Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
pertama kalinya dilakukan oleh Edwin Sutherland pada tahun 1939 dalam bukunya yang berjudul “white collar criminality”
123
Berdasarkan uraian tersebut maka M. Solehuddin cenderung memilih istilah “tindak pidana perbankan”. Hal ini dikarenakan arti sebenarnya yang
terkandung ialah tidak hanya mencakup setiap perbuatan yang melanggar ketentuan Undang-Undang Perbankan, melainkan juga Undang-Undang Bank
Indonesia, KUHP, dan peraturan hukum pidana khusus seperti: Undang-Undang tentang pemeberantasan tindak pidana korupsi, Undang-Undang tentang tindak
pidana ekonomi, Undang-Undang tentang peraturan lalu lintas devisa, dan Undang-Undang tentang pemberantasan kegiatan subversi
. Berdasarkan tata bahasa grammar Indonesia, khususnya yang
diteritorialkan di morfologi, gabungan awalan dan akhiran konfiks “per-an” pada kata “bank” sehingga menjadi “perbankan” adalah menunjukan kesatuan arti
yang luas ruang lingkupnya atas kata dasarnya. Oleh karena yang menjadi kata dasarnya adalah “bank” maka arti kata bentukan “perbankan” ialah segala hal
yang berkenaan menyangkut berhubungan dengan bank itu sendiri. Konkretnya bilamana ingin menunjukkan bahwa sesuatu hal dinyatakan berhubungan dengan
bank, maka cukup disebutkan perbankan. Tidak perlu menambah dengan kata yang menghubungkannya lagi, misalnya “di bidang”; demi efisiensi kata.
124
Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Yang dimaksud dengan “orang” di sini adalah
.
2. Analisa Kasus
123
. Muhammad Djumhana, Op.Cit, Hal 452.
124
. M. Sholehuddin, Tindak Pidana Perbankan, Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 1997, Hal 11
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
orang perseorangan atau badan hukum. Sebagai badan hukum perseroan dibentuk berdasarkan perjanjian
125
. Sebelum suatu perseroan terbatas bisa berdiri dengan
sah maka akta pendiriannya atau naskah dari akta tersebut harus disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Kehakiman untuk mendapat pengesahannya
126
Tindakan yang dilakukan oleh Bank Sumitomo telah melanggar Pasal 97 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
menyebutkan bahwa Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Namun yang dilakukan Bank
. Bank Merincorp berdiri pada tanggal 30 Mei 1973 atas kerjasama empat
perusahaan keuangan seperti yang tersebut pada prosedur permasalahan Bank Merincorp. Sebesar 74 saham Bank Mericorp demiliki Bank Exim dan 26
dimiliki Bank Sumitomo. Ketika terjadi krisis tahun 1997, rasio kecukupan modal Capital Adequancy Ratio CAR Merincorp negatif 22,71 . Oleh karena itu bank
ini harus ikut program rekapitalisasi, sebab sebagian besar kreditnya yang mencapai Rp 337 miliar dalam kondisi macet.
Kemudian pada 31 Desember 1998, CAR Bank Merincorp mejadi negatif 31,4 . Untuk mencapai CAR 4 seperti yang ditetapkan Bank Indonesia, Bank
Merincorp harus menambah modal sekitar Rp 336,9 miliar. Artinya Bank Exim sebagai pemegang saham 74 harus menyetor Rp 249,3 miliar dan Bank
Sumitomo sebesar Rp 87,56 miliar. Dan ternyata Bank Sumitomo tidak bersedia menyetor dana tersebut. Sehingga dengan demikian dengan sikap Bank Sumitomo
itu jelas akan mengakibatkan Bank Merincorp dilikuidasi.
125
. I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Jakarta: kesaint blanc,2000, Hal 14
126
. R. Subekti, R. Tjitro Sudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang- Undang Kepailitan, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2000, Hal 14.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
Sumitomo tehadap kondisi Bank Merincorp yang tidak sehat adalah tidak perduli apa yang akan terjadi pada Bank Merincorp tersebut, seolah-olah Bank Sumitomo
tidak merupakan bagian dari Bank Merincorp. Selanjutnya dalam Pasal 97 ayat 2 lebih ditegaskan lagi tentang
pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Namun Bank
Sumitomo tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana seperti yang tertulis
dalam Pasal 97 ayat 2 tersebut.
Kasus Bank Merincorp juga menyangkut kasus pengambilalihan. Dalam hal pengambilalihan dilakukan dengan persetujuan RUPS masing-masing atas
Rancangan pengambilalihan yang diajukan oleh Direksi masing-masing perseroan
127
127
. I.G. Rai Widjaya, Op.Cit, Hal 90.
. Namun dalam langkah Bank Mandiri mengakusisi saham Bank Sumitomo di Bank Merincorp ternyata belum disetujui RUPS. Sehingga
pengambilalihan tersebut bermasalah sebab Bank Exim masih dalam proses merger menjadi Bank Mandiri sehingga harus menaggung utang Bank Sumitomo
di Merincorp sebesar US 30 juta. Dengan demikian telah terjadi penghapusbukuan utang Bank Merincorp di Bank Mandiri, yang akhirnya akan
berdampak terhadap kesehatan keuangan Bank Mandiri. Bank Mandiri adalah penggabungan empat Bank BUMN yang dilakukan
oleh pemerintah yang terdiri atas Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor-Impor Bank Exim,dan Bank Pembangunan Indonesia. Pembentukan
Bank Mandiri didasarkan atas kebijakan yang disarankan oleh IMF. Bank Mandiri diarahkan untuk menjadi corporate investment bank.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
Untuk mensukseskan program rekapitalisasi, IMF membuat kebijakan mengenai penggabungan merger Bank BUMN. Oleh karena itu pemerintah
membuat keputusan menggabungkan empat Bank BUMN BBD, BDN, Bank Exim, dan BPI menjadi Bank Mandiri. Peran IMF dan Bank Dunia dalam upaya
penyehatan perbankan nasional meskipun tidak langsung ternyata juga sangat vital. Kemudian dalam program rekapitalisasi baik IMF maupun Bank Dunia ikut
dalam Tim Rekapitalisasi. Dengan demikian Bank Mandiri adalah bank yang mendapat penyertaan
modal negara yang artinya adalah penyertaan modal oleh pemerintah kepada Bank Umum yang layak diikutsertakan dalam program rekapitalisasi Bank Umum
dalam bentuk preferen yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Oleh karena itu dengan terjadinya pengambilalihan tersebut telah merugikan negara
sebesar US 30 juta. Dalam hal tersebut diatas Bank Mandiri telah melakukan tindak pidana
Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK yaitu bilamana seorang Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank dengan sengaja meminta atau
menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan uang atau barang berharga, untuk kepentingan
pribadinya atau untuk kepentingan keluarganya, dalam rangka memberikan persetujuan bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan dana yang melebihi
batas kreditnya pada bank; maka perbuatan demikian dapat dikualifisir sebagai tindak pidana yang berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia tentang batas
maksimum pemberian kredit sebagaimana diatur dalam Pasal 49 ayat 2 huruf a Undang-Undang No.7 tentang Perbankan Tahun 1992 yang telah diubah dengan
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
Undang-Undang Nomor 10 tentang Perbankan Tahun 1998, dimana ancaman pidananya adalah pidana penjara paling lama enam tahun dan pidana denda paling
banyak Rp 6.000.000.000,00 enam milyar rupiah
128
Adapun mengenai penerapan pidana terhadap pelaku tindak pidana perbankan mengarah kepada sistem pemidanaan sebagaimana diatur dalam Pasal
10 KUHP, meskipun ada sedikit penyimpangannya yang bersifat imperatif dengan bersandar kepada adagium bahwa peraturan yang lebih khusus
mengalahkan peraturan yang umum lex specialis derogat legi generalis. Ketentuan pemidanaan dimaksud, yakni pengenaan pidana pokok yang berupa
pidana penjara dan pidana denda secara kumulasi, pemidanaan terhadap badan hukum, serta pengenaan pidana tambahan seperti pencabutan beberapa hak
tertentu, perampasan barang-barang tertentu, pengumuman putusan hakim, dan sanksi administratif
.
129
a. kepentingan perseroan, pemegang saham minoritas, dan karyawan
perseroan .
Pengambialihan Bank Merincorp yang dilakukan oleh Bank Mandiri tersebut dinilai kurang hati-hati. Adapun yang perlu diperhatikan untuk
melakukan perbuatan hukum penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan perseroan, yaitu:
b. kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.
Ketentuan ini menegaskan bahwa penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan tidak dapat dilakukan kalau akan merugikan kepentingan pihak-pihak tertentu.
128
. M. Sholehuddin, Op.Cit, Hal 92.
129
. Ibid, Hal 93.
Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998, 2007.
USU Repository © 2009
Dan juga untuk mencegah terjadinya monopoli atau monopsoni dalam berbagai bentuk yang merugikan masyarakat
130
Kinerja perbankan pasca rekapitalisasi menunjukan gambaran yang sangat mengecewakan dengan biaya yang demikian tinggi dan mahal. Program ini hanya
mencakup aspek yang sangat terbatas belaka, yaitu perbaikan atas aspek permodalan. Meskipun juga harus diakui bahwa perbaikan atas aspek permodalan
itu seharusnya menyentuh dua unsur lainnya dalam CAMEL yaitu aspek kualitas aktiva produktif dan aspek likuiditas, namun kenyataannya harapan itu tidak
tercapai. Perbaikan atas aspek kualitas aktiva produktif tidak mencapai sasaran sebagai akibat dari meluasnya krisis sehingga menjadi krisis multi dimensi
keuangan, ekonomi, politik, sosial, dan keamanan. Pemulihan ekonomi menjadi semakin jauh dari jangkauan yang mengakibatkan tidak dicapainya perbaikan atas
feasibillitas unit-unit usaha sehingga kualitas aktiva produktif pada perbankan masih tetap memburuk
. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa kasus tersebut di atas
dikarenakan lemahnya sistem kontrol dari Bank Indonesia terhadap bank-bank bermasalah, sehingga memberikan citra yang kurang menguntungkan pada
masyarakat luas. Dengan kata lain, kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan, khususnya otoritas moneter semakin lemah.
C. Pasca Rekapitalisasi