Prosedur Hukum Jual Beli Rumah Susun Berdasarkan KUH Perdata 1. Pengertian Jual Beli

Selain SIPPT, pembangunan rumah susun harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan IMB dari proyek rumah susun yang akan dibangun pengembang. IMB dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat yang berfungsi sebagai pengendali keandalan bangunan. Jangka waktu berlakunya IMB adalah selama bangunan itu berdiri dan tidak ada perubahan bentuk. Jika ada penyimpangan rencana struktur pembangunan proyek dari IMB yang telah ada, maka pengembang dinilai telah beritikad buruk dan telah mengabaikan keamanan dan kenyamanan penghuni rumah susun di kemudian hari. Bangunan rumah susun yang didirikan pada lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukan tata ruang memiliki potensi besar yang bisa mengancam keselamatan jiwa maupun benda milik penghuninya. Maka dari itulah, konsumen perlu mencermati sejauhmana penyelenggaraan bangunan gedung rumah susun memenuhi persyaratan baik secara administratif maupun teknis, sehingga natinya mampu menjamin kelayakan fungsi dan keselamatan penghuninya selaku pengguna atau pemilik unit hunian rumah susun.

B. Prosedur Hukum Jual Beli Rumah Susun Berdasarkan KUH Perdata 1. Pengertian Jual Beli

Pasal 1457 KUH Perdata mengatakan, bahwa jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar sejumlah harga yang telah dijanjikan. Dari ketentuan tersebut di atas, bahwa dalam suatu persetujuan jual beli Universitas Sumatera Utara antara penjualan dan pihak pembeli baru ada saling mengikatkan diri untuk, yang satu menyerahkan suatu benda dan yang lain membayar sejumlah uang. Mereka baru saling berjanji, tetapi perjanjian jual beli sendiri sudah lahir dengan adanya sepakat seperti itu. Pasal 1458 KUH Perdata mengatakan jual beli itu dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah orang-orang ini mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun benda itu belum diserahkan maupun hargaanya belum dibayar. Dengan demikian, maka karena kedua-duanya telah saling sepakat untuk saling mengikatkan diri yang satu terhadap yang lain untuk memberikan suatu prestasi tertentu, maka antara mereka ada perikatan, dimana pada pihak yang satu ada hak dan pada pihak yang lain ada kewajiban. Di dalam jual beli, dengan adanya perjanjian saja haknya sudah dapat beralih tanpa adanya penyerahan. Sedangkan menurut sistem hukum perdata dalam perjanjian jual beli harus diikuti dengan penyerahan supaya terjadi perpindahan hak. Dalam perjanjian jual beli penjual berkewajiban untuk menyerahkan barangnya dan pembeli berkewajiban untuk membayar harganya, jadi tidak berakibat berpindahnya hak milik atas barang. Hak milik atas barang itu harus berpindah kepada pembeli setelah adanya penyerahan. Universitas Sumatera Utara Menurut hukum perdata yang dimaksud dengan penyerahan adalah : penyerahan suatu benda oleh pemilik atau atas namanya kepada orang lain, sehingga orang lain ini memperoleh hak milik atas benda itu. 83 Untuk sahnya penyerahan itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu : 1. Harus ada perjanjian yang zakelijk 2. Harus ada titel alas hak 3. Harus dilakukan oleh orang yang berwenang menguasai benda-benda tadi. 4. Harus ada penyerahan nyata. 84

2. Prosedur Hukum Jual Beli Rumah Susun

Dalam pelaksanaan perjanjian jual beli rumah susun ini ada beberapa pihak yang berperan, yaitu : 1. Bank Tabungan Negara 2. Developer penyelenggara pembangunan 3. Penghuni rumah susun konsumen Adapun yang dimaksud dengan Bank Tabungan Negara adalah Bank yang berbentuk perusahaan Persero dan didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1968, yang salah satu usaha adalah memberikan kredit pemilikan rumah kepada masyarakat yang membutuhkannya. Dengan kata lain BTN merupakan salah 83 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Kedudukan Berkuasa dan Hak Milik Dalam Sudut Pandang KUH Perdata, Prenada Media, Jakarta, 2004, hlm. 38. 84 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata Hukum Benda, Liberty, Yogyakarta, 1975, hlm. 72. Universitas Sumatera Utara