BAB II LANDASAN TEORI
A. Perilaku Seks Bebas
1. Pengertian Perilaku Seks Bebas
Seks di dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia berarti jenis kelamin
1
. Yaitu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan. Maka
perilaku seks adalah segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan seksual. Seksual adalah sesuatu yang ada hubungannya dengan
seks atau yang muncul dari seks. Hubungan seksual mempunyai arti hubungan kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran
dorongan seksual.
2
Bebas pula bermaksud lepas sama sekali ataupun merdeka
3
. Oleh karena itu, maka, secara deskriptif yang dimaksud dengan
perilaku seks bebas adalah perbuatan hubungan intim suami istri di luar pernikahan dan tanpa ikatan yang jelas. Perilaku seks bebas bisa terjadi
kapan saja dan dimana saja.
4
Prilaku seks bebas adalah pergaulan seks tanpa mengira pasangan, seks bebas merupakan aktivitas yang tidak sehat
karena banyak membawa dampak negatif baik pada kehidupan sosial
1
Tri Kurnia Nurhayati, M.Pd. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta. Eska Media . 2005, h. 687
2
Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kota Bandung. “Dampak Seks Bebas”artikel di akses pada 1 Januari 2010 di http:www.scribd.comdoc19294352dampak-seks-bebas
3
Tri Kurnia Nurhayati, M.Pd. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta. Eska Media . 2005, h. 130
4
Achmad Saptono Mahasiswa Sosiologi FISIP-UNSOED “Perilaku Seks Bebas di kalangan Remaja dan Orang Dewasa Sudah Berkeluarga sebuah kajian tentang perilaku dan
kebutuhan”, artikel diakses pada 31 Desember 2009 dari http:www.scribd.comdoc13753330Free-Sex.
18
maupun pada pribadi remaja yang melakukan seks bebas tersebut. Namun yang menjadi persoalannya, faktor apakah yang mendorong sebagian
remaja terjebak dalam prilaku seks bebas ini.
2. Faktor-faktor Seks Bebas Pada Remaja
2.1 Perkembangan Seksual
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-
perkara hubungan intim antara laki-laki dan perempuan. Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang
berbeda hal ini seiring dengan pendapat haurlock, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada laki-
laki dan perempuan. Menurut haurlock, pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat,
suara membesar dan lain-lain. Sedangkan pada remaja putri : pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai
mengalami haid, dan lain-lain. Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul
juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya.
5
2.2 Rasa ingin tahu dan mencoba Karena meningkatnya minat pada seks, remaja akan berusaha
mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Hanya sedikit remaja
5
Arrum Chyntia Yuliyanti , “Pendidikan Seks”. artikel di akses pada 2 Januari 2010 di http:www.scribd.comdoc14823326Pendidikan-S-E-K-S
yang merasa cukup mengetahui informasi tentang seks dari orangtuanya. Orangtua sering kali menabukan seksual, seringkali
orangtua tidak senang mendengar pertanyaan anaknya tentang seks, sehingga mereka pun akan menunjukkan sikap marah dan melarang.
Oleh karena itu, remaja mencari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya dengan cara membahas dengan
teman-teman, membaca buku-buku tentang seks, atau yang lebih ekstrim mengadakan percobaan dengan masturbasi, bercumbu, atau
bahkan bersenggama. Pada akhir masa remaja sebagian remaja laki- laki dan perempuan sudah mempunyai cukup informasi tentang seks
guna memuaskan keingintahuan mereka.
6
Berkembang pula opini seks adalah sesuatu yang menarik dan perlu dicoba.
2.3 Zaman globalisasi dan Lemahnya Pegawasan Terdapat berbagai macam alasan serta penyebab seks bebas bisa
terjadi, salah satunya adalah adanya kesempatan, mengingat globalisasi zaman yang sudah semakin canggih dengan berbagai
macam penemuan baru dalam bidang teknologi khususnya media massa, dalam hal ini seperti internet. Materi seks di media yang
secara sengaja ditujukan untuk membangkit hasrat seksual. Segenap bentuk materi yang terkait dengan seks. Yang menjadi masalah
adalah apabila orang terdorong untuk terus menerus mengkonsumsi tayangan atau bacaan tersebut karena dampak yang dirasakan adalah
6
Elizabeth B. Hurlock . Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan, PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta , edisi kelima, h. 266
terbangkitnya dorongan seksual. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah dampak tontonan dan bacaan tersebut pada
kalangan remaja. Sangat wajar ketika manusia memiliki naluri seks dan karena itu wajar jika mereka merasa senang dengan materi seks.
Namun demikian, bila remaja sering mengkonsumsi materi seks secara terus menerus, dorongan untuk menyalurkan hasrat
seksualnya menjadi tinggi, karena itu, seperti sudah dikatakan, mengkonsumsi materi seks di media, remaja potensial mendorong
tumbuhnya perilaku seks bebas yang tidak bertanggungjawab. Maka dengan itu pengawasan dari orangtua sangat diperlukan.
Karena di zaman globalisasi ini budaya barat dengan mudah masuk yang pada akhirnya selalu membuat kebudayaan bangsa ini semakin
terkikis, hidup berfoya-foya, gaya hidup bebas, dan lain sebagainya. Pada saat yang lain gambar-gambar wanita dengan pakaian nyaris
telanjang itu dapat disaksikan pada tayangan televisi dirumah. Tidak banyak pemirsa yang memprotes tayangan-tayangan itu.
Orangtuapun sering membeli dan membawa pulang tabloid dan kalender dengan gambar wanita nyaris telanjang kemudian dipajang
dirumahnya. Hampir tidak satupun keluarga yang memprotesnya seakan gambar-gambar itu sudah biasa.
7
Disamping ancaman media hiburan yang sangat mengerikan, kelalaian orangtua yang suka
mengumbar kemesraan di depan anak juga menjadi salah satu faktor
7
Dr. Burhan Bungin. Pornomedia, Kontruksi Sosial Teknologi Telematika Perayaan Seks di Media Massa, Prenada Media, Bogor. 2003 , h. 79
yang kuat. Beberapa kasus pernah terjadi, seringkali disebabkan pada waktu kecilnya, anak melihat kedua orangtuanya melakukan
persetubuhan. Meskipun mereka melihatnya dengan tanpa sengaja. Kejadian seperti ini bisa mengakibatkan seorang anak menjadi
teransang dan mempraktekkannya dengan teman-temannya. Atau pacarnya jika sudah miliki pacar. Sehingga mereka melakukan
pelanggaran seks pranikah. Dan diantara prilaku seksual yang sering dilakukan remaja saat ini antara lain sebagai berikut
8
: 1.
Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat
seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
2. Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti
sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan- sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk
menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
3. Dampak dari Seks Bebas