Yayasan - Yayasan Lain

4. Memenuhi seruan Allah, serta mempersiapkan kader penerus misi Rasul saw. yang selalu siap menolong agama Allah, untuk memperoleh pertolongannya. 5. Membentuk sebaik-baik umat, yang menyuruh maruf, dan mencegah yang munkar. 6. Mempersiapkan kader umat dan kader bangsa yang berkualitas dan memiliki orientasi hidup seimbang antara pemenuhan kebutuhan hidup material duniawi dan spiritual ukhrawi. 7. Menyediakan sarana dan wahana bagi setiap hamba Allah yang hendak investasi dunia dan akhirat. Dari keseluruhan misi Darul Amal yang dirumuskan penulis, seluruhnya merujuk al-Quran, karena hemat penulis; lembaga Islam apapun bentuk dan sifatnya, sepanjang berdasarkan al-Quran dan al-Sunnahlah yang dijamin Allah, tidak akan sesat, dan dalam kesulitan apapun pasti akan ditolong-Nya.

B. Yayasan - Yayasan Lain

1. Yayasan Da’wah dan Sosial YADSI “AL-‘URWAT AL-WUTSQA” Tiga bulan setelah putus hubungan dengan Masjid Jami’ YARSI, karena melanjutkan study S-2 nya atau tepatnya pada bulan Desember 1996, tiba-tiba kedatangan beberapa anak yang meminta santunan iuran bulanan yang selama di YARSI, konon penggantian dia di YARSI tidak mau tahu lagi. Setelah ia bayaran iuran 13 anak tersebut, ia berfikir, ternyata keluar dari YARSI meninggalkan derita orang lain, tergeraklah hatinya untuk meneruskan santunan yang sementara itu ia pakai uang sendiri, namun dari mana dananya, lalu malam harinya ia menyiapkan draf Anggaran Dasar Yayasan, maka sesudah berbincang dengan H. Muslim Umar, Moh Zein, Saleh Zubeidy S. Ked, Tata Sugianto, dan ditanda tanganilah akta Pendirian Yayasan yang diberi nama “Yayasan Da’wah dan Sosial Islam YADSI al-Urwatul Wutsqa” Kini YADSI UW menangani Kursus tafhim Al-Qur’an, sebanyak 18 kelas di Jakarta, dan buku ini pula yang dijadikan pelajaran pokok di Pesantren Darul ‘Amal dan Al-Ma’shum Mardiyah. Para peserta dipungut uang pendaftaran per peket, dan juga infak pengganti cetak, yang kesemuanya menjadi dana kas Yayasan, diperuntukkan untuk membantu anak sekolah dari kaum dhu’afa, biaya pengobatan yang tidak mampu, dan juga sudah banyak membanu para ustadz yang memerlukan dana untuk perumahan. 2. Yayasan al-Ma’shum Mardiyah Ketika meresmikan masjid jami’ Darul ‘Amal, orang tua asuhnya ikut datang ke Jampang, dan sepulangnya dalam obrolan ringan, beliau menyatakan keinginannya membuat pesantren seperti Darul ‘Amal, sementara sudah ada lhan di sekitar vilanya di daerah Galudra, Kecamatan Cugenang, Cianjur, dia minta untuk menerapkan ilmu dan pengalamannya dalam bentuk yang kurang lebih sama dengan Darul ‘Amal. Ajakan orang tua asuhnya itu, ia sambut dengan senang hati, dan akhirnya dipercaya sebagai Ketua Badan Pengurus di Yayasan al-Ma’shum Mardiyah, sesudah mengadakan beberapa perubahan dalam Anggaran Dasar Yayasannya, ia tetapkan kurikulum terpadunya, ia atur manajemennya, ia tes dan seleksi sendiri guru-gurunya, ia bimbing sendiri secara bulanan, guru-gurunya, ia terapkan aturan-aturan tata tertib serta peraturankepegawaiannya, sehingga sampai tahun 2004 ini sudah beberpa kali mendapat kepercayaan dari Pemda kab, Cianjur, utamanya Depdiknasnya. Jumlah murid SMP al-Ma’shum Mardiyah tahun 2004 ini 326 siswa, dan yang mukim di pondok Pesantrennya berjumlah 270 santri, dan untuk tahun ini telah terpilih mewakili SMP Kabupaten Cianjur dalam memperoleh penilaian dari Pemda Prop. Jawa Barat. 3. Yayasan Masjid Jami’ Rawasari Pada tanggal 26 Mei 2000, sekelompok tokoh-tokoh masyarakat Rawasari dengan dipimpin oleh Ketua RW 01 mendatangi kediamannya, dan meminta kesediaannya untuk memimpin kepengurusan Masjid Jami’ Rawasari, dia menawarkan untuk mengadakan pemilihan langsung, siapa yang dipercaya umat dialah yang harus memimpin Masjid itu, dan tanggal 2 Juli 2000, dari 43 yang ikut pemilihan, yang 42 memilih dia, sedang yang satu memilih yang lain, ternyata dia sendiri yang memilih orang lain. Bermodal kepercayaan itu, ia susun kepengurusannya, program kerja, dan anggaran pendapatan serta belanja bulanan, triwulanan, sampai tahunan. Dia tetapkan program kerjanya meliputi : Idarah Manajemen, Ri’ayah Perawatan bangunan dan sarana prasarana serta ‘Imarah Kegiatan memakmurkan Masjid. Dalam bidang Idarah, ia susun sendiri draf Anggaran Dasar Yayasan, lalu dimusyawarahkan dengan pengurus lainnya, dan akhirnya ditanda tangani di hadapan Notaris Daarbi Alwi, SH. Dan dengan bentuan Drs. H. Anwar Ilmar mantan Wagub DKI yang duduk sebagai Ketua Badan Pembina di Yayasan itu, memperoleh tanah pinjam pakai dari pemda DKI untuk pembangunan Masjid Jami’ al-Nizham, yang sekarang alhamdulillah telah rampung pembangunannya. 4. YADSI UW Cabang Karang Anyar Ketika dia menjabat Direktur Masjid Jami’ YARSI, ada orang asing asal Amerika Serikat, masuk Islam, dan istrinya meminta cerai, dalam belajar Islam kepadanya bule mengeluh minta istri, dan akhirnya ia pertemukan dengan seorang janda asal Ngantirejo, Desa Beruk, Jati Yoso, Karang Anyar, Jawa Tengah. Dalam perkembangan selanjutnya, orang asing tersebut tinggal di dusun istrinya, di bilangan Tawangmangu, dan menyampaikan keinginannya membangun Masjid, karena shalat Jum’at di dusun itu dilakukan di rumah bapak Kadusnya, ia mencoba menghimpun dana di Jakarta, untuk disumbangkan ke Masjid yang dibangun orang asing itu, dan akhirnya selesai, dia meresmikannya, kemudian di tanamnya seorang ustadz dengan honor dari YADSI UW Jakarta. 5. YADSI UW Cabang klaten. Sepulang dari liburan keluarga mampir ke teman lamanya di PTIQ, yang beralamat di Tegal Mulyo, Gergunung, Klaten Utara, di sana ia menyaksikan temanya yang hafidz itu mengajar al-Qur’an anak-anak berdesakan di rumahnya, maka dia menyarankan agar membangun ruang belajar sekecil apapun, sementara di depan rumahnya ada tanah kosong. Sepulangnya ke Jakarta pada bulan Ramadhan tanah kosong seluas 862 m2 ini dapat dibayar, dan selanjutnya dibangun Masjid dan Pondok Pesantren, sekarang sudah berjalan dengan peserta didik pasca TPA, dan untuk pengelolaan Manajemen dan administrasinya, dan dijadikan Cabang Yadsi UW Klaten. Untuk mengatasi persoalan dana untuk semua yayasannya, setiap bulannya tidak kurang dari rata-rata 100 juta rupiah untuk memenuhi, biaya pembangunan, anak asuh, honor ustadz, dan keperluan lainnya, ketika ditanya dari mana uang itu, ia menjawab: bahwa ia tidak mengerti, kok ada saja yang mempercayai, sehingga kalau dihitung aset-aset Yayasan yang ia pimpin sunguh spektakuler, karena sudah bernilai milyaran rupiah.

C. Berdakwah