Jenis – Jenis Obligasi Obligasi 1. Pengertian Obligasi

sangat kecil. Keseimbangan terjadi pada titik perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran, yaitu pada tingkat bunga r co . Dalam jangka panjang keseimbangan ini akan berubah. Pengeluaran obligasi dan saham baru digunakan untuk membiayai investasi sehingga sumbu horizontal juga menggambarkan pengeluaran investasi. Oleh karena itu, kurva ini mempunyai lereng negatif. Pada tingkat bunga r co pengeluaran investasi sebesar I . Tambahan investasi baru sebesar I dibiayai dengan pengeluaran obligasi dan saham baru. Akibatnya, kurva penawaran obligasi dan saham akan bergeser ke S 1 dan tingkat bunga naik r c1 . Proses pergeseran ini akan berjalan terus sampai tingkat bunga mencapai r cc dimana investasi memotong sumbu vertikal. Titik ini merupakan keseimbangan jangka panjang, dimana jumlah obligasi dan saham yang ditawarkan tidak berubah, dan tidak ada obligasi dan saham baru yang dikeluarkan.

2.1.2 Jenis – Jenis Obligasi

Ada beberapa jenis obligasi swasta yaitu Widiatmodjo, 2004 : 1. Obligasi dengan jaminan secured bond. Obligasi ini dijamin dengan kekayaan tertentu. Jika terjadi likuidasi, maka pemegang obligasi jenis ini akan mendapatkan pembayaran dari hasil penjualan kekayaan yang dijadikan jaminan. Universitas Sumatera Utara Ada 3 jenis obligasi dengan jaminan: 1. Obligasi yang dijamin dengan tanah dan bangunan yang disebut mortgage bond. 2. Obligasi yang dijamin dengan perlengkapan misalnya mesin-mesin, mobil, pesawat terbang, dan lain-lain disebut equipment bond. 3. Obligasi yang dijamin dengan saham atau obligasi lain yang dimiliki emiten disebut collateral trust bond. 2. Obligasi tanpa jaminan unsecured bondnaked bond. Obligasi ini memang tidak dijamin dengan harta. Obligasi ini laku dijual karena emitennya memiliki reputasi yang bagus. 3. Obligasi senior dan subordinated bond. Obligasi senior memiliki hak mendapatkan penggantian atas semua harta yang dijaminkan apabila dilikuidasi. Obligasi subordinated berarti tidak memiliki hak atas semua harta yang dijaminkan, namun tetap memiliki sebagian hak untuk mendapatkan penggantian. 4. Callability. Obligasi ini mencantumkan persyaratan bahwa emiten mempunyai hak untuk membeli kembali obligasi yang telah diterbitkan. Obligasi jenis ini biasanya akan ditarik kembali pada saat suku bunga secara umum sedang menunjukkan kecenderungan menurun. Jadi pemegang obligasi yang mempunyai persyaratan callability berpotensi merugi, apabila suku bunga turun. Untuk Universitas Sumatera Utara mengkompensasi kerugian ini, biasanya emiten memberikan harga premium. 5. Obligasi tanpa bunga atau berbunga rendah perpetuity bond. Obligasi ini mengizinkan perusahaan penerbitnya membayar bunga yang rendah atau tidak ada sama sekali. Obligasi ini dijual dengan harga diskon dari nilai nominal. Investor menerima sebagian besar pengembalian dari nilai apresiasi obligasi. 6. Junk bond yaitu obligasi yang memiliki peringkat yang rendah. Penerbit obligasi ini biasanya perusahaan-perusahaan baru yang memiliki catatan kinerja yang belum mapan. Walau demikian, obligasi ini juga dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah mapan. Selain hal tersebut diatas, ada dua hal yang muncul pada pembelanjaan obligasi yaitu negara penerbitan dan sarana penerbitan. Obligasi yang dijual dengan denominasi mata uang tempat mata uang negara penjualannya disebut obligasi asing. Misalnya perusahaan Kanada menjual obligasinya ke New York dengan denominasi dolar AS. Perusahaan Brazil dapat menjual obligasi dengan denominasi Deutschmark di Jerman. Obligasi asing ini biasanya dijual oleh pialang di negara obligasi itu diterbitkan. Sedangkan eurobond adalah obligasi yang didenominasi dalam mata uang negara lain, bukan negara yang mengeluarkan obligasi tersebut. Misalnya obligasi dengan denominasi Dolar dijual diluar AS di Eropa atau di negara lain. Misalnya obligasi dengan denominasi Dolar dijual diluar AS di Eropa atau di negara lain eurobond Universitas Sumatera Utara atau obligasi eurodollar. Eurobond dijual oleh sindikat pialang internasional karena eurobond biasanya dijual bersamaan di beberapa negara Levi, 2001.

2.1.3 Teori Penentuan Harga Obligasi