yang akan datang. Bila masyarakat memegang obligasi pada saat suku bunga naik maka masyarakat akan menderita kerugian. Untuk menghindari kerugian ini maka
dilakukan penjualan obligasi dan memegang uang tunai Nasution, 1998. Penelitian Lena dan Atahau 2003 tentang pengukuran durasi obligasi untuk
mengetahui sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga di Indonesia adalah tidak signifikan. Salah satu faktor tidak signifikannya penelitian
tersebut adalah tidak dipenuhinya asumsi bahwa investor Indonesia menggunakan tingkat suku bunga SBI sebagai pembanding dalam investasi obligasi.
Dalam penelitian ini dimasukkan variabel tingkat suku bunga SBI sebagai pembanding dalam investasi obligasi karena dianggap tingkat bunga SBI adalah
sebagai acuan dalam investasi obligasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga obligasi perusahaan
pada tingkat kepercayaan 99.
4.7.2 Nilai Tukar
Dari hasil estimasi diperoleh ahwa nilai tukar berpengaruh positif terhadap indeks harga obligasi perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa apabila nilai
tukar mengalami apresiasi atau kenaikan maka indeks harga obligasi perusahaan juga akan menguatnaik. Dalam hal ini pengaruh positif nilai tukar ini berada pada tingkat
kepercayaan 95. Levi 2001 mengatakan depresiasi mata uang dapat mendorong pemerintah
untuk meningkatkan tingkat bunga dalam usaha untuk mendongkrak nilai mata uang.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan harga obligasi dalam mata uang lokal sehingga depresiasi mata uang diikuti dengan penurunan nilai obligasi dalam
mata uang lokal. Di Indonesia, obligasi lebih banyak dibeli oleh investor asing dibandingkan
investor domestik. Hal ini dikarenakan harga obligasi di Indonesia lebih murah dibandingkan negara lain. Cukup stabilnya perekonomian Indonesia dengan tingkat
bunga yang menarik dan pasar internasional yang sangat likuid juga dianggap sebagai maraknya pembelian obligasi oleh asing.
4.7.3 Jumlah Uang Beredar
Hasil estimasi diketahui bahwa jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif terhadap indeks harga obligasi perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis
bahwa apabila terjadi peningkatan jumlah uang beredar dalam masyarakat maka akan terjadi kenaikan pada indeks harga obligasi perusahaan. Dalam hal ini pengaruh
positif jumlah uang beredar ini berada pada tingkat kepercayaan 99. Menurut Keynes Boediono, 1998 permintaan uang dengan tujuan spekulasi
adalah untuk memperoleh keuntungan apabila si pemegang uang tersebut dapat meramal apa yang terjadi di masa mendatang dengan benar. Uang tunai dianggap
tidak dapat memberikan penghasilan, sedangkan obligasi dianggap memberikan penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode. Dengan memperkirakan
tingkat bunga di masa mendatang naik atau turun maka investor dapat berspekulasi untuk menjual atau membeli obligasi untuk mendapatkan keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori klasik Boediono, 1998 mengenai loanable funds, terdapat masyarakat yang memiliki pendapatan melebihi kebutuhan konsumsinya pada
periode tertentu. Sedangkan di lain pihak, terdapat masyarakat yang membutuhkan dana untuk berkonsumsi lebih daripada pendapatannya atau mereka yang memelukan
dana untuk operasi dan perluasan usaha. Kedua masyarakat ini akan bertemu dan bertransaksi hingga tercapai suatu kesepakatan. Pada tingkat bunga yang berlaku
pihak yang memiliki kelebihan pendapatan dapat meminjamkan uangnya kepada pihak lain dalam periode tertentu dan mendapatkan bunga serta pokok pinjaman pada
periode berikutnya. Sedangkan pihak kedua menerima pinjaman dan melakukan konsumsi yang lebih besar atau melakukan perluasan usaha.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN