Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
dan juga memperoleh keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara termasuk bagi para pekerjaburuh yang merupakan komponen terbesar dari bangsa
Indonesia. Lebih lanjut perlindungan terhadap pekerjaburuh walaupun tidak secara
tegas menyebutkan pekerjaburuh itu juga dapat dilihat dalam beberapa pasal yang ada dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yaitu:
1. Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” Pasal ini memberikan jaminan dan menjadi dasar hukum bagi setiap warga
negara dalam hal ini pekerjaburuh untuk mendapatkan pekerjaan yang akan memberikan penghidupan untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan
bermartabat sebagai manusia. 2.
Pasal 28 yang berbunyi: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang” Pasal ini memberikan jaminan dan menjadi dasar hukum bagi
pekerjaburuh untuk membentuk ataupun menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh di perusahaan tempat pekerjaburuh bekerja, dimana serikat pekerjaserikat
buruh adalah sebagai sarana para pekerjaburuh untuk memperjuangkan hak-hak dasar mereka sebagai buruhpekerja.
B. Perlindungan Atas PekerjaBuruh Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 tiga macam, yaitu :
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
1. Perlindungan Ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja diluar kehendaknya.
2. Perlindungan Sosial, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
jaminan kesehatan kerja, kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.
3. Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
keamanan dan keselamatan kerja
20
Perlindungan tenaga kerja sangat mendapat perhatian dalam hukum ketenagakerjaan. Objek perlindungan tenaga kerja menurut Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan meliputi .
21
1. Perlindungan atas hak-hak dalam hubungan kerja.
:
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang mengatur hal ini diantaranya adalah:
a. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan pasal 5. b.
Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha pasal 6.
c. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh danatau
meningkatkan danatau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui
pelatihan kerja pasal 11.
20
Asikin, Zainal, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 1993, hal 76
21
Abdul Khakim, Op Cit, hal 106
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
d. Setiap pekerjaburuh memiliki kesempatan yang sama untuk
mengikuti pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya pasal 12 ayat 3.
e. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja
setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja
swasta, atau pelatihan di tempat kerja pasal 18 ayat 1. 2.
Perlindungan atas hak-hak dasar pekerjaburuh untuk berunding dengan pengusaha, dan mogok kerja.
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang mengatur hal ini diantaranya adalah:
a. Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 lima puluh orang
pekerjaburuh atau lebih wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit pasal 106 ayat 1.
b. Lembaga kerjasama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat
1 berfungsi sebagai forum komunikasi, dan konsultasi mengenai hal ketenagakerjaan di perusahaan pasal 106 ayat
2. c.
Susunan keanggotaan lembaga kerjasama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri dari unsur pengusaha dan unsur
pekerjaburuh yang ditunjuk oleh pekerjaburuh secara demokratis untuk mewakili kepentingan pekerjaburuh di
perusahan yang bersangkutan pasal 106 ayat 3.
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
d. Perjanjian kerja bersama dibuat oleh serikat pekerjaserikat
buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa
pengusaha pasal 116 ayat 1. e.
Penyusunan perjanjian kerja bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan secara musyawarah pasal 116 ayat
2. f.
Mogok kerja sebagai hak dasar pekerjaburuh dan serikat pekerjaserikat buruh dilakukan secara sah, tertib dan damai
sebagai akibat gagalnya perundingan pasal 137. g.
Siapapun tidak dapat menghalang-halangi pekerjaburuh dan serikat pekerjaburuh untuk menggunakan hak mogok kerja
yang dilakukan secara sah, tertib dan damai pasal 143 ayat 1.
h. Siapapun dilarang melakukan penangkapan danatau penahanan
terhadap pekerjaburuh dan pengurus serikat pekerjaserikat buruh yang melakukan mogok kerja secara sah, tertib, dan
damai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pasal 143 ayat 2.
3. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang mengatur hal ini diantaranya adalah:
Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008.
USU Repository © 2009
a. Setiap pekerjaburuh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas i.
keselamatan dan kesehatan kerja; ii.
moral dan kesusilaan; dan iii.
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama pasal 86 ayat 1.
b. Untuk melindungi keselamatan pekerjaburuh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja pasal 86 ayat 2.
c. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan pasal 87 ayat 1.
C. Perlindungan Atas PekerjaBuruh Menurut Perspektif Hak Asasi Manusia Tentang Kerja