Perkembangan Nilai Tukar HASIL DAN PEMBAHASAN

inflasi, relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan terkendalinya uang primer. Akhir tahun 2004 suku bunga SBI 1 bulan mengalami peningkatan menjadi 7,43. Sedangkan di tahun 2005 suku bunga SBI 1 bulan mengalami peningkatan yang signifikan pada triwulan I-2005 suku bunga SBI 1 bulan berada pada posisi 7,42 menjadi 12 pada triwulan IV-2005. kenaikan suku bunga ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia, hingga mencapai level USD 70,80barel. Kenaikan harga minyak dunia mendorong terjadinya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah. Untuk itu pemerintah mengambil keputusan untuk menaikkan BI rate dengan pertimbangan ekspektasi inflasi yang cenderung meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah. Pertimbangan lainnya yaitu meningkatnya resiko stabilitas makro ekonomi terkait dengan perkembangan faktor eksternal yaitu kenaikan suku bunga Fed, melemahnya mata uang dunia terhadap USD dan meningkatnya harga minyak.

4.3 Perkembangan Nilai Tukar

Perkembangan nilai tukar di Indonesia juga sangat berfluktuatif. Kondisi eksternal dan internal dalam perekonomian Indonesia sangat berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar. Perkembangan nilai tukar Indonesia periode 2001-2005 dapat dilihat pada grafik berikut ini. Universitas Sumatera Utara 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 Janua ri Februari Ma re t April Me i J Sumber: Bank Indonesia Gambar 4.7 Grafik Perkembangan Nilai Tukar Periode 2001-2005 Pergerakan nilai tukar rupiah di tahun 2001 sangat berfluktuatif. Kurs rupiah pada Januari 2001 berada pada posisi Rp 9.482USD. Nilai tukar rupiah terus mengalami depresiasi hingga bulan Juni yang berada pada posisi Rp 11.350USD. Apresiasi nilai tukar rupiah terjadi pada triwulan III-2001 namun kembali mengalami depresiasi ditriwulan IV-2001. Nilai tukar rupiah pada Desember 2001 berada pada posisi Rp 10.320USD. Tahun 2002 nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Penguatan ini didorong oleh sentimen positif pasar berkaitan dengan penguatan pada beberapa mata uang regional Asia. Pergerakan rupiah di level atas disebabkan oleh berkurangnya efek pesimisme pasar atas mata uang rupiah.Di awal tahun 2002 rupiah berada pada posisi Rp 10.442USD. Penguatan nilai tukar rupiah uni Juli Agus tus Septe mber Oktober N o vember D esember Periode Nilai Tukar R upiah 2001 2002 2003 2004 2005 Universitas Sumatera Utara terus terjadi hingga Juni 2002 yaitu Rp 8.732USD. Triwulan III-2002 nilai tukar rupiah kembali mengalami depresiasi namun kembali menguat di akhir tahun yaitu berada pada posisi Rp 8.949USD. Pergerakan nilai tukar rupiah tahun 2003 relatif stabil. Derasnya arus dana masuk atau capital inflow menjadi faktor utama stabilnya nilai tukar rupiah sehingga meningkatkan pasokan valas di pasar domestik. Nilai tukar berada pada posisi Rp 8.530USD di bulan Desember 2003. Beberapa faktor lainnya yang menopang daya tarik rupiah di tahun 2003 antara lain membaiknya indikator resiko, suku bunga dalam negeri yang jauh lebih besar dari suku bunga luar negeri dan semakin beragamnya outlet penanaman modal dalam rupiah. Penguatan rupiah secara nominal juga menyebabkan nilai tukar rupiah secara riil menguat sehingga mendukung penurunan laju inflasi. Januari 2004 nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 8.437USD terus mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 9.269USD di akhir tahun 2004. pada triwulan I-2004 nilai tukar rupiah relatif stabil dikarenakan faktor fundamental ekonomi domestik yang tetap kondusif, ekspektasi pasar yang positif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah, meningkatnya kepercayaan investor berkaitan dengan peningkatan peringkat kredit oleh lembaga peringkat internasional Moody’s dan Fitch serta stabilitas sosial politik yang terpelihara. Namun pada triwulan II nilai tukar melemah pada posisi Rp Universitas Sumatera Utara 9.030USD hingga pada triwulan IV nilai tukar berada pada posisi Rp 9.162USD. Sedangkan pada tahun 2005 secara umum nilai tukar rupiah terdepresiasi. Selama tahun 2005 nilai tukar berada pada Rp 9.250USD terus melemah hingga berada pada Rp 10.284USD di bulan September 2005. nilai tukar mengalami penguatan di bulan Oktober hingga akhir tahun 2005 berada pada Rp 9.906USD. Kelemahan rupiah pada 2005 tidak terlepas dari pengaruh negatif faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal berhubungan dengan meningkatnya harga minyak dunia, serta berlanjutnya kenaikan kebijakan suku bunga di AS. Kondisi ini memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah sejalan dengan melemahnya kinerja neraca pembayaran dan memburuknya sentimen pasar terhadap pergerakan rupiah kedepan. Sedangkan faktor internal terkait dengan tingginya impor serta kebutuhan untuk pembayaran kewajiban luar negeri turut memberikan tekanan terhadap rupiah. Pelemahan rupiah lebih lanjut diperburuk akibat akselerasi ekspektasi depresiasi yang dipicu oleh melemahnya kepercayaan terhadap kondisi stabilitas makro ekonomi terkait dengan kondisi moneter dan fiskal.

4.4 Perkembangan Jumlah Uang Beredar