Latar Belakang Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal

M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu globalisasi tidak dapat dielakkan lagi, isu ini terus berkembang dan semakin terasa wujudnya. Dampaknya pada perkembangan ekonomi dunia juga semakin terlihat, hal ini didukung oleh pesatnya perkembangan tekhnologi komunikasi yang merambah sampai ke segala bidang termasuk bidang ekonomi dan keuangan. Berbagai perusahaan dengan giat melakukan ekspansi dengan memperluas usahanya memasuki ekonomi global sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia yang semakin meningkat. Peningkatan kegiatan ekspansi perusahaan-perusahaan di tingkat global ini tentunya membutuhkan dana yang sangat besar, maka perusahaan-perusahaan semakin giat mencari sumber-sumber yang dapat menyediakan dana dalam jumlah yang besar. Untuk itu pandangan para pemilik perusahaan diarahkan ke Pasar Modal baik yang ada di negara sendiri maupun di negara orang lain. Hal tersebut menyebabkan semakin maraknya kegiatan di Pasar Modal di hampir seluruh negara, dan juga mempermudah masuknya investasi dari suatu negara ke negara lain. Berbagai perusahaan dari suatu negara menjual sahamnya di Pasar Modal negara-negara lain untuk mendapatkan tambahan dana, ini berarti pemodal investor dari suatu negara dapat ikut melakukan investasi dan memiliki modal perusahaan-perusahaan yang didirikan di negara lain. Di Pasar Modal, para M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 pemodal dapat melakukan investasi melalui pemilikan berbagai surat-surat berharga baik yang bersifat penyertaan saham maupun yang bersifat pinjaman obligasi serta berbagai instrumen derivatif. Investasi di Pasar Modal merupakan penanaman modal di bidang aset keuangan yang pada dasarnya mengharapkan suatu hasil atas efek yang dibeli. Walaupun demikian, perlu diperhatikan bahwa pilihan investasi selalu harus mempertimbangkan tingkat harapan keuntungan di satu sisi dan tingkat risiko di sisi lain. 1 Kegiatan Pasar Modal apabila diukur lebih merupakan objek hukum, artinya para ahli hukum perlu lebih banyak tampil. Hukum yang mengatur kegiatan Pasar Modal mencakup ketentuan mengenai persyaratan perusahaan yang menawarkan saham atau obligasinya kepada masyarakat, ketentuan pedagang perantara, profesi penunjang, lembaga penunjang, perlindungan investor serta aturan main di Pasar Modal. Pelanggaran terhadap aturan main Di sini pemilik tidak turut campur tangan dalam aktivitas sehari-hari tetapi mereka lebih berkepentingan pada dividen dan keuntungan modal capital gain dari dalam perusahaan tersebut. Investor sewaktu-waktu secara cepat dapat pindah dari suatu perusahaan ke perusahaan lain sesuai dengan keinginannya. Dalam praktek di Pasar Modal terdapat berbagai pihak yang terlibat, dan pada konsepnya keterlibatan para pihak tersebut adalah untuk mencari keuntungan. Dalam konsep yang demikian bukan tidak berarti para pihak memanfaatkan berbagai keadaan demi tujuannya di Pasar Modal. 1 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Bandung : Alumni, 2005, hal. 4. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 dalam transaksi efek sering disebabkan karena lemahnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola bursa maupun pengawas bursa, sehingga apabila terjadi pelanggaran transaksi efek baik karena manipulasi, informasi yang menyesatkan maupun insider trading sulit terdeteksi secara dini. 2 a. Keterbukaan informasi, Yang merupakan target yuridis dari pengaturan hukum terhadap Pasar Modal pada pokoknya adalah sebagai berikut: b. Profesionalisme dan tanggung jawab para pelaku Pasar Modal; c. Pasar yang tertib dan modern; d. Efisiensi; e. Kewajaran; f. Perlindungan investor. 3 Perkembangan dan kemajuan suatu Pasar Modal sangat ditentukan oleh adanya kepastian hukum bagi para pelakunya, terutama masyarakat investor. Investor tidak termotivasi untuk memasuki Pasar Modal Indonesia jika pasar yang bersangkutan tidak memiliki perangkat aturan yang menjamin perlindungan, kepastian hukum, dan keadilan. Apalagi bisnis di Pasar Modal adalah bisnis yang mengandalkan kepercayaan. Kepercayaan itu akan lebih aman dan terjamin jika dipayungi oleh peraturan yang jelas dan mengikat, atau lebih dikenal dengan kepastian hukum. 4 2 Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 4. 3 Ibid., hlm. 13 4 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Prenada Media, 2003, hal. 44. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 Keterbukaan informasi dalam Pasar Modal terutama keterbukaan terhadap fakta material adalah merupakan persoalan inti dan jiwa dari Pasar Modal, karena prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Keterbukaan informasi dalam hukum Pasar Modal dapat diibaratkan sebagai seorang gadis cantik dan mulus yang memakai rok mini. Artinya, rok yang dipakainya tidak terlalu pendek, sehingga dapat menampilkan hal yang sangat vital, yang merupakan suatu rahasia perusahaan, karena itu dapat merangsang si pesaing untuk melakukan hal-hal yang merugikan perusahaan, sebab tidak semua fakta dan data yang ada dalam perusahaan harus diinformasikan kepada publik. 5 Transparansi dalam perdagangan saham berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. 6 Hukum berfungsi untuk menciptakan dan menjaga ketertiban serta kedamaian di dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu terdapat adagium “Ibi Ius Ibi Societas”, dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Dalam perkembangan hukum, dikenal dua jenis hukum yaitu Hukum Privat dan Hukum Publik. Dimana Hukum Privat mengatur mengenai hubungan antara orang sedangkan Hukum Publik mengatur mengenai hubungan antara negara dengan individu. Perkembangan hukum berkaitan erat dengan perkembangan masyarakat. Menurut Mazhab Jerman, perkembangan hukum akan selalu tertinggal dari Dalam hal ini suatu perdagangan dapat dikatakan efisien apabila pihak yang berkepentingan dengan perdagangan tersebut dapat melakukan perdagangan dengan mudah, cepat, dan biaya yang relatif murah. 5 Munir Fuady, Op. , Cit. hal. 78. 6 Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Jakarta : Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Pasca Sarjana, 2001, hal. 8. M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 perkembangan masyarakat. Perkembangan di dalam masyarakat menyebabkan pula perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap hukum. Kondisi demikian mendorong terjadinya perkembangan di bidang Hukum Privat maupun Hukum Publik. Kegiatan yang pesat di bidang Ekonomi misalnya menurut sebagian masyarakat menyebabkan peraturan yang ada di bidang perekonomian tidak lagi dapat mengikuti dan mengakomodir kebutuhan hukum di bidang ini, sehingga dibutuhkan aturan yang baru di bidang Hukum Ekonomi. Hukum Ekonomi Keuangan merupakan salah satu bagian dari Hukum Ekonomi yang salah satu aspeknya mengatur mengenai kegiatan di bidang Pasar Modal. Marzuki Usman menyatakan Pasar Modal sebagai pelengkap di sektor keuangan terhadap 2 dua lembaga lainnya yaitu Bank dan Lembaga Pembiayaan. Pasar Modal merupakan tempat dimana dunia Perbankan dan Asuransi meminjamkan dananya yang menganggur, dengan perkataan lain, Pasar Modal merupakan sarana moneter penghubung antara pemilik modal masyarakat atau investor dengan peminjam dana pengusaha atau pihak emiten. Keberadaan Pasar Modal menyebabkan semakin maraknya kegiatan ekonomi, sebab kebutuhan keuangan Financial Need pelaku kegiatan ekonomi, baik perushaan- perusahaan swasta, individu maupun Pemerintah dapat diperoleh melalui Pasar Modal. Dalam Undang-Undang Pasar Modal atau disingkat UUPM, selain dimuat sanksi Perdata dan Sanksi Administrasi, juga dilengkapi dengan sanksi Pidana yang diatur dalam Bab XV tentang “Ketentuan Pidana” Pasal 103 – Pasal 110. Perumusan sanksi pidana dalam Undang-Undang Pasar Modal ini dimaksudkan M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 untuk mengantisipasi pelanggaran hukum tindak pidana Pasar Modal, baik yang berkualifikasi sebagai kejahatan maupun sebagai pelanggaran. Usaha penanggulangan kejahatan dengan menggunakan hukum pidana pada hakekatnya juga merupakan bagian dari usaha penegakan hukum penegakan hukum pidana. Namun meskipun telah dikeluarkan Undang-Undang yang mengatur tentang segala kegiatan di Pasar Modal, masih saja terdapat pihak-pihak yang tidak mengindahkan peraturan yang ada tersebut. Akan selalu ditemui dalam kenyataan dilapangan para pelaku di Pasar Modal melakukan kejahatan dan pelanggaran demi untuk menguntungkan diri sendiri maupun kelompoknya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa politik atau kebijakan hukum pidana merupakan pula bagian dari kebijakan penegakan hukum Low Enforcement Policy. Penegakan hukum pidana yang rasional, terdiri atas tiga tahap, mencakup tahap formulasi oleh pembentuk Undang-Undang yang terkait dengan perbuatan pidana berikut sanksinya, tahap aplikasi yang merupakan tahap penerapan oleh Kepolisian sebagai penyelidik dan penyidik, Kejaksaan sebagai penuntut, dan Kehakiman sebagai aparat yang mengadili dan memutuskan, serta tahap eksekusi oleh aparat eksekusi. Dalam skripsi ini, maka yang difokuskan adalah yang berkaitan dengan kebijakan kriminal dengan menggunakan sarana hukum pidana, khusus pada tahap formulatif dan pada tahap aplikatif. Walaupun Undang-Undang Pasar Modal telah dilengkapi dengan aturan pidana dengan ancaman sanksi pidana yang berat, namun kenyataannya masih saja ada pelaku-pelaku ekonomi yang nakal, seperti adanya dugaan persekongkolan yang dilakukan oleh 7 tujuh perusahaan efek, dalam M. Budi Ibrahim : Tinjauan Juridis Atas Tindak Pidana Pasar Modal, 2007. USU Repository © 2009 menentukan harga saham yang mengakibatkan anjloknya harga saham dibursa efek Jakarta sebagaimana diungkapkan oleh ketua Bapepam di SCTV, pada tanggal 14 Januari 2004 atau kasus anjloknya harga saham PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. pada bulan Agustus 2006. Berdasarkan uraian diatas, maka menarik untuk dikaji permasalahan hukum dari tindak pidana Pasar Modal, sebagaimana yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

B. Perumusan Masalah