Etika Jurnalisme Tinjauan Umum tentang Jurnalisme 1.

• Jurnalis bawah tanah : Jenis jurnalisme ini menyampaikan perbincangan tentang soal-soal yang biasanya dianggap tabu oleh pers mainstream. • Jurnalis pembangunan : Jurnalisme yang menyiarkan berita-berita pembangunan. Berita pembangunan meliputi berita langsung, feature, tajuk rencana, surat redaksi dan pidato keterangan yang berhubungan dengan kebutuhan primer, sekunder dan tertier dari suatu negara sedang berkembang. • Jurnalis damai : Jurnalisme yang melaporkan suatu kejadian dengan bingkai yan lebih luas, yang lebih berimbang dan lebih akurat, yang didasarkan pada informasi tentang konflik dan perubahan-perubahan yang terjadi. Jurnalisme damai membuka peluang pada pemahaman non-kekerasan non-violence dan kreativitas seperti yang diaplikasikan sehari-hari oleh para wartawan dalam membuat liputan. Demikianlah jurnalisme telah berkembang ke dalam berbagai macam jurnalisme sesuai dengan keperluan dan kepentingan wartawan dan media massa yang menyiarkan berita itu. Hal ini menunjukkan bahwa konsep jurnalisme selalu berkembang sampai melampaui batas-batas jurnalisme itu sendiri.

4. Etika Jurnalisme

Jurnalisme memang sudah lama membicarakan fakta, tapi jurnalisme juga sudah lama diembargo, dimanipulasi, atau ditutup oleh tinta hitam, walaupun pada akhirnya kebenaran akan muncul dengan sendirinya, seperti kenyataan. 24 Tapi, tidak untuk saat ini. Sebab jurnalisme sudah lama bebas bernafas dari cengkraman 24 Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam sastra harus bicara, Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2005, cet-2, h.1. para diktator dan penguasa. Terlebih lagi setelah adanya Undang-undang yang menyatakan keberadaan dan perlindungan bagi mereka. Serta, etika jurnalisme dan kode etik yang meluruskan moral mereka sebagai pencari berita informasi. Dr. Rushworth Kidder dari institut Etika Global Amerika menjelaskan tradisi-tradisi yang paling berpengaruh pada falsafah moral, dan bagaimana tradisi itu memengaruhi keputusan etika dalam jurnalisme professional saat ini. Kidder menguraikan tiga jenis pendekatan dalam pembuatan etika berdasar pada tradisi- tradisi falsafah moral. Masing-masing dapat dipakai untuk memecahkan masalah, tapi masing-masing memiliki kelemahan dan jebakannya sendiri. 25 • Utilitarianisme, pendekatan ini meminta kita untuk menjajaki konsekuensi dari tindakan dan keputusan kita jurnalis. Jika saya melakukan hal ini, akan terjadi begini; jika saya melakukan hal itu, yang akan terjadi lain lagi. Keputuan etis ini, dengan pendekatan utilitarian, adalah hasil dari sebuah kalkulasi etis. • Keputusan Berdasar Peraturan: Imperatif Kategoris Kant, istilah Emmanuel Kant ini adalah cara yang agak menakutkan untuk menyebutkan sebuah pendekatan yang relatif sederhana terhadap alasan moral: apapun yang anda putuskan, anda boleh meyakini bahwa keputusan itu bersifat moral atau etis jika anda bisa menyatakan bahwa prinsip atau peraturan yang menjadi keputusan anda adalah sebuah hukum universal. Dengan kata lain, anda jurnalis memutuskan untuk berlaku sama bagi siapa saja di dunia ini dalam situasi yang sama. 25 Budi Prayitno, Etika Jurnalisme : Debat Global, Jakarta : Institut Studi Arus Informasi, 2006, h. 9-12. • Aturan Emas, atau Keterbalikan, Prinsip bahwa anda harus ” melakukan sesuatu terhadap orang lain sebagaimana orang lain melakukan terhadap anda” adalah pokok dari semua agam besar. “Ini mungkin prinsip etika yang sudah lebih banyak dipakai oleh kebanyakan orang ketimbang prinsip lain mana pun dalam sejarah dunia,” di sini anda menempatkan diri pada kedudukan orang lain, jadi saling tukar peran. Aturan emas ini sering disebut sebagai pendekatan “berdasar kepedulian”. Ketiga pendekatan itu merupakan jalan untuk para juranlisme, setidaknya sebagai solusi bagi mereka saat terjun di dalam masyarakat. Sebab, menurut Kidder, pengambilan keputusan yang beretika melibatkan pemikiran yang kompleks dan hampir selalu merupakan usaha keras. 26

5. Kode Etik Jurnalisme