M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
menentukan harga saham yang mengakibatkan anjloknya harga saham dibursa efek Jakarta sebagaimana diungkapkan oleh ketua Bapepam di SCTV, pada
tanggal 14 Januari 2004 atau kasus anjloknya harga saham PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. pada bulan Agustus 2006.
Berdasarkan uraian diatas, maka menarik untuk dikaji permasalahan hukum dari tindak pidana Pasar Modal, sebagaimana yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
B. Perumusan Masalah
Dalam penulisan skripsi, untuk mempermudah pembahasan maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang disesuaikan dengan judul yang diajukan,
dimana permasalahan inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan pembahasan selanjutnya.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas, maka perumusan masalah diuraikan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk-bentuk tindak pidana di Pasar Modal?
2. Bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban pidana tindak Pidana Pasar
Modal? 3.
Bagaimana bentuk-bentuk sanksi yang dapat diberikan terhadap tindak pidana di Pasar Modal ?
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara dan sebagai tambahan pengetahuan. Namun berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
karya tulis ini adalah : a.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk tindak pidana di Pasar Modal; b.
Untuk mengetahui bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban pidana tindak Pidana Pasar Modal;
c. Untuk mengetahui bagaimana upaya Penegakan Hukum Pidana terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, yang berkaitan dengan Pasar Modal, selama ini;
d. Untuk mengetahui apa-apa saja sanksi-sanksi yang dapat diberikan dan
Penegakan Hukum terhadap tindak pidana di Pasar Modal Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
a. Secara teoritis, penulisan ini dapat dijadikan bahan kajian terhadap
perkembangan kegiatan di Pasar Modal Indonesia, khususnya mengenai penegakan hukum didalam Pasar Modal dalam praktek perekonomian.
Tulisan ini juga diharapkan dapat menambah literatur dan pengetahuan mengenai keberadaan kepastian hukum didalam di Pasar Modal.
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
b. Secara praktis adalah memberikan sumbangan pemikiran yuridis tentang
penegakan hukum didalam Pasar Modal dalam praktek perekonomian yang sangat berpengaruh dalam kegiatan di Pasar Modal, memberikan sumbangan
pemikiran dan pemahaman kepada para pembaca yang berminat untuk
mengetahui tentang Pasar Modal khususnya.
D. Keaslian Penulisan
Skripsi ini berjudul “Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal”. Sejauh pengamatan dan sepengetahuan penulis, materi yang dibahas
dalam skripsi ini belum pernah dijadikan judul maupun pembahasan dalam skripsi yang sudah ada terdahulu, sehingga penulis tertarik mengangkat judul diatas serta
permasalahannya sebagai judul dan pembahasan dalam skripsi ini.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Penegakan Hukum Hukum adalah sarana yang di dalamnya terkandung nilai-nilai atau
konsep-konsep tentang keadilan, kebenaran, kemanfaatan sosial dan kandungan hukum ini bersifat abstrak. Penegakan hukum pada hakekatnya merupakan
penegakan ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak itu. Penegakan hukum secara konkret merupakan berlakunya hukum positif dalam praktek sebagaimana
seharusnya dipatuhi. Oleh karena itu memberikan keadilan dalam suatu perkara berarti memutuskan perkara dengan menerapkan hukum dan menemukan hukum
secara nyata dalam mempertahankan dan menjamin dipatuhinya hukum materiel
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
dengan menggunakan cara prosedural yang ditetapkan oleh hukum formal. Penegakan hukum merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal. Oleh
karena itu keberhasilan penegakan hukum akan dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Pada dasarnya ada 5 lima faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, yaitu :
1 Faktor hukumnya sendiri;
2 Faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun yang
menerapkan hukum; 3
Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum; 4
Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku dan diterapkan;
5 Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia dalam pergaulan hidup.
7
Penegakan hukum khususnya hukum pidana apabila dilihat dari suatu proses kebijakan maka penegakan hukum pada hakekatnya merupakan penegakan
kebijakan melalui beberapa tahap, yaitu : a. Tahap Formulasi;
b. Tahap Aplikasi; c. Tahap Eksekusi;
Dapatlah dikatakan bahwa ketiga tahap kebijakan penegakan hukum pidana tersebut terkandung didalamnya tiga kekuasaan atau kewenangan, yaitu
kekuasaan Legislatif pada tahap formulasi, yaitu kekuasaan legeslatif dalam menetapkan atau merumuskan perbuatan apa yang dapat dipidana dan sanksi apa
7
Soerjono Seokanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta : Rajawali Press, 1983, hal. 4-5.
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
yang dapat dikenakan. Pada tahap ini kebijakan legeslatif ditetapkan sistem pemidanaan, pada hakekatnya sistem pemidanaan itu merupakan sistem
kewenangan atau kekuasaan menjatuhkan pidana. Yang kedua adalah kekuasaan Yudikatif pada tahap aplikasi dalam menerapkan hukum pidana, dan kekuasaan
Eksekutif pada tahap Eksekusi dalam hal melaksanakan hukum pidana.
8
Penegakan hukum dalam negara dilakukan secara preventif dan represif.
9
Penegakan secara preventif diadakan untuk mencegah agar tidak dilakukan pelanggaran hukum oleh warga masyarakat dan tugas ini pada umumnya
diberikan pada badan-badan eksekutif dan kepolisian. Undang-Undang adalah sebagai sarana penegakan hukum yang paling optimal, sebab Undang-Undang
merupakan cerminan dari Pemerintah untuk mengatur kehidupan bermasyarakat.
10
Penegakan hukum represif pada tingkat operasional didukung dan melalui berbagai lembaga yang secara organisatoris terpisah satu dengan yang lainnya,
namun tetap berada dalam kerangka penegakan hukum. Pada tahap pertama, Dapat ditunjuk pula pengadilan seperti dalam yurisdiksi volunter, dan Kejaksaan
misalnya dengan tugas PAKEM-nya, melakukan penegakan hukum preventif. Sedangkan penegakan hukum represif dilakukan apabila usaha preventif telah
dilakukan ternyata masih juga terdapat usaha pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum harus ditegakkan secara represif oleh alat-alat penegak hukum yang diberi
tugas yustisionil.
8
Barda Nawani Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Hukum dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2005, hal. 30.
9
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana, Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2005, hal. 111.
10
Padamu Negeri “Optimalisasi Penegakan Hukum di Bidang Tekhnologi Informasi” Metro tv : 09 Agustus 2007 Pukul : 20.00 Wib.
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
penegakan hukum represif diawali dari Lembaga Kepolisian, berikutnya Kejaksaan, kemudian diteruskan ke Lembaga Pengadilan dan berakhir pada
Lembaga Pemasyarakatan. Penegakan hukum yang berkeadilan sarat dengan landasan etis dan moral.
Penegasan ini bukanlah tidak beralasan, selama kurun waktu lebih dari empat Dasawarsa bangsa ini hidup dalam ketakutan, ketidakpastian hukum dan hidup
dalam intimitas yang tidak sempurna antara sesamanya. Apa yang sesungguhnya dialami tidak lain adalah pencabikan moral bangsa sebagai akibat dari kegagalan
bangsa ini dalam menata manajemen Pemerintahannya yang berlandaskan hukum. Penegakan hukum adalah proses yang tidak sederhana, karena di dalamnya
terlibat subjek hukum yang mempersepsikan hukum menurut kepentingan masing-masing, faktor moral sangat berperan dalam menentukan corak hukum
suatu bangsa. Hukum dibuat tanpa landasan moral dapat dipastikan tujuan hukum yang berkeadilan tidak mungkin akan terwujud.
11
Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan barangsiapa yang melakukannya. Marshall mengatakan suatu tindak pidana adalah
perbuatan omisi yang dilarang oleh hukum untuk melindungi masyarakat, dan dapat dipidana berdasarkan prosedur hukum yang berlaku. Dalam pengertian-
pengertian tersebut diatas, unsur kesalahan telah dikeluarkan, sehingga tindak pidana pada hakekatnya adalah perbuatan saja. Perbuatan di sini kelakuan dan
akibatnya. Kelakuan juga terdiri dari melakukan sesuatu komisi dan tidak melakukan sesuatu omisi. Dengan demikian, tindak pidana merupakan
perbuatan melakukan sesuatu, perbuatan tidak melakukan sesuatu, dan menimbulkan akibat, yang dilarang oleh Undang-Undang.
2. Pengertian Tindak Pidana
12
11
M. Husni, Moral dan Keadilan Sebagai Landasan Penegakan Hukum Yang Responsif, Jurnal Equality : 2006, hal. 1.
12
Chairul Huda Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Jakarta : Prenada Media, 2005, hal. 28.
Dapat ditegaskan, sepanjang berkenaan dengan perumusan definisi tindak pidana, pikiran-pikiran
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
untuk memisahkan tindak pidana dari pertanggungjawaban pidana telah menjadi bagian pembaruan hukum pidana Indonesia, dengan diadopsi dari dalam
Rancangan KUHP. Pasal 1 ayat 1 KUHP menghendaki penentuan tindak pidana hanyalah
berdasar suatu ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Sekalipun dalam Rancangan KUHP prinsip ini sedikit banyak di simpangi, tetapi penentuan tindak
pidana berdasarkan Peraturan Perundang-undangan masih merupakan inti ketentuan tersebut. Berarti dengan demikian, dapat dikatakan Nullum Crimen Sine
Lege dan Nulla Poena Sine Lege merupakan prinsip utama dari azas legalitas, sehingga penyimpangan sejauh mungkin dapat dihindari.
13
Tindak pidana pada awalnya berisi mengenai larangan terhadap perbuatan. Dengan demikian dalam delik omisi , larangan ditujukan kepada tidak diturutinya
Suatu tindak pidana karena isinya berisi rumusan tentang perbuatan yang dilarang dan ancaman pidana
terhadap orang yang melarang aturan atau larangan yang telah ada. Jadi, kedua rumusan tersebut yaitu tentang dilarangnya suatu perbuatan dan ancaman pidana
bagi pemuatnya, tunduk kepada azas legalitas. Artinya, kedua rumusan tersebut harus ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan. Dalam hukum pidana
Indonesia, sebagaimana di negara-negara civil law lainnya, tindak pidana pada umumnya dirumuskan dalam kodefikasi. Namun walaupun demikian, sejauh ini
tidak terdapat ketentuan dalam KUHP maupun Peraturan Perundang-undangan lainnya, yang menyebutkan secara terperinci mengenai cara bagaimana
merumuskan suatu tindak pidana.
13
Ibid hal. 29.
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
perintah, berarti dengan kata lain norma hukum pidana berisikan suatu rumusan tentang perintah untuk melakukan sesuatu. Dalam hal tindak pidana materiel
larangan ditujukan kepada penimbulan akibat. 3. Pengertian Pasar Modal dan Tujuan Pasar Modal
a Pengertian Pasar Modal; Pengertian Pasar Modal sebagaimana pasar pada umumnya yaitu
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Di sini yang diperjualbelikan adalah modal atau dana. Jadi Pasar Modal mempertemukan penjual modal atau
dana dengan pembeli modal atau dana yang lazim disebut Investor. Pembeli dana atau modal adalah mereka, baik perorangan maupun kelembagaan atau badan
usaha yang menyisihkan kelebihan dan atau uangnya untuk usaha yang bersifat produktif. Sedangkan penjual modal atau dana adalah perusahaan yang
memerlukan dana atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.
14
Pengertian modal dapat dibedakan: 1 barang modal capital goods seperti tanah, bangunan, gedung, mesin. 2 modal uang fund yang berupa
financial assets.
15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Pasar Modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana
jangka panjang atau pusat keuangan, bank dan firma yang meminjamkan uang secara besar-besaran atau pasar atau bursa modal yang memperjualbelikan surat
berharga yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.
16
14
Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Jakarta: IBLAM, 2005, hal. 1
15
M. Irsan Nasarudin Indra Surya, Op. , Cit, hal.10
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga, Jakarta : Balai Pustaka, 2005, hal. 833.
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
b Tujuan Pasar Modal Salah satu tatanan hukum yang diperlukan dalam menunjang
pembangunan ekonomi adalah adanya ketentuan di bidang Pasar Modal yang pada saat ini berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995. Dengan lahirnya
Undang-Undang tentang Pasar Modal ini diharapkan Pasar Modal dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam upaya meningkatkan
pembangunan nasional khususnya sasaran pada pembangunan bidang Ekonomi Indonesia.
Pada dasarnya Pasar Modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
dan stabilitas ekonomi nasional kearah yang lebih baik yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat.
17
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Pasar Modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia
usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain Pasar Modal juga merupakan wahana investigasi bagi
masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. Salah satu tujuan dari eksistensi Hukum Pasar Modal adalah agar dapat
mengamankan investasi dari pihak pemodal. Investasi itu sendiri baru dianggap aman jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
17
C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1997, hal. 38.
M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009
1. Likuidnya efek;
2. Unsur keamana terhadap pokok prinsipal yang ditanam;
3. Unsur rentabilitas atau stabilitas dalam mendapatkan return of
invesment.
18
Di negara yang menganut sistem ekonomi pasar, Pasar Modal merupakan tolak ukur dan kemajuan ekonomi Negara yang bersangkutan, sebab Pasar Modal
dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahan-perusahaan di negara tersebut. Karena itu sudah sepantasnya Pasar Modal dapat memainkan peranan
penting dalam suatu perkembangn ekonomi di suatu negara.
F. Metode Penelitian