Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 Kepmennakertrans No.220MENX2004

Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008. USU Repository © 2009 a. Pekerjaburuh dari perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. b. Penyedia jasa pekerjaburuh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat sebagai berikut: i. Adanya hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh; ii. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 danatau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibiat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak; iii. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh; dan iv. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh dan perusahaan lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh dibuat secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. c. Penyedia jasa pekerjaburuh merupakan bentuk usaha yang berbadan hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. d. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2 huruf a, huruf b, dan huruf d serta ayat 3 tidak terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh beralih menjadi hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan pemberi pekerjaan.

3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 Kepmennakertrans No.220MENX2004

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 memberikan penambahan syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain sebagai pelaksanaan dari Pasal 65 ayat 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Dalam Kepmennakertrans No.220MENX2004 ini terdapat beberapa pasal yang memberikan penambahan syarat-syarat penyerahan sebagian Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008. USU Repository © 2009 pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain yaitu pasal 2 terdiri dari 2 ayat, pasal 3 terdiri dari 4 ayat, pasal 4 terdiri dari 3 ayat, pasal 5, pasal 6 terdiri dari 3 ayat, dan pasal 7 terdiri dari 2 ayat. Pasal 2 Kepmennakertrans No. 220MENX2004 menyatakan: a. Syarat kerja yang diperjanjikan dalam PKWT, tidak boleh lebih rendah daripada ketentuan dalam perundang-undangan yang berlaku. b. Menteri dapat menetapkan ketentuan PKWT khusus untuk sektor usaha dan atau pekerjaan tertentu 43 Pasal 3 Kepmennakertrans No. 220MENX2004 menyatakan: . a. perusahaan pemberi pekerjaan akan menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan pemborong pekerjaan harus diserahkan kepada perusahaan yang berbadan hukum. b. Ketentuan mengenai berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dikecuali bagi: i. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak di bidang pengadaan barang; ii. Perusahaan pemborong pekerjaan yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan dan perbaikan serta jasa konsultasi yang dalam melaksanakan pekerjaan tersebut mempekerjakan pekerjaburuh kurang dari 10 sepuluh orang. c. Apabila perusahaan pemborong pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 akan menyerahkan lagi sebagian pekerjaan yang diterima dari perusahaan pemberi pekerjaan, maka penyerahan tersebut dapat diberikan kepada perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum. d. Dalam hal perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 tidak melaksanakan kewajibannya memenuhi hak-hak pekerjaburuh dalam hubungan kerja maka perusahaan yang berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban tersebut 44 Pasal 4 Kepmennakertrans No. 220MENX2004 menyatakan: a. Dalam hal di satu daerah tidak terdapat perusahaan pemborong pekerjaan yang berbadan hukum atau terdapat perusahaan pemborong pekerjaan berbadan hukum tetapi tidak memenuhi kualifikasi untuk dapat melaksanakan sebagian pekerjaan dari perusahaan pemberi pekerjaan, maka penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan dapat diserahkan pada perusahaan pemborong pekerjaan yang bukan berbadan hukum. 43 Pasal 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 44 Pasal 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008. USU Repository © 2009 b. Perusahaan penerima pemborongan pekerjaan yang bukan berbadan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 bertanggung jawab memenuhi hak-hak pekerjaburuh yang terjadi dalam hubungan kerja antara perusahaan yang bukan berbadan hukum tersebut dengan pekerjanyaburuhnya. c. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus dituangkan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan antara perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan pemborong pekerjaan 45 Pasal 5 Kepmennakertrans No. 220MENX2004 menyatakan: . “Setiap perjanjian pemborongan pekerjaan wajib memuat ketentuan yang menjamin terpenuhinya hak-hak pekerjaburuh dalam hubungan kerja sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan” 46 a. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan pemborong pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut: . Pasal 6 Kepmennakertrans No. 220MENX2004 menyatakan: i. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan; ii. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang cara melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan; iii. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, artinya kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan alur kegiatan kerja perusahaan pemberi pekerjaan; iv. Tidak menghambat proses produksi secara langsung artinya kegiatan tersebut adalah merupakan kegiatan tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan sebagaimana biasanya. b. Perusahaan pemberi pekerjaan yang akan menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaannya kepada perusahaan pemborong pekerjaan wajib membuat alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan. c. Berdasarkan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 perusahaan pemberi pekerjaan menetapkan jenis- jenis pekerjaan yang utama dan penunjang berdasarkan ketentuan ayat 1 45 Pasal 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 46 Pasal 5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008. USU Repository © 2009 serta melaporkan kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan setempat 47 Pasal 7 Kepmennakertrans No. 220MENX2004 menyatakan: . a. Perusahaan pemberi pekerjaan yang telah menyerahkan pelaksanaan sebagian pekerjaan kepada perusahaan pemborong pekerjaan sebelum ditetapkan Keputusan Menteri ini tetap melaksanakan perjanjian penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan pemborongan pekerjaan sebagaimana telah diperjanjikan sampai berakhirnya perjanjian pemborongan pekerjaan tersebut. b. Dalam hal perjanjian pemborongan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 berakhir, maka selanjutnya menyesuaikan dengan Keputusan Menteri ini 48

D. Hubungan Hukum Antara Tenaga Kerja Outsourcing Dengan Perusahaan