Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
serta melaporkan kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan setempat
47
Pasal 7 Kepmennakertrans No. 220MENX2004 menyatakan: .
a. Perusahaan pemberi pekerjaan yang telah menyerahkan pelaksanaan
sebagian pekerjaan kepada perusahaan pemborong pekerjaan sebelum ditetapkan Keputusan Menteri ini tetap melaksanakan perjanjian
penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan pemborongan pekerjaan sebagaimana telah diperjanjikan sampai berakhirnya perjanjian
pemborongan pekerjaan tersebut.
b. Dalam hal perjanjian pemborongan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 berakhir, maka selanjutnya menyesuaikan dengan Keputusan Menteri ini
48
D. Hubungan Hukum Antara Tenaga Kerja Outsourcing Dengan Perusahaan
Pengguna Jasa Tenaga Kerja Outsourcing
Hubungan hukum antara tenaga kerja outsourcing dengan perusahaan pengguna jasa tenaga kerja outsourcing tidak dapat dilepaskan dari hubungan
hukum antara perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh perusahaan outsourcing dengan perusahaan pengguna jasa tenaga kerjaburuh.
.
Karyawan pada perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh karyawan outsourcing menandatangani perjanjian kerja dengan perusahaan penyedia jasa
pekerjaburuh sebagai dasar hubungan ketenagakerjaannya
49
. Dalam perjanjian kerja tersebut disebutkan bahwa karyawan ditempatkan dan bekerja di perusahaan
pengguna jasa pekerjaburuh
50
47
Pasal 6 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004
48
Pasal 7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004
49
Berdasarkan Pasal 65 ayat 6 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
.
50
JURNAL HUKUM, Pan Mohamad Faiz, Outsourcing ALIH DAYA dan Pengelolaan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Tinjauan Yuridis Terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, www.jurnalhukum.com
, diakses tanggal 14 Maret 2008
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
Perjanjian dalam penyerahan sebagian pekerjaan pada pihak lain atau outsourcing tidak semata-mata hanya mendasarkan pada asas kebebasan
berkontrak sesuai pasal 1338 KUH Perdata, namun juga harus memenuhi ketentuan ketenagakerjaan, yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Dimana
dalam penyediaan jasa pekerja ada 2 tahapan yang harus dilalui yaitu: 1.
Perjanjian antara perusahaan pemberi pekerjaan pengguna jasa tenaga kerjaburuh dengan perusahaan penyedia jasa
pekerjaburuh sebagaimana diatur dalam Pasal 65 ayat 1 dan 2 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yaitu
51
a. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
lain dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis
:
b. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
i. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;
ii. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak
langsung dari pemberi pekerjaan; iii.
Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan
iv. Tidak menghambat proses produksi secara langsung.
2. Perjanjian perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh dengan
karyawan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh untuk kegiatan penunjang perusahaan yang harus memenuhi syarat
sebagaimana diatur dalam pasal 66 ayat 2 butir a, b, dan c
51
Pasal 65 ayat 1 dan 2 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu
52
a. Adanya hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan
penyedia jasa pekerjaburuh :
b. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja
sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 danatau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak
c. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta
perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh.
Dengan adanya 2 dua perjanjian tersebut maka walaupun karyawan sehari-hari bekerja di perusahaan pemberi pekerjaanpengguna jasa pekerjaburuh
namun ia tetap berstatus sebagai karyawan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh karyawan outsourcing. Pemenuhan hak-hak karyawan seperti
perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul tetap merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh.
Karyawan outsourcing walaupun secara organisasi berada dibawah perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh perusahaan outsourcing, namun pada
saat recruitment, karyawan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari pihak perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh perusahaan pengguna jasa outsourcing.
Dari hubungan ini timbul suatu permasalahan hukum, dimana karyawan outsourcing dalam penempatannya pada perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh
perusahaan pengguna jasa outsourcing harus tunduk pada Peraturan Perusahaan peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat
52
Pasal 66 ayat 2 butir a, b, dan c Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
kerja dan tata tertib perusahaan
53
atau Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku pada perusahaan pengguna jasa outsourcing tersebut, sementara secara hukum
tidak ada hubungan kerja antara keduanya
54
Hal yang mendasari mengapa karyawan outsourcing harus tunduk pada peraturan perusahaan pemberi kerjapengguna jasa pekerja adalah
.
55
1. Karyawan tersebut bekerja di tempatlokasi perusahaan pemberi
kerja; :
2. Standard Operational Procedures SOP atau aturan kerja
perusahaan pemberi kerja harus dilaksanakan oleh karyawan, dimana semua hal itu tercantum dalam peraturan perusahaan
pemberi kerjapengguna jasa pekerja; 3.
Bukti tunduknya karyawan adalah pada Memorandum of Understanding MoU antara perusahaan penyedia jasa
pekerjaburuh dengan perusahan pemberi kerjapengguna jasa pekerja, dalam hal yang menyangkut norma-norma kerja, waktu
kerja dan aturan kerja. Untuk benefit dan tunjangan biasanya menginduk perusahaan penyedia jasa pekerja perusahaan
outsourcing. Dalam hal terjadi pelanggaran kerja yang dilakukan oleh pekerjaburuh
karyawan outsourcing, tidak ada kewenangan dari perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh untuk melakukan penyelesaian sengketa karena antara perusahaan
53
Pasal 1 angka 20 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
54
Lihat Pasal 65 ayat 6 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
55
JURNAL HUKUM, Pan Mohamad Faiz, Outsourcing ALIH DAYA dan Pengelolaan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Tinjauan Yuridis Terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, www.jurnalhukum.com
, diakses tanggal 14 Maret 2008
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
pengguna jasa pekerjaburuh perusahaan pengguna jasa outsourcing dengan karyawan outsourcing secara hukum tidak mempunyai hubungan kerja
56
Peraturan perusahaan berisi tentang ,
sehingga yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan tersebut adalah perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh, walaupun peraturan yang dilanggar
adalah peraturan perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh. hak dan kewajiban antara perusahaan
pengguna jasa pekerjaburuh dengan karyawan outsourcing. Hak dan kewajiban menggambarkan suatu hubungan hukum antara pekerja dengan perusahaan,
dimana kedua pihak tersebut sama-sama terikat perjanjian kerja yang disepakati bersama. Sedangkan hubungan hukum yang ada adalah antara perusahaan
penyedia jasa pekerjaburuh perusahaan outsourcing dengan perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh perusahaan pengguna jasa outsourcing, berupa
perjanjian penyediaan pekerja atau pemborongan pekerjaan
57
Perusahaan pengguna jasa outsourcing dengan karyawan outsourcing tidak memiliki hubungan kerja secara langsung, baik dalam bentuk perjanjian
kerja waktu tertentu PKWT maupun perjanjian kerja waktu tak tertentu PKWTT. Apabila ditinjau dari terminologi hakikat pelaksanaan Peraturan
Perusahaan, maka peraturan perusahaan dari perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh tidak dapat diterapkan untuk karyawan outsourcing karena tidak
adanya hubungan kerja. Hubungan kerja yang terjadi adalah hubungan kerja antara karyawan outsourcing dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh
.
56
Lihat Pasal 66 ayat 2 butir c Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
57
Lihat Pasal 65 ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
perusahaan outsourcing
58
Maksud dan tujuan dari pendirian perseroan komanditer ini adalah , sehingga seharusnya karyawan outsourcing
menggunakan peraturan perusahaan outsourcing, bukan peraturan perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh perusahaan pengguna jasa outsourcing.
BAB IV PERLINDUNGAN DAN JAMINAN HUKUM PEKERJA OUTSOURCING
DI CV MULIA DHARMA
A. Deskripsi singkat CV. Mulia Dharma
CV. Mulia Dharma berkedudukan di Kota Medan, tepatnya di Jl. Titi Pahlawan, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Kotamadya Medan.
CV. Mulia Dharma berdiri berdasarkan akta pendirian Perseroan Komanditer C.V. MULIA DHARMA yang dibuat dan disahkan oleh NotarisPenjabat Pembuat
Akta Tanah, Alina Hanum Nasution S.H. pada tanggal 29 duapuluh sembilan bulan Mei tahun 2001.
59
58
Lihat pasal 66 ayat 2 butir a Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
: