Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pengaturan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Menurut Beberapa Peraturan

Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008. USU Repository © 2009 i. Jika hasil pekerjaan diluar kelalaian dari pihak pemborong, musnah sebelum penyerahan dilakukan dan tanpa adanya kelalaian dari pihak yang memborongkan untuk memeriksa dan menyetujui hasil pekerjaan tersebut maka pemborong tidak berhak atas harga yang dijanjikan kecuali jika barang itu musnah karena bahan-bahannya ada cacatnya. j. Jika pekerjaan yang diborongkan dilakukan secara potongan atau ukuran, maka hasil pekerjaan dapat diperiksa secara sebagian demi sebagian..

2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan sebagai dasar hukum diberlakukannya penyerahan sebagian pekerjaan pada pihak lain outsourcing membagi outsourcing menjadi dua bagian, yaitu: a. pemborongan pekerjaan dan; b. penyediaan jasa pekerjaburuh. Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, yang menyangkut penyerahan sebagian pekerjaan pada pihak lain outsourcing adalah pasal 64, pasal 65 terdiri dari 9 ayat, dan pasal 66 terdiri dari 4 ayat. Pasal 64 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 adalah dasar diizinkannya penyerahan sebagian pekerjaan pada pihak lain outsourcing. Dalam pasal 64 dinyatakan bahwa 40 40 Pasal 64 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan : Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008. USU Repository © 2009 “Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerjaburuh yang dibuat secara tertulis” Pasal 65 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 memuat beberapa ketentuan mengenai pelaksanaan penyerahan sebagian pekerjaan pada pihak lain outsourcing, diantaranya adalah 41 a. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis; : b. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut: i. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama; ii. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan; iii. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan iv. Tidak menghambat proses produksi secara langsung. c. Perusahaan lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus berbentuk badan hukum. d. Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerjaburuh pada perusahaan lain sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya sama dengan perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Perubahan danatau penambahan syarat-syarat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri. f. Hubungan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam perjanjian kerja secara tertulis antara perusahaan lain dan pekerjaburuh yang dipekerjakannya. Pasal 66 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 mengatur mengenai perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh, diantaranya adalah 42 41 Pasal 65 ayat 1 sampai 9 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 42 Pasal 66 ayat 1 sampai 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan : Lazarus D. Brahmana : Perlindungan Dan Jaminan Hukum Penyerahan Sebagian Pekerjaan Pada Pihak Lain Outsourcing Dalam Undang – Undang Study di CV Mulia Dharma, 2008. USU Repository © 2009 a. Pekerjaburuh dari perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh tidak boleh digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. b. Penyedia jasa pekerjaburuh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat sebagai berikut: i. Adanya hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh; ii. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 danatau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibiat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak; iii. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh; dan iv. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh dan perusahaan lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh dibuat secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. c. Penyedia jasa pekerjaburuh merupakan bentuk usaha yang berbadan hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. d. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2 huruf a, huruf b, dan huruf d serta ayat 3 tidak terpenuhi, maka demi hukum status hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh beralih menjadi hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan pemberi pekerjaan.

3. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 220MENX2004 Kepmennakertrans No.220MENX2004