Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
keberadaannya dan sekaligus dapat melakukan tugasnya berdasarkan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998
48
Pada dasarnya program penyehatan perbankan berbeda dengan fungsi pengawasan atas perbankan nasional yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia, sehingga penyehatan bank dianggap perlu dilaksanakan melalui lembaga lain. Diharapkan pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Bank Indonesia
yang semakin berat tidak terganggu oleh adanya program penyehatan perbankan dimaksud. Pembentukan badan khusus tersebut sama sekali tidak mengurangi
keberadaan Bank Indonesia, bahkan sebaliknya justru dimaksudkan untuk menunjang fungsi pengawasan yang diembannya . Bahkan, perlu atau tidaknya
pembentukan badan khusus tadi, semata-mata didasarkan atas penilaian Bank Indonesia. Program penyehatan bank tadi, sedari awal di desain berdasarkan
pemikiran bahwa efektivitasnya sangat tergantung pada pelaksanaan secara harmonis fungsi Bank Indonesia dan badan khusus maupun aparat penegak
hukum terkait lainnya .
49
Badan Penyehatan Perbankan Nasional bersifat sementara hanya untuk jangka waktu lima 5 tahun sejak tanggal 27 Februari 1999 Pasal 2 ayat 4
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Namun dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu
sepanjang masih diperlukan untuk menjalankan tugasnya .
1. Tugas dan Wewenang Badan Penyehatan Perbankan Nasional.
50
48
. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal. 116.
49
. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal 195.
50
. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal 118.
.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam menjalankan tugasnya BPPN telah mengembangkan strategi restrukturisasi yang sistematik dan menyeluruh, yaitu:
51
c. Restrukturisasi Hutang Perusahaan dan Asset Bank.
a. Penjaminan Kewajiban Bank Umum Melaksanakan program penjaminan pemerintah dengan tetap memperhatikan
beban pada anggaran dan tekanan pada neraca pembayaran. b. Restrukturisasi dan Penyehatan Bank.
Melakukan rekapitalisasi terhadap bank-bank yang telah lulus seleksi dan melakukan konsolidasi sektor melalui penggabungan dan penutupan bank-
bank yang tidak viable.
Melakukan penagihan dan restrukturisasi hutang perusahaan dan membantu menghidupkan kembali sektor rill.
d. Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham Bank.
Memaksimalkan pengembalian uang negara yang telah tersalur kepada bank- bank dengan mengalokasikan beban kepada pemegang saham pengendalinya
sehubungan dengan pelanggaran trhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK.
e. Penjualan Asset dan Pengembalian Uang Negara
51
. Badan Penyehatan Perbankan Nasional, Op. Cit, hal iii.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
Usaha pengembalian uang negara dilakukan dengan program divestasi dan penjualan aset yang terbagi menjadi tiga 3 kelompok yaitu:
1 ekuitas bank-bank
2 portofolio kredit dan aset perusahaan yang direstrukturisasi
3 aset perusahaan dan hutang milik pemegang saham pengendali bank-bank
dalam penyehatan dan aset hasil konversi hutang restrukturisasi menjadi modal.
Ada tiga 3 tugas pokok yang diberikan kepada badan khusus penyehat bank, yaitu:
52
a. Penyehatan bank yang diserahkan oleh Bank Indonesia
b. Penyelesaian aset bank, baik aset fisik maupun kewajiban debitor melalui
Unit Pengelola Aset Asset Management Unit. c.
Pengupayaan pengembalian uang negara yang telah tersalur kepda bank- bank.
Dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan Pasal 13 peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1999, Badan Penyehatan Perbankan Nasional dapat
bertindak:
53
a. Melakukan tindakan hukum atas aset dalam restrukturisasi danatau
kewajiban dalam restruturisasi.
52
. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal. 196
53
. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal.119.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
b. Membentuk divisi atau unit dalam Badan Penyehatan Perbankan Nasional
dengan wewenang yang ada pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional atas pembentukan danatau Penyertaan Modal Sementara dalam suatu
badan hukum untuk menguasai, mengelola, danatau melakukan tindakan kepemilikan atas aset dalam restrukturisasi, kewajiban dalam
resturkturisasi danatau kekayaan milik atau yang menjadi hak bank dalam penyehatan danatau Badan Penyehatan Perbankan Nasional.
c. Secara langsung atau tidak langsung melakukan tindakan hukum atas
sehubungan dengan debitur, bank dalam penyehatan, aset dalam restrukturisasi, kewajiban dalam restrukturisasi, danatau kekayaan yang
akan diserahkan atau dialihkan kepada BPPN, meskipun telah diatur secara lain dalam suatu kontrak perjanjian, atau peraturan perundang-
undangan yang terkait. Yang dimaksud tindakan hukum dalam tugas yang diemban BPPN di atas
adalah tindakan hukum yang menjadi wewenangnya. Tindakan hukum tersebut dapat meliputi mendapatkan atau memegang hak dalam hal hak tersebut berupa
hak atas tanah, pengertian memegang hak adalah bersifat sementara dan dapat meliputi segala jenis hak atas tanah; mengurus, mengalihkan, menjual, atau secara
lain mengasingkan atau menyebabkan dialihkannya, dijualnya atau diasingkannya; menyelesaikan segala tuntutan atau tagihan; menyediakan fasilitas
pembiayaan antara lain dalam bentuk modal saham, pinjaman danatau jaminan; menggunakan upaya paksa atas segala kewajiban dan memungut pembayaran atas
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
segala hutang yang telah jatuh tempo, dan melakukan segala tindakan lainnya yang dapat dilkaukan berdasarkan peraturan pemerintah tentang BPPN
54
Besarnya permasalahan dan kerusakan yang harus dapat diatasi dan diperbaiki, wajar BPPN diberikan kewenangan yang luas
.
55
. Dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan Pasal 37 A Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998, BPPN mempunyai wewenang:
56
a. Mengambil alih hak dan wewenang manajemen dan pemegang saham.
b. Menguasai, mengelola dan melakukan tindakan atas kekayaan bank.
c. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, danatau mengubah kontrak yang
merugikan bank. d.
Menjual atau mengalihkan tagihan bank kepada pihak lain. e.
Mengalihkan pengelolaan kekayaan danatau manajemen bank kepada pihak lain.
f. Melakukan penyertaan modal sementara pada bank.
g. Melakukan pengosongan atas tanah danatau bangunan yang menjadi hak bank
yang dikuasai pihak lain. h.
Menghitung dan menetapkan kerugian yang dialami bank dalam program penyehatan dan membebankan kerugian yang terjadi karena kesalahan
manajemen atau pemegang saham kepada pihak yang bersangkutan.
54
. Ibid
55
. Ibid, hal. 120
56
. Badan Penyehatan Perbankan Nasional, Op. Cit, hal. 10.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
i. Menetapkan jumlah tambahan modal yang wajib disetor oleh pemegang
saham bank. Melihat pada wewenang tersebut di atas, segera tampak bahwa
kewenangan tersebut lebih berorientasi pada upaya untuk mengembalikan cash- outflow serta kerugian yang telah dibebankan pada pemerintah sebagai akibat dari
upayanya menanggulangi krisis. Secara eksplisit tidak ada perumusan tugas untuk menyehatkan kembali sektor rill pula dengan berbagai kewenangan yang mungkin
diperlukan oleh BPPN untuk menjalankan peranannya
57
Demikian beratnya tugas collection dan dengan terbatasnya orientasi dari kewenangan tersebut, maka bagian penting dalam upaya pemerintah untuk
menyehatkan kembali dunia usaha menjadi tidak turut dicakup karena kewenangan yang demikian luas tetapi terbatas itu tetap tidak memadai dan tidak
cukup efektif dalam mengupayakan penyehatan sektor rill tersebut. Juga untuk itu BPPN sendiri dan unsur-unsur terkait dalam pemerintah pun perlu memiliki
konsep yang jelas dalam melaksanakan revitalisasi terhadap dunia usaha tersebut. Padahal dalam kenyataanya, sepanjang hampir empat 4 tahun sejak didirikan ,
BPPN lebih berfungsi sebagai sumber dana untuk memperoleh dana yang berasal dari pencarian aset-aset serta tagihan-tagihan terhadap perbankan
.
58
Badan Penyehatan Perbankan Nasional dapat menerbitkan surat paksa guna melakukan tindakan penagihan piutang yang mempunyai kekuatan
eksekutorial dalam kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum yang tetap. Bukan itu saja, dalam hal tindakan
.
57
. H. Masyud Ali, Op. Cit, hal. 235
58
. Ibid, hal. 235 dan hal. 236
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
penagihan piutang tidak diindahkan oleh pihak berutang, BPPN dapat melakukan penyitaan atas hak kekayaan milik pihak yang berutang dalam rangka
pengembalian piutang dimaksud
59
Penyitaan atas milik debitur dapat dilakukan terhadap kekayaan milik debitur yang berada dalam penguasaan pihak ke tiga. Adapun kekayaan yang
tidak dapat disita yaitu barang-barang bergerak yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dari debitur perorangan yaitu: pakaian dan tempat tidur
beserta perlengkapanya yang digunakan oleh debitur dan keluarga yang menjadi tanggungannya; persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu 1 bulan
beserta peralatan memasak yang berada di rumah; buku-buku yang secara langsung dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaannya; danatau peralatan
penyandang cacat yang digunakan oleh debitur dan keluarga yang menjadi tanggungannya
.
60
Adapun yang dimaksud dengan debitur dalam hal ini yaitu setiap perorangan atau badan yang secara langsung atau tidak lansung mempunyai
kewajiban pembayaran kepada: Bank dalam penyehatan; BPPN, danatau perusahaan terafiliasi bank dalam penyehatan atau BPPN; termasuk bank yang
mempunyai kewajiban kepada Bank Indonesia .
61
Berbagai ketentuan hukum yang menjadi dasar wewenang badan khusus dalam melaksanakan program penyehatan perbankan, secara argumentatif dapat
dilihat sebagai terobosan bahkan mungkin berseberangan dengan aturan-aturan .
59
. Rachmadi Usman, Op.Cit, hal.198
60
. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal. 131.
61
. Ibid
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
danatau kewenangan lain yang diatur dalam berbagai Undang-Undang yang berlaku. Namun demikian dengan contoh tersebut diatas, tampak bahwa BPPN
dapat terjebak dalam posisi yang serba dilematis. Terutama sebagai akibat dari dua tugasnya yang dapat saling menetralisir, yaitu antara kewajiban yang harus
dipenuhinya untuk menghasilkan cash collection dengan peranannya sebagai lembaga pemulih kesehatan dunia usaha dan perbankan nasional
62
Demikianlah sejak pendiriannya, BPPN telah langsung berhadapan dengan sejumlah permasalahan yang memerlukan tindak lanjut, memerlukan penataan dan
pembinaan dan mengarahkannya menuju pemulihan perekonomian nasional. Adapun permasalahan yang langsung menjadi portofolio BPPN per bulan
september 1999 tersebut meliput i: .
63
a Tindak lanjut atas penetapan enam belas 16 bank dalam statusnya sebagai
Bank Dalam Likuiditas BDL dan sepuluh 10 bank dalam statusnya sebagai Bank Beku Operasi BBO, dan tiga puluh delapan 38 bank dalam statusnya
sebagai Bank Beku Kegiatan Usaha BBKU. Belakangan dalam tahun 2000 dan 2001, jumlah bank yang berada dalam status BBKU telah bertambah
dengan empat 4 bank lagi. Tindak lanjut atas bank-bank BDL, BBO, dan BBKU ini meliputi penyelesaian atas transfer dari seluruh assetnya menjadi
dibawah penguasaan BPPN, melikuidasinya serta menagih Penyelesaaaian Kewajiban Pemegang Saham PKPS nya.
b Langkah pembinaan terhadap empat belas 14 bank dalam statusnya sebagai
BTO Bank Take Over, yang meliputi: upaya untuk mentransfer seluruh
62
. Rachmadi Usman, Loc. Cit, hal.198
63
. H. Masyud Ali, Op. Cit, hal. 231.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
portofolio pinjaman dengan kolektibilitas lima 5 kepada BPPN, melaksanakan rekapitalisasi serta penggabungan merger serta restrukturisasi
lanjutan dan menagih PKPSnya c
Melaksanakan rekapitalisasi atas tujuh 7 Bank BUMN dan tujuh 7 Bank Swasta. Pelaksanaan rekapitalisasi ini sebagian diikuti pula dengan langkah
merger disamping melakukan transfer atas semua portofolio pinjaman dengan kolektibilitas lima 5. Sedangkan untuk bank-bank swasta dalam kelompok
ini tetap pula dilakukan penagihan atas PKPSnya. Untuk mempelancar pelaksanaan tugas-tugas BPPN serta untuk
meningkatkan transparansi dibentuk lembaga penasihat dan pengawas, yaitu: 1.
Komite Penilaian Independen Independent Review Committee sebagai lembaga penasihat
2. Komite Kebijakan Sektor Keuangan Financial Sector Action Committee atau
KKSK, sebagai lembaga pengawas BPPN memiliki anggaran yang bersumber dari penyelesaian dan
pengelolaan “asset dan restrukturisasi”. Penggunaannya didasarkan pada rencana kerja dan anggaran tahunan setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan
yang sebelumnya telah mendapatkan pertimbangan dari KKSK. Penerimaan BPPN yang bersumber dari penyelesaian dan pengelolaan asset dalam
restrukturisasi tersebut dapat dipergunakan terlebih dahulu untuk menjalankan program penyehatan yang dilakukan oleh BPPN. Apabila terjadi kekurangan atas
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
anggaran BPPN dalam tahun kerja dapat dimintakan tambahan anggaran yang bersumber dari APBN.
64
Bersamaan dengan dibubarkannya Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, dibentuklah Perusahaan Pengelola Aset Negara, lembaga
bar u pengelolaan aset negar a y ang belum t unt as diselesaik an oleh BPPN.
Pada tanggal 24 Maret 2004 PPA resmi diizinkan untuk merestrukturisasi dan menjual aset-aset yang di alihkan dari BPPN, sesuai Perjanjian Pengelolaan Aset
antara Menteri Keuangan dan Direktur Utama PT PPA.
65
Dalam uraian menyangkut kebijakan pemulihan dunia usaha ini terdapat dua 2 unsur, yaitu
2. Strategi Pemulihan Dunia Usaha