Deskripsi Kasus LANDASAN TEORI

3. Kasus 3 Rina seorang remaja yang berusia 21 tahun, lahir dalam keluarga yang cukup secara materi dan keluarga yang menganut kebebasan dalam berpikir dan bertindak. Tidak jauh berbeda dengan Rita, keluarga Rina bukanlah keluarga yang menekan akan kepentingan pendidikan agama. Rina adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara. Dan kini dia sedang menuntut di salah satu perguruan swasta di Jakarta.

B. Deskripsi Kasus

1. Kasus 1 “Rita telah menjalin hubungan selama 2 tahun. Kebetulan Rita tinggal di kost, dan Rita sangat mencintai Rendi dan begitu juga sebaliknya. Rita sering datang ke kostnya Rendi, Rendi juga datang ke kost Rita. Dalam kesempatan itulah mereka saling menumpahkan isi hati masing-masing dan saling berjanji untuk setia walau dalam keadaan apapun. Merekapun telah berjanji untuk membangun sebuah rumah jika mereka selesai kuliah dan dapat kerja nantinya. Rita mengakui hampir setiap hari mereka berduaan, bercumbu, hingga mereka terlena dan lupa diri, mereka telah melakukan hubungan di luar batas. Dan hubungan seperti ini sering mereka lakukan. Sampai akhirnya Rita sering bolos kuliah. Rita juga sangat kecewa karena Rendi juga memilih untuk tidak melanjutkan studinya, padahal Rendi dari keluarga berada. Semenjak mereka ambil keputusan untuk keluar dari kampus, Rendi pulang ke kotanya, sedangkan Rita tetap menjadi anak kost, karena Rita tidak mau orangtuanya tahu kalau dia sudah gagal kuliah. Rita masih membohongi keluarganya kalau dia masih kuliah. Rita tidak harus pusing masalah biaya sebab orangtuanya terbilang orang mampu. Pada awal perpisahan mereka sering berhubungan lewat handphone dan email. Dan Rita sesekali berkunjung ke rumah Rendi dan pernah menginap sekamar bersama Rendi. Saat itu mereka mengulang melakukan hubungan lagi. Namun setelah Rita jarang berkunjung, kabar Rendi sudah tidak pernah terdengar lagi, apalagi mengharapkan dia datang menemui Rita. Dulu Rendi pernah kerumah Rita dan sudah sempat dikenalkan dengan orangtuanya, namun orangtua Rita tidak mengetahui hubungan mereka sudah terlampau jauh. Rita sangat takut jika orangtuanya mengetahui hal itu, karena itu saat ini Rita merasa sangat tertekan dan sedih. Rita jadi curiga pada Rendi, mungkin dia sudah miliki gadis lain, padahal Rita selama ini sudah coba untuk setia dan rela menyerahkan dirinya sepenuhnya karena dia sangat mencintai dan takut kehilangan Rendi. Pengorbanan yang dilakukan Rita selama ini pada akhirnya membuat dia terjatuh dalam lubang ke gagalan dan kehancuran. Pada saat ini Rita masih menggangur dan sering mengunci diri di kamar kosannya. ” Setelah memperhatikan ungkapan dari kasus yang dialami oleh Rita, perlu diketahui bahwa orangtua Rita tidak mengetahui jika anaknya sudah menghancurkan harapan orangtuanya. Cinta Rendi telah membutakan Rita. Tapi penyesalan itu baru datang saat ini, ketika dia sadar dia telah menghancurkan harapan dan kepercayaan orangtuanya. Perasaan bersalah itu sering menghantui Rita belakangan ini. Rita saat ini masih sangat bingung bagaimana harus keluar dari semua kisah memalukan ini dan ingin memulai semua yang baru. 2. Kasus 2 “ Vina remaja yang berusia 19tahun. Di awal masa perkuliahannya Vina berhasil memukau teman-teman dan dosennya sebagai gadis yang santun dan menutup aurat. Latar belakang pendidikan Vina yang berasal dari pesantren. Dan bahkan dari kecil Vina sudah dibiasakan dengan sekolah agama, jadi bisa di maklumi kalau Vina berprilaku layaknya wanita yang solehah. Namun semua itu tidak bertahan lama, sebagaimana yang diluahkan oleh Vina pada penulis, pada saat kuliah dia sering merasa beda dengan teman-teman yang lain. Teman-teman Vina bebas pacaran, sedangkan Vina berbicara sama laki-laki aja bisa dihitung dengan jari. Seiring waktu, Vina berteman akrab dengan Wati. Wati seorang gadis yang peramah dan menyenangkan, namun dia seorang mahasiswa yang nakal. Vina sering di ajak main dan bahkan menginap di kosan Wati. Vina pernah mengajak Wati ke rumah dan memperkenalkan kepada keluarganya, sikap Wati yang peramah dan penuh dengan kesehajaan, membuat orangtua Vina percaya anaknya berteman dekat dengan Wati. Sedangkan sejak dari Vina kecil, orangtuanya sering mengontrol dengan sapa Vina berteman. Saat ini orangtua Vina kecelongan. Semakin hari Vina semakin dekat dengan Wati, dan perlahan Wati memperkenalkan siapa dirinya pada Vina tanpa ada rasa sungkan seperti di awal mereka dekat. Wati jujur akan dirinya yang suka melakukan hal-hal yang tidak wajar bersama pacarnya. Setiap hari Vina jadi tempat luahan cerita Wati. Tanpa di sadari Vina yang tidak pernah kenal dengan pergaulan bebas mulai memendam hasrat, ingin mencoba, dan merasakan hidup seperti Wati. Wati hidup dengan kebebasan, sedangkan Vina sangat di kontrol oleh orangtuanya. Jangankan pacaran dan keluar bersama laki-laki, untuk menonton televisi saja Vina sangat dibatasi. Rasa ingin tahu dan mencoba itu semakin menghampiri naluri Vina, walaupun pada awalnya Vina merasa sangat takut, namun Wati memberi dukungan kepadanya, Wati mengenalkan Vina pada temannya, dan pada akhirnya mereka pacaran. Jadi pada intinya, mereka sering mengadakan kencan bersama pasangan masing- masing. Ringkas cerita, setelah beberapa waktu, Vina dan Wati berlibur ke luar kota, dan mereka mengajak pasangannya. Vina beralasan pada orangtuanya ada acara kampus ke sana, jadi Vina harus ikut. Tanpa disadari oleh orangtuanya, Vina semakin hari semakin menunjukkan perubahannya. Ketika disana Vina akhirnya melakukan hal yang selama ini tidak pernah dia tahu, dan dia merasakan itu sangat indah. Vina sudah merelakan kesuciaannya dirampas oleh laki-laki yang baru dikenalinya. Tidak lama kemudian, setelah dua bulan dari kejadian, Vina merasa badan tidak enak. Dan dia tidak sadar kalau sudah 1bulan ini haidnya tak kunjung tiba. Vina semakin resah, namun Wati memujuknya semua itu tidak mungkin terjadi, liat saja dirinya yang sudah kesekian kali melakukannya namun tidak terjadi apa-apa. Tetapi semua yang diyakini itu menjadi mimpi buruk pada Vina dan keluarga. Vina akhirnya mengetahui bahwa dirinya hamil disaat kandungannya menginjak 3bulan. Vina berusaha menutupi dari keluarganya, pacar Vina mau bertanggungjawab atas bayi tersebut. Karena tidak sanggup menutupi keaiban yang ditanggungnya, maka Vina jujur kepada keluarganya. Sudah tentu Vina siap dengan segala resiko yang akan dihadapi dan hukuman yang diberikan keluarganya. Kekecewaan terpancar jelas dari raut wajah orangtua Vina. Keluarga yang selama ini di junjung tinggi kehoramatannya oleh penduduk sekitar, sekarang harus menangggung aib yang sangat hina itu. akhirnya Vina menikah dengan laki-laki tersebut dan sekarang sudah memiliki seorang putri cantik yang tidak pernah tahu dosa yang dilakukan oleh kedua orangtuanya.” 3. Kasus 3 “ Rina seorang remaja yang berusia 21 tahun, mengaku pernah melihat film-film porno, pada awalnya dia diajak oleh teman-temannya. Perasaan yang timbul setelah menonton adalah senang ingin melakukan. Rina mengakui melakukan senggama hampir setiap minggu, pasangannya adalah kekasihnya sendiri yang dikenalinya beberapa tahun belakangan. Ia tidak pernah malacurkan diri. Dalam berpacaran ia melakukan banyak hal, mulai dari saling mengunjungi, berjalan berduaan, cium pipi, cium bibir, pegang buah dada, pegang alat kelamin sampai senggama. Rina berpendapat, hubungan seks di luar perkawinan adalah normal. Seks adalah sesuatu yang indah, yang dapat dinikmati oleh setiap orang. Tuhan yang menciptakannya. Asal mau tanggung resiko dan bisa mencegah kehamilan yang tidak diinginkan seks adalah normal. Tetapi Rina tidak setuju seks bebas dengan tukar menukar pasangan. Tentang dampak dari seks bebas, ia mengatakan tidak apa-apa, asalkan kehamilan dicegah dengan obat atau alat kontrasepsi. Dan sekiranya terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki, maka kandungan itu digugurkan saja.”

C. Intepretasi Antar Kasus