membimbing perilakunya.William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut
18
: 1
Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2
Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mencapai otoritas.
3 Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan
belajar bergaul bersama teman sebaya atau orang lain, baik secara individu atau kelompok.
4 Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
5 Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuan dirinya. 6
Memperkuat kemampuan mengendalikan diri atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.
7 Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku
kekanak-kanakan. Disamping itu, mulai dari Erikson, banyak para ahli spikologi
memandang bahwa pembentukan identitas diri atau jati diri merupakn tugas perkembangan utama bagi remaja. Jika remaja gagal atau tidak mampu
menjawab pertanyaan “siapa saya?” dan “mengapa saya?” maka mereka akan mengalami konflik dalam dirinya. Jika secara terus menerus remaja
aktif menanyakan tentang kebingungan mengenai idelogi dan ketidakjelasan tentang peranan dirinya dalam kelompok sebaya dan orang dewasa, maka
remaja memerlukan tahun-tahun tambahan untuk menemukan solusi yang dapat diterima sebelum mereka mencapai gaya hidup seperti orang dewasa.
4. Kecenderungan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja
Setiap periode mempunyai masalah sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-
18
Dr. Syamsu
Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2007, h. 23
laki maupun anak perempuan. Perkembangan prilaku seksual yang merupakan akibat langsung pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks, adalah hal
yang sangat penting dalam masa remaja. Perkembangan perilaku seksual yang berhubungan dengan pergaulan sosial remaja, terasa sangat kuat
dorongannya bagi mereka untuk mendekati lawan jenis. Remaja mulai terdorong kuat untuk mendekati remaja putri, dan sebaliknya remaja putri
terdorong ingin mendekati remaja putra. Perasaan mulai menyukai lawan jenis pada dasarnya adalah hal yang alami, tidak mungkin seorangpun bisa
menghalangi. Tumbuhnya rasa cinta kasih adalah fitrah bagi manusia yang
diciptakan oleh Allah., agar kehidupan manusia itu terasa tentram dan bahagia , tanpa cinta kasih kehidupan manusia terasa hampa dan hambar.
Akan tetapi kecintaan pada lawan jenis ini harus disertai dengan tuntunan akhlak dan pegangan agama yang kuat. Sebab ini adalah kendali utama agar
remaja tidak melampaui batas dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Ketika remaja menerjang rambu-rambu yang diberikan oleh agama dalam
pergaulan maka akan terciptanya seks bebas. Banyak hal yang menyebabkan remaja melakukan seks bebas sebagai
pelarian dari berbagai persoalan yang membelenggu jiwanya. Keadaan remaja yang mana menjadi masa “badai dan tekanan” membuat remaja
sering frustasi dan konflik batin yang berat, sehingga sering kali melakukan suatu tidakan yang menghancurkan masa depannya sendiri. Dari hipotesa
awal peneliti, ada beberapa sebab yang menjadikan remaja melakukan seks bebas diantaranya adalah :
4.1 Kurangnya kemampuan remaja untuk mengontrol dan
mengendalikan diri, terutama emosi-emosinya. Ini sering kali membuat remaja melakukan hal-hal negative, seperti prilaku seks
bebas, tanpa terfikir olehnya mengenai dampak dan resiko yang ditimbulkan di kemudian hari.
4.2 Adanya ketidak stabilan psikis. Ini juga menjadi penyebab remaja
mudah terjerumus dalam perbuatan negative dalam hal ini prilaku seks bebas. Ada kesan pada remaja bahwa seks itu menyenangkan,
puncak rasa kecintaan, yang serba membahagiakan sehingga tidak perlu ditakutkan.
4.3 Kurang pemahaman agama. Konsep keimanan yang didapatkan dari
pembelajaran keagamaan perlu dihayati serta diyakini setiap ketika oleh remaja. Pemahaman dan kesadaran tentang konsep ini akan
membuat manusia rajin beribadat dan takut membuat maksiat. Inilah kunci atau intisari ilmu tauhid, pengesaan terhadap Allah dalam
perbuatan, sifat dan zatNya. Dan yang sangat penting dengan nilai- nilai keimanan ini, tingkah laku remaja yang soleh, cerdas, bisa
dibentuk. Dengan mempunyai akhlak yang tangguh dan iman yang kuat, meskiupun anak tersebut mencium bau-bau yang meransang
daya seksualnya, maka hal tersebut akan disadarinya sebagai hal
yang normal-normal saja, jadi bukan sesuatu yang harus disalurkan saati itu juga, tanpa memandang efek-efek negatifnya.
Gambaran remaja dan seks bebas pada saat ini 1.
Siswi gemar berbusana minim 2.
Siswi yang merangkap gadis panggilan 3.
Ayam kampus 4.
Siswa yang merangkap gigolo 5.
Parti seks dan striptease 6.
Pernikahan usia muda dengan latar belakang hamil Melihat pada gambaran di atas, remaja sering terlibat dalam hal-hal
negative karena mereka memiliki persoalan dan tidak mengetahui cara pemecahannya. Karena itu mereka mencoba melupakan persoalannya tersebut
dengan menjadi remaja yang bermasalah dan bergaul dengan kelompok yang salah. Orang dewasa atau orangtua sering mengeluh bahwa mereka tidak
mengerti kemauan para remaja. Sebaliknya remaja mengeluh bahwa orang di sekitar tidak mau dan tidak bisa mengerti dunia mereka.
Sikap orang dewasa atau orang tua yang tidak mengerti dunia remaja karena mereka memandang dari sudut pandang dan pengalaman yang selama
ini mereka miliki. Memahami perasaan empatik merupakan inti sukses berkomunikasi dengan remaja. Sangat tidak tepat jika oraang dewasa atau
orangtua bersikap menggurui, karena harus disadari bahwa pada saat ini memasuki masa dunia remaja, anak-anak mengalami masa transisi antara lain
tidak ingin tergantung dengan orangtua, merasa tidak membutuhkan orangtua,
tidak banyak bicara, serta tidak ingin banyak diawasi. Semua hal tersebut harus disadari dalam membangun komunikasi dengan remaja. Remaja
membutuhkan bimbingan orangtua untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan berbagai potensi diri. Remaja perlu di arahkan dengan
norma-norma yang berlaku, mereka harus dibantu untuk membentuk nilai- nilai memungkinkan mereka untuk membuat pilihan dan menggunakan
kebebasan secara bijaksana.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A.
Letak Geografis
Kelurahan Srengseng, Kembangan memiliki kode pos 11630. Kelurahan ini terletak di kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Kelurahan ini memiliki
penduduk sebesar 29.425 jiwa dan luas 491.60 HA. Kelurahan ini berbatasan
dengan jln. Meruya Utara di sebelah utara, Kelurahan Meruya Utara di sebelah barat, Kali Pesanggrahan di sebelah timur dan Kelurahan Ulujami Jakarta Selatan
di sebelah selatan.
B.
Kondisi Sosial Masyarakat Srengseng
Selama peneliti bermukim dan mengamati kondisi sosial masyarakat di Srengseng ini terbilang baik. Penduduk yang rata-rata berpendapatan bercukupan,
hanya segelintir penduduk saja yang tergolong berpendapatan rendah. Kawasan yang tergolong kawasan padat penduduk ini merupakan salah satu kawasan yang
sangat aman untuk bertempat tinggal. Sikap masyarakat yang ramah tamah dan saling membantu antara satu sama lain. Tali persaudaraan yang kuat antara
mereka membuat peneliti merasa sangat nyaman untuk berada di sini.
Gambaran secara umum, kehidupan masyarakat di sini tergolong maju. Kehidupan remaja yang mulai mengalihkan kiblatnya ke arah barat, dari hasil
33
observasi yang tidak singkat yang peneliti lakukan, peneliti menilai bahwa kehidupan remaja di kawasan Srengseng semakin jauh dari harapan kita sebagai
bangsa yang menganut adat timur. Bukan sesuatu yang mengherankan ketika remaja menikah disebabkan hamil pranikah, dan banyak anak-anak yang tidak
berdosa dilahirkan. Namun begitu, tidak sedikit juga remaja yang berhasil mengukir prestasi. Ini karena secara keseluruhan remaja di sini mendapatkan
pendidikan selayaknya.
Melihat kondisi sosial masyarakat seperti ini, maka peneliti memilih Srengseng sebagai tempat penelitian, semua ini terjadi karena masyarakat disini
seolah-olah sudah tidak tabu lagi jika ada salah satu remaja mereka harus hamil di luar nikah dan bahkan melahirkan anak tersebut secara terang-terangan. Berbeda
dengan kehidupan di wilayah dimana anggapan masyarakat yang melihat ini hal yang tabu. Meskipun kehidupan masyarakat disini tergolong kental dengan
agama.
Kesimpulannya, praktek prilaku seks bebas pada remaja sudah menjamur di daerah ini tanpa mendapat penghakiman yang memalukan dari masyarakat.
Sedangkan dari sudut penilaian lain, peneliti tahu bahwa masyarakat di sini adalah masyarakat yang baik, menjunjung tinggi nilai agama, saling membantu
dan mengasihi, serta saling menghormati satu sama lain. Namun, gambaran kebaikan yang terukir oleh masyarakat tersebut tercoret dengan prilaku seks bebas
yang marak terjadi pada sebagian remaja nya.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil dari penelitain ini, peneliti mengkhususkan penelitian dengan memilih tiga dari remaja di kawasan Srengseng
ini, yang mana remaja tersebut menganut perilaku seks bebas. Meskipun penelitian ini yang harus dibuktikan keabsahannya, namun, peneliti tetap harus
menjaga kerahasiaan dari tiga remaja tersebut.
C. Kondisi Fisik