DAMPAK AKTIVITAS KH. UMAY M. DJA’FAR SIDDIQ, MA

BAB IV DAMPAK AKTIVITAS KH. UMAY M. DJA’FAR SIDDIQ, MA

BAGI MASYARAKAT JAMPANGKULON, SUKABUMI Dakwah berasal dari kata da’aa-yad’u-da’watan: artinya: menyeru, mengajak atau memanggil. 1 Di dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menunjukkan kata tersebut, antara lain misalnya: ﻮﻳ : 25 25 . Allah menyeru manusia ke Darussalam surga, 2 QS. Yunus: 25 ☺ ﻒ ﻮﻳ : 33 33. Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih Aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.QS. Yusuf: 33 ☺ ☺ ﺤ ا : 125 125. Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik QS. An-Nahl: 125 ﺦﺤ ا : 67 67 . dan Serulah kepada agama Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar- benar berada pada jalan yang lurus. QS. Al-Hajj: 67 Arti dakwah secara luas adalah sebagai usaha mengubah manusia ke arah yang lebih baik. Dengan arti yang lebih luas itu, dakwah akan menyentuh segala sesuatu yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan manusia dan juga hal-hal yang menyangkut kegiatan-kegiatan fisik, termasuk pembangunan sarana pendidikan, rumah anak yatim piatu, dan lain-lain. 3 Dalam berdakwah asas yang dijadikan landasan penyampaian ilmu agama yang dipegang oleh ulama - ulama 1 Hasanuddin, Manajemen Dakwah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.39 2 A rti kalimat Darussalam ialah: tempat yang penuh kedamaian dan keselamatan. 3 M, Syafa’at Habib, Buku Pedoman Da’wah Jakarta: Wijaya, 1982, h. 93 35 adalah Hadits yang diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad bin Hanbal yang artinya: sampaikanlah oleh kamu apa-apa yang datang dariku Nabi Muhammad saw walaupun hanya satu ayat. 4 Sedangkan dakwah dalam pengertian terminologis terdapat beberapa pendapat, tetapi arah yang dituju dan konotasinya sama yaitu upaya untuk menyambuti seruan dan ajakan Allah. Syeikh Ali Makhfudz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut: Mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan menuruti petunjuk, menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarangnya dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 5 Mohammad Natsir memberikan definisi dakwah, yaitu: Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh ummat, konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlaq kebaikan dan membimbing pengalamanya dalam peri kehidupan perseorangan, peri kehidupan berumah tangga, peri kehidupan bermasyarakat dan peri kehidupan bernegara. 6 Beberapa pendapat mengenai definisi dakwah di atas, kendati di sana sini terdapat keragaman redaksi, akan tetapi ada benang merah yang dapat ditarik dari 4 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Jilid 2, Beirut, Maktabat al-Islam Li al- Thiba’at al-Nasyr , h. 149. 5 Syeikh Ali Makhfud, Hidayatul Mursyidin, terj. UP Tiga A, 1970, h.17 6 Mohammad Natsir,fungsi Dakwah Islam dalam Rangka Perjuangan , Jakarta: Media Dakwah, 1979,Cet .I, h.7 uraian pengertian itu. Sehingga kalau diambil intisarinya dari definisi-definisi tersebut akan didapat beberapa pengertian. Pertama, bahwa dakwah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktifitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Kedua, dasar dakwah adalah mengajak manusia kepada ajaran Allah SWT demi kemaslahatan baik secara individual maupun sosial-kemasyarakatan. Ketiga, bahwa pada dasarnya kewajiban dakwah adalah menyampaikan yang benar dan mencegah hal-hal yang bersifat munkar. Keempat, bahwa proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat serta keridhoan Allah. Kelima, untuk mencapai semua itu, maka dalam dakwah terdapat upaya mempengaruhi orang lain agar mau “menganut, menyetujui, dan melaksanakan suatu ideologi, pendapat, atau pekerjaan tertentu” 7 bagian yang dapat disebut terakhir ini merupakan bagian yang esensial. Seperti yang ditegaskan H.M. Arifin, M.Ed.: bahwa esensi sesungguhnya dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan motivasi, rangsangan, serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran.” 8 Atas dasar latar belakang inilah Umay M. Dja’far Siddiq melakukan dakwah dengan melihat dan mencakup 3 tiga aspek. Yaiti aspek pendidikan, aspek sosial, dan aspek keagamaan. 7 Ismah Salman, Mimbar Agama dan Budaya No.3 Th. I, Jakarta: LP IAIN Jakarta, 1983, h. 6 8 H.M. Arifin, M.Ed., Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study, Jakarta: Bulan Bintang, 1983, h. 6

A. Pendidikan