bersalaman ia memperkenalkan diri nama “Uyun”, dan sebagai anak yatim tetapi mau sekolah, itulah nama yang dia ketahui sebagaimana teman-teman
sepermainan memanggilnya, belakangan dia baru tahu dari ibunya bahwa nama Uyun diberikan oleh Uwa kakak bapaknya alm Mad Yunus. Tetapi terlanjur
tertulis “ Uyun “ di buku induk, maka nama itulah yang dipakai seterusnya. Ketika kelas VI gurunya, Obang Barnas menganjurkan agar namanya
ditambah supaya tidak terlalu pendek, siapa tahu nanti jadi orang penting, karena nama itu akan ditulis dalam ijazah. Sore harinya dia bertanya nama yang cocok
untuk dirinya ke mu’alim Djamjuri di masjid Bojongwaru, beliau menawarkan tambahan nama “Maryunani” jadilah nama dalan ijazah SD-nya Uyun Maryunani,
disingkat U. Maryunani. Ketika di pengajiaan dia sering dilatih ceramah dalam berbagai acara-acara keagamaan yang teksnya dibuatkan guru mengajinya ust.
Abdullah Mubarak, maka nama dia diberi tambahan lagi “U.Maryunani Djafar Siddiq”, dan sering ia singkat menjadi Umay kependekan dari Uyun Maryunani
B. Pendidikan
Banyak keunikan yang terjadi dalam proses pendidikan yang ditempuhnya. Umay menamatkan sekolah dasarnya di SD Bojong Genteng III dan
tamat pada tahun 1967. Itupun selain kecerdasan yang dimilikinya, juga atas budi besar kepala sekolah bapak Karta Soedarma yang telah membebaskannya dari
iuran sekolah. Ia melanjutkan pendidikannya di Pendidikan Guru Agama PGA Al-Ma’arif Jampangkulon selama 4 tahun, dan lulus tahun 1971, di sini ia
berhutang budi atas kebaikan bapak Dindin Saefudin yang juga membebaskanya dari SPP.
Dengan keinginan yang kuat untuk meneruskan pendidikanya, Umay rela untuk menempuh jarak ±86 km dengan berjalan kaki. Maklum uang simpanannya
tak cukup untuk ongkos bis, jadi ia melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dari hutan Pasir Piring ke kota Sukabumi. Akhirnya lagi-lagi atas kemurahan hati
hamba Allah, KH. E. Fachruddin Masthura, dia diterima di Pondok Pesantren Al- Masthuriyah Tipar, Sukabumi, tanpa dipungut biaya SPP.
Pada tahun 1974 Umay menamatkan Madrasah Aliyah Al-Masthuriyah, Tipar, Sukabumi. Sepanjang belajar di Al-Masthuriyah, ia mendapat kasih sayang
dari keluarga KH. Mohammad Sanusi alm, lalu ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Salafi Siqayaturrahmah, pimpinan KH. M. Mudrikah Hanafi, di
Selajambu, Sukabumi, selama 1 tahun. Maka atas kebaikan hati keluarga Moh. Djubaedy Soelaiman, Umay dapat
menyelesaikan pendidikanya di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran PTIQ pada tahun 1983. Setelah menyelesaikan pendidikanya, ia sempat menjadi dosen di
almamaternya pada mata kuliah Tafsir dan Hadits Ahkam sampai tahun 1990. Pada tahun 1984, ia melanjutkan kuliah S1 di Institut Agama Islam Negeri IAIN
Jakarta sekarang UIN Jakarta mengambil Jurusan Peradilan Agama di Fakultas Syariah. Lagi-lagi Allah sayang kepadanya dan menggerakkan hati keluarga
Mayjen Pol. Drs. H. Soedarto untuk perihal pembiayaan kuliah dan selesai tahun 1987.
Kemudian pada tahun 1996 atas kebaikan keluarga Mayjen Dr. H. Loet Affandi, Umay dapat menyelesaikan studi S2 nya di Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Jakarta UMJ dengan konsentrasi Pendidikan Islam. Atas saran
guru tercintanya Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA, Umay melanjutkan studi S3 nya di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta UNJ Jurusan
Manajemen Pendidikan, juga atas kemurahan hati Keluarga Dr. H. Loet Affandi.
C. Kariernya