G. Metode Penelitian
1. Sifat dan Jenis Penelitian
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dasarnya pada metode sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya, kecuali itu maka diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut untuk kemudian ditimbulkan di dalam gejala yang bersangkutan.
41
Penelitian ini bersifat yuridis normatif, disebut demikian karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau studi dokumen yang dilakukan atau ditujukan
hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan hukum yang lain.
42
Di dalam menjawab dan membahas permasalahan dalam penelitian ini, maka sifat penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis, yang menguraikanmemaparkan sekaligus menganalisa tentang kepemilikan Hak Atas Tanah Satuan Rumah Susun
dengan semua aspek hukumnya yang terkait. Jenis penelitian yang ditetapkan adalah memakai penelitian metode penulisan dengan pendekatan yuridis normatif penelitian
hukum normatif yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pijakan normatif
yang berasal dari premis umum kemudian berakhir pada suatu kesimpulan khusus. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum normatif atau kepustakaan
41
Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 13.
42
Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hlm. 13.
Universitas Sumatera Utara
mencakup
43
penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap sinkronisasi vertikal dan horizontal, perbandingan hukum
dan sejarah hukum. Dengan kata lain kepemilikan bangunan SRS dipisahkan secara tegas dengan tanah dimana Bangunan Rumah Susun SRS tersebut dibangun.
Penelitian yang menyangkut sinkronisasi pemisahan horizontal yang dianut oleh Indonesia melalui UUPA nomor 5 Tahun 1960 dimana tanah terpisah dari segala
sesuatu yang melekat pada tanah tersebut atau pemilik atas tanah terlepas dari benda yang berada di atas tanah ini, sehingga pemilik hak atas tanah dapat berbeda dengan
pemilik benda tersebut. Berdasarkan asas pemisahan horizontal dapat disimpulkan bahwa kepemilikan atas tanah tidak harus selalu sama dengan kepemilikan atas
rumah di atas tanah tersebut.
44
2. Teknik Pengumpulan Data