Scene 4 Scene 5 TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA LAPANGAN

Denotasi Mariane memberikan senyum manisnya ketika Daniel ingin pergi. Sedangkan, Daniel mengucapkan kata-kata manis dan mencium Istrinya. Tak lama ia pun menaiki taksi dan pergi meninggalkan tatapan perpisahan. Mariane tetap melihatnya walaupun taksi sudah melaju sangat jauh. Konotasi Berjumpa dan berpisah merupakan skenario Tuhan. Manusia hanya dapat merasakan bagaimana drama itu berjalan. Seperti halnya Mariane dan Daniel perpisahan tidak dilukiskan sebagai bencana. Mereka lebih menganggap perpisahan itu sesuatu yang akan kembali dan datang mengikat cinta mereka lebih erat. Mitos Dalam kisah nyata Mariane merasa perpisahan itu tidak seperti biasanya. Sebagai naluri seorang istri hari itu ia sedikit gelisah, apalagi setelah melihat tatapan suaminya yang redup, seakan mengisyaratkan detik-detik terakhir bersamanya.

C. Scene 4

Pada scene berikutnya film berjalan ke belakang mundur. Daniel bertemu temannya, Kaleem Yusuf, meminta pendapatnya sebelum berangkat menemui sheikh Gilani. Visual Dialog Suara Type of Shot Daniel : Aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu. Seharusnya aku malam ini bertemu dengan Sheikh Gilani. Kaleem Yusuf : Kau bertemu dengannya di mana? Daniel : Di restoran Village Long Shot: Gambar diambil dari jarak jauh, sehingga objek dan latar belakangnya nampak jelas. Kaleem Yusuf : Bertemu dengannya di tempat umum kau akan baik-baik saja. Tapi, berhati-hatilah. Daniel : Ok, tentu saja. Medium Close Up: Dari jarak yang dekat objek diambil hanya separuh badan. Denotasi Di kediaman Kaleem Yusuf, Daniel disambut hangat olehnya. Hingga mereka berdua sudah duduk saling berhadapan dan membicarakan masalah sheikh Gilani. Konotasi Bertemu dengan seseorang yang belum dikenal memang perlu berhati-hati. Sebab, belum tahu apakah orang itu baik atau jahat. Setidaknya bertanya kepada orang yang tahu adalah hal yang paling tepat sebelum bertemu dengan si pelaku orang yang belum pernah dikenal. Mitos Sheikh Gilani adalah tokoh agama besar di Pakistan, ia merupakan seorang ulama yang dikenal arif dan sering meneteskan air mata. Beliau dikagumi banyak orang, baik muslim maupun non muslim. Namun, setelah runtuhnya WTC beliau diduga memiliki hubungan dekat dengan pemimpin al- Qaeda. Karena itulah, banyak dari jurnalis penjuru dunia ingin bertemu dengannya.

D. Scene 5

Pada bagian ini cerita kembali ke depan maju. Teman-teman Daniel, Mariane dan Asra berkumpul untuk makan malam sambil menunggu Daniel yang belum pulang. Kemudian, di tengah asyik menikmati makanan khas Cuba yang dibuat Mariane mereka berbincang-bincang. Visual Dialog Suara Type of Shot Tidak ada dialog Laki-laki 1 : Di mana agen CIA itu? Mariane : Apa maksudmu? Asra Nomani : Aku bekerja di Wall Street Journal, apa aku juga agen CIA? Laki-laki 2 : Tapi bagaimana orang Amerika itu tahu banyak tentang Pakistan? Apa mereka tahu tentang Afghanistan? Terlepas dari pengeboman sepanjang waktu. Asra Nomani: Itulah mengapa kami jurnalis, memberitahu semua orang. Extra Long Shot: Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh sehingga objek terlihat lebih kecil dan latar belakang begitu jelas. Medium Long Shot: gambar diambil setengah badan dari jarak yang jauh, namun objek tetap terlihat jelas beserta latar belakangnya. Medium Long Shot: gambar diambil setengah badan dari jarak yang jauh, namun objek tetap terlihat jelas beserta latar belakangnya. Denotasi Teman-teman datang ke rumah Mariane untuk makan malam. Mereka dihidangkan masakan khas Cuba yang dibuat oleh Mariane sendiri. Namun, di tengah asyiknya menikmati makanan itu mereka mulai mempertanyakan Daniel dan orang Amerika yang tahu segalanya. Konotasi Makan malam bersama kerabat atau keluarga merupakan kebiasan manusia dalam mengokohkan tali persahabatan dan persaudaraan. Islam mengenalnya dengan silaturrahmi, jalan memperpanjang umur dan menambah rezeki. Namun, tidak untuk berbicara ketika makan. Karena sangat berbeda dengan peradaban barat yang meng-halalkan perihal tersebut. Mitos Orang banyak mengira jurnalis adalah antek agensi. Sampai-sampai oknum militan garis keras mencurigai jurnalis barat sebagai mata-mata FBI atau CIA. Inilah mengapa, khususnya di wilayah zona merah jurnalis-jurnalis barat banyak mengalami ancaman berupa penculikan dan pembunuhan.

E. Scene 6