Kode Etik Jurnalisme Tinjauan Umum tentang Jurnalisme 1.

• Aturan Emas, atau Keterbalikan, Prinsip bahwa anda harus ” melakukan sesuatu terhadap orang lain sebagaimana orang lain melakukan terhadap anda” adalah pokok dari semua agam besar. “Ini mungkin prinsip etika yang sudah lebih banyak dipakai oleh kebanyakan orang ketimbang prinsip lain mana pun dalam sejarah dunia,” di sini anda menempatkan diri pada kedudukan orang lain, jadi saling tukar peran. Aturan emas ini sering disebut sebagai pendekatan “berdasar kepedulian”. Ketiga pendekatan itu merupakan jalan untuk para juranlisme, setidaknya sebagai solusi bagi mereka saat terjun di dalam masyarakat. Sebab, menurut Kidder, pengambilan keputusan yang beretika melibatkan pemikiran yang kompleks dan hampir selalu merupakan usaha keras. 26

5. Kode Etik Jurnalisme

Jurnalisme adalah sebuah profesi sekaligus seni, karena wartawan memiliki ketrampilan khusus dan tunduk pada standar-standar yang umum. Penulis dan humoris Amerika abad ke-19, Finley Peter Dunne, pernah mengatakan bahwa pekerjaan wartawan adalah, “ memberi rasa nyaman kepada orang yang kesusahan, dan menyusahkan orang yang hidup nyaman.” Tapi peran utama jurnalisme dalam masyarakat dunia selama generasi ke generasi tetap sama, menyediakan bagi warga informasi yang akurat dan dapat diandalkan, kemudian apa yang mereka lakukan dapat berfungsi dalam sebuah masyarakat. 27 Wiliam H. Siemering sebagai instruktur penyiaran di Afrika, Eropa Timur dan Asia menambahkan, “Saya perlu katakan bahwa anda jurnalis perlu misi yang jelas dan pemahaman yang mendalam soal pentingnya informasi dalam 26 Ibid, h.12. 27 Deborah Potter, Jurnalisme Independen, Jakarta: Kedutaan Amerika Serikat, 2006, h. 2-3. masyarakat dunia. Dedikasi terhadap keakuratan dan kebenaran harus sejajar dengan kepercayaan. Tantangannya adalah bagaimana menyajikan informasi dengan cara yang menarik sehingga orang ingin mendengarkan atau membaca apa yang perlu mereka ketahui. 28 Pernyataan di atas merupakan buah dari kode etik Jurnalisme, bisa juga, seperti yang dikatakan seorang penulis, Robert H. Estabrook, bahwa pernyataan itu merupakan kebebasan. Dan kebebasan Pernyataan tersebut merupakan kode etik yang menghormati tindak tanduk pers. 29 Memang dalam menjalankan tugasnya, wartawan selain dibatasi oleh ketentuan hukum, seperti Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999, juga harus berpegang kepada kode etik jurnalistik. Tujuannya adalah supaya wartawan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya, yaitu mencari dan menyiarkan informasi. Saat ini ada beberapa definisi yang berkembang mengenai kode etik jurnalisme. Misalnya ada yang mengatakan bahwa kode etik jurnalisme adalah himpunan etika profesi kewartawanan Pasal 1 Ayat 14 UU No 40 Tahun 1999. Definisi lain ialah kode etik jurnalis televisi Indonesia, yaitu pedoman perilaku jurnalis televisi dalam menjalankan profesinya Pasal 1 Kode Etik Jurnalis Televisi Indonesia. 30 28 Didin Natasukarya, Mencari Media yang Bebas dan Bertanggung Jawab, Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 2006, h. 39. 29 Budi Prayitno , Pers Tak Terbelenggu, Jakarta: Departemen Luar Negeri A.S., 2004, h. 34. 30 . Sudirman Tebba, Junalistik baru, Ciputat: Kalam Indonesia, 2005, cet-1, h. 136. Dari definisi-definisi itu terlihat bahwa kode etik jurnalisme terkait dengan organisasi wartawan dan kode etik jurnalisme hanya mengikat wartawan yang menjadi anggota oraganisasi wartawan yang bersangkutan. Di dunia saat ini, khususnya di Indonesia banyak organisasi wartawan yang beragam. Karena itu, kode etik jurnalisme juga berbagai macam, di antaranya: 1 Aliansi Jurnalis Independen AJI. 2 Aliansi Jurnalistik Indonesia ALJI. 3 Asosiasi Wartawan Muslim Indonesia AWAM. 4 Asosiasi Wartawan Ekonomi AWE. 5 Himpunan Insan Pers Seluruh Indonesia HIPSI. 6 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia IJTI. 7 Ikatan Wartawan Republik Indonesia IWARI. 8 Persatuan Wartawan Indonesia PWI. 9 Persekutuan Okumene Jurnalis kristiani Indonesia. 10 Ikatan Wartawan Indonesia IWI. 31 Berikut ini adalah salah satu kode etik jurnalisme, yaitu kode etik wartawan Indonesia, ditegaskan: 1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memeroleh dan menyiarkan informasi yang benar. 2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memeroleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. 31 Ibid, h.139-140 3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampuradukkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan plagiat.] 4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila. 5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi. 6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan. 7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab. 32 32 Ibid, h.138-139.

BAB III GAMBARAN UMUM FILM

A MIGHTY HEART

A. Profil Sutradara Film

1 Film A Mighty Heart mengisahkan tentang penculikan dan pembunuhan tragis seorang reporter Wall Street Journal berdarah Yahudi di Pakistan. Film yang diangkat dari kisah nyata Mariane Pearl’s dan novel ini disutradarai oleh Michael Winterbottom, sutradara Inggris yang muncul di akhir abad-21. Michael Winterbottom lahir di Blackburn, Lancashire pada Tanggal 29 Maret 1961. Meraih gelar di Oxford University. Selain, ia juga menerima pelatihan film dan televisi di Bristol University dan politeknik di London Tengah. Setelah Michael menyelesaikan bangku kuliahnya, ia menghabiskan waktu mudanya sebagai editor film di Thames Television, yang sukses mengarahkan episode drama dan dua dokumenter tentang Ingmar Bergman. Michael sering mendapat pujian atas karya-karyannya itu termasuk oleh tokoh-tokoh besar Eropa- Jean-Luc Godard, Wim Wenders, François Truffaut, dan Bergman sendiri- dengan gaya filmnya yang dinilai kontinental sejak awal. Seperti karyanya yang berjudul Forget About Me ITV, 1990, film TV drama komedi romantis yang berkolaborasi dengan penulis Frank Cottrell Boyce, mengisahkan dua tentara Skotlandia yang dikirim ke Jerman Barat dan terjerat cinta dengan gadis-gadis Hungaria selama perjalanan ke Budapest. Under The Sun ITV, 1992, film TV 1 “ People” diakses pada tanggal 15 Februari 2010 pukul 13:30 WIB dari http: www.screenonline.org.uk