yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual Efek kepada masyarakat dan Pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif. Jadi yang merupakan Kejahatan Pasar Modal KPM ialah : a Emiten yang melakukan “penawaran umum” yaitu kegiatan penawaran efek kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku, padahal : 1 Emiten itu Belum menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam; dan 2 Pernyataan Pendaftaran itu Belum aktif. 2 Pelanggaran terhadap Pasal 73 yang diancam pidana maksimum 3 tiga tahun penjara dan denda Rp 5.000.000.000,- Lima Miliar Rupiah [Pasal 106 ayat 2]. Menurut ketentuan Pasal 73, setiap perusahaan Publik wajib M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam. Jadi, yang merupakan Kejahatan Pasar Modal KPM ialah : a Perusahaan Publik yang tidak menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam. D. PASAL 107 Kejahatan Pasar Modal KPM yang dirumuskan dalam Pasal 107 ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1 Menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari Pihak termasuk Emiten dan Perusahaan Publik yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran; 2 Perbuatan pada sub a itu dilakukan dengan sengaja bertujuan untuk menipu atau merugikan Pihak lain atau menyesatkan Bapepam. Kejahatan Pasar Modal KPM menurut ketentuan Pasal 107 diancam dengan pidana maksimum 3 tiga tahun penjara dan denda Rp 5.000.000.000,- Lima Miliar Rupiah. 2. Tindak Pidana Pasar Modal TPPM yang berupa “Pelanggaran Pasar Modal” PPM. A. PASAL 103 AYAT 2 Pelanggaran Pasar Modal PPM dalam Pasal ini berupa Pelanggaran terhadap Pasal 32, yaitu : M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 1 Seseorang yang melakukan kegiatan sebagai Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, atau Wakil Manajer Investasi tanpa memperoleh izin dari Bapepam. Pelanggaran Pasar Modal TPM diatas diancam dengan pidana maksimum 1 satu tahun penjara dan denda Rp 1.000.000.000,- satu Miliar Rupiah B. PASAL 105 Pelanggaran Pasar Modal TPM dalam Pasal 105 ini berupa pelanggaran terhadap Pasal 42 yang dilakukan oleh Manager Investasi dan atau Pihak terafiliasinya, yaitu : 1 Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi Manajer Investasi itu untuk membeli atau menjual efek untuk Reksa Dana. Delik dalam Pasal 106 ini diancam pidana pidana maksimum 1 satu tahun penjara dan denda Rp 1.000.000.000,- satu Miliar Rupiah. C. PASAL 109 Pelanggaran Pasar Modal TPM dalam Pasal ini “Tidak mematuhi atau menghambat pelaksanaan Pasal 100”, yaitu yang berkaitan dengan kewenangan Bapepam dalam melakukan Pemeriksaan terhadap setiap Pihak yang diduga melakukanterlibat dalam pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar Modal UUPM dan peraturan pelaksanaanya. Patut dicacat, bahwa Pasal 100 ayat 4 juga memuat larangan bagi pegawai Bapepam atau pihak lain yang ditunjuk Bapepam untuk M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 melakukan pemeriksaan agar tidak memanfaatkan informasi untuk diri sendiri atau mengungkapkan informasi yang diperolehnya kepada pihak manapun selain dalam rangka mencapai tujuan, Bapepam atau jika diharuskan oleh Undang-Undang lainnya. Pelanggaran terhadap ketentuan inipun, dapat diklasifikasikan sebagai tindak pidana Pelanggaran Pasar Modal TPM menurut Pasal 109. Ancaman pidana maksimum untuk delik dalam Pasal 109 ini ialah pidana maksimum 1 satu tahun penjara dan denda Rp 1.000.000.000,- satu Miliar Rupiah. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 BAB III UPAYA PENEGAKAN HUKUM DI BIDANG PASAR MODAL Sebagai landasan upaya penegakan hukum yang dapat menjawab segala tuntutan masyarakat, hukum yang dipergunakan haruslah hukum yang bersifat responsif, jika tidak maka hukum tersebut seolah akan kehilangan rohnya, dimana roh dari hukum itu adalah moral dan keadilan. 68 Pasar modal disamping sebagai sumber pembiayaan dunia usaha juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat pemodal, sehingga melalui pasar modal potensi dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan Reformasi hukum, haruslah melihat kembali pada tatanan moralitas yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, perkembangan hukum tercermin dalam tipe-tipe hukum yang dikembangkan oleh penguasa negara melalui 3 tiga tipe perkembangan hukum. Pertama, hukum responsif, kedua, hukum otonom dan yang ketiga adalah hukum represif. Penegakan hukum yang konsisten terhadap seluruh pelaku Pasar Modal diharapkan dapat mengurangi terjadinya pelanggaran maupun kejahatan di Pasar Modal. Hal ini pada gilirannya diharapkan dapat menggairahkan iklim investasi bagi investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri untuk menanamkan modalnya di Pasar Modal Indonesia.

A. Pengaturan Tindak Pidana Pasar Modal Dalam UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal