BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkembangan Obligasi Perusahaan
Perkembangan pasar obligasi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya emisi obligasi dari
tahun ke tahun. Banyaknya penerbitan obligasi diantaranya dipengaruhi oleh menurunnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI. Suku bunga
deposito berjangka yang turun tajam menyebabkan para investor beralih untuk menginvestasikan dananya dari deposito ke obligasi. Bagi perusahaan,
penerbitan obligasi merupakan salah satu alternatif pembiayaan perusahaan. Keuntungan perusahaan yang menggunakan obligasi sebagai instrumen
pembiayaan adalah memperoleh keuntungan pajak atas pembayaran bunga. Maraknya pasar obligasi dikarenakan obligasi perusahaan merupakan
alternatif berinvestasi yang menarik dengan tingkat kupon bunga yang tetap maupun mengambang floating. Biayanya yang harus dikeluarkan
perusahaan dalam penerbitan obligasi adalah pada saat penerbitan dan biaya- biaya tahunan sampai masa jatuh tempo. Persyaratan yang cukup mudah
dalam penerbitan obligasi merupakan penyebab maraknya peredaran obligasi perusahaan.
Secara umum perkembangan pasar obligasi perusahaan Indonesia tidak terlepas dari perkembangan pasar obligasi global dan pemerintah.
53
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan yang positif dari pasar obligasi ditandai dengan yield yang terus menurun dan harga yang bergerak naik. Tabel berikut menunjukkan
emisi obligasi yang dilakukan oleh emiten periode 2001-2005.
Tabel 4.1 Perkembangan Emisi Obligasi Periode 2001-2005
Emisi Obligasi Realisasi Emisi
Outstanding Periode
Emi ten
Volume Nilai Emisi
Milyar Volume
Nilai Emisi Milyar
Volume Nilai
Milyar
2001 94
1.067.695 31.662,433
1.050.482 29.614,255
219.975 14.307,763
2002 100
1.181.095 37.812,433
1.154.782 35.237,244
318.275 19.630,751
2003 136
7.877.420 63.825,526
7.693.356 60.921,506
6.829.849 44.925,013
2004 152
13.740.146 83.005,349
12.952.310 78.796,692
12.118.803 62.800,199
2005 159
16.171.146 91.255,349
15.413.310 87.046,692
14.351.716 62.955,941
Sumber : Bursa Efek Surabaya
Perkembangan emisi obligasi dari tahun 2001 hingga 2005 mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah emiten terus meningkat hingga
berjumlah 159 emiten pada tahun 2005 dengan nilai emisi Rp 91.255,349 milyar. Realisasi emisi sebesar Rp 87.046,692 milyar pada tahun 2005
dengan volume obligasi yang beredar adalah 14.351.716 obligasi senilai Rp 62.955,941 milyar.
Sedangkan perkembangan perdagangan obligasi perusahaan periode 2001-2005 ditunjukkan pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Perkembangan Perdagangan Obligasi Perusahaan Melalui Over The Counter-Fixed Income Service Bursa Efek Surabaya Periode 2001-
2005
2005 Rata-rata transaksi
per hari Rata-rata transaksi
per hari Periode
Obligasi tercatat
Rp Volume
Rp M Frekuen
si X Hari
Bursa Volume
Rp M Frekuensi
X
2001 18.830,19
1.115,12 403
246 4,53
2 2002
21.520,58 6.091,73
2077 245
24,86 8
2003 45.599,03
14.244,00 2796
242 58,86
12 2004
58.791,35 17.347,31
4987 241
71,98 21
2005 62.830,94
27.098,38 5723
243 111,52
24 Sumber : Bursa Efek Surabaya
Perkembangan perdagangan obligasi perusahaan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Volume obligasi tercatat meningkat cukup besar
pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 27.098,38 milyar dengan frekuensi 5.723 kali. Rata-rata transaksi per hari adalah sebesar Rp 111,52 milyar dengan
frekuensi 24 kali di tahun 2005. Sedangkan perkembangan indeks harga obligasi perusahaan dapat ditunjukkan pada grafik sebagai berikut.
100 200
300 400
500 600
27 Des 00 - 9 24 Jan
Indeks Indeks
Jan 01 - 6 Fe
21 Feb - b
6 M 21 Maar
r - 3 A 18 Ap pr
r - 1 M 16 - 29 ei
Mei 13 - 26 Jun
11 - 24 Jul 8 - 21 Agt
5 - 18 Sep 3 - 16 Okt
31 Okt - 13 Nov 28 Nov - 11 Des
Periode
Sumber : Bursa Efek Surabaya Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan Tahun
2001
Universitas Sumatera Utara
Indeks harga obligasi perusahaan pada tahun 2001 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pergerakan indeks relatif stabil hal ini
terlihat dari terus meningkatnya indeks secara bertahap. Indeks sempat melemah pada Mei 2001 menjadi sebesar 457,83 poin dari 460,817 di bulan
April 2001. Pada bulan berikutnya indeks mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada akhir tahun 2001 indeks obligasi kembali melemah menjadi
531,175 poin. Melemahnya indeks pada akhir tahun 2001 diakibatkan menurunnya perdagangan obligasi di bursa efek. Hal ini disebabkan oleh
naiknya suku bunga SBI sehingga investor menjual obligasinya untuk menghindari kerugian.
200 400
600 800
1000
2 6
D e
s 1
- 8
J a
n 2
2 3
J a
n -
5 F
e b
2 F
e b
- 5
M a
r 2
M a
r - 2
A p
r 1
7 -3
A p
r 1
5 -2
8 M
e i
1 2
-2 5
J u
n 1
-2 3
J u
l 7
-2 A
g t
4 -1
7 S
e p
2 -1
5 O
kt 3
O kt
-1 2
N o
v 2
7 N
o v
-1 D
e s
Periode In
d eks
Indeks
Sumber : Bursa Efek Surabaya Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan Tahun
2002
Universitas Sumatera Utara
71
Pergerakan indeks obligasi pada tahun 2002 juga terus mengalami peningkatan. Indeks sempat melemah di awal tahun 2002 namun pada bulan
berikutnya kembali mengalami peningkatan. Peningkatan indeks ini terus terjadi sepanjang tahun 2002. Hal ini disebabkan oleh menurunnya suku
bunga SBI. Penurunan suku bunga ini masih dirujuk sebagai pendorong aktifnya transaksi di pasar bursa efek. Namun jika suku bunga terus menurun,
aktifnya perdagangan di pasar sekunder akan terhambat. Hal ini dikarenakan investor akan enggan melepas obligasi yang dipegangnya kecuali dengan
premi yang cukup tinggi.
200 400
600 800
1000 1200
1400
2 5
D e
s 2
- 7
J a
n 3
2 2
J a
n -
4 F
e b
,0 3
1 9
F e
b -
4 M
a r
1 9
M a
r - 1
A p
r 0 3
1 6
-2 9
A p
r 1
4 -2
7 M
e i 0
3 1
1 -2
4 J
u n
9 -2
2 J
u l
6 -1
9 A
g t
3 -1
6 S
e p
1 -1
4 O
k t
2 9
O k
t-1 1
N o
v 2
6 N
o v
-9 D
e s
Periode Inde
k s
Indeks
Sumber: Bursa Efek Surabaya
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan Tahun 2003
Universitas Sumatera Utara
Indeks harga obligasi perusahaan pada tahun 2003 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari banyaknya
perusahaan yang mencatatkan obligasinya di Bursa Efek Surabaya. Transaksi yang terjadi di bursa terus meningkat dikarenakan perekonomian Indonesia
yang semakin baik dan pulihnya kepercayaan investor domestik maupun asing untuk berinvestasi di Indonesia. Pada tahun 2003 pertumbuhan ekonomi
mengalami peningkatan yang didorong oleh konsumsi pemerintah dan swasta juga kegiatan investasi, ekspor dan impor. Tingkat inflasi mengalami
penurunan yang disebabkan oleh membaiknya ekspektasi inflasi dan penguatan nilai tukar Rupiah. Stabilnya nilai tukar Rupiah dan turunnya laju
inflasi memberikan peluang pada turunnya suku bunga instrumen moneter. Penurunan suku bunga SBI mendorong perkembangan yang positif pada
obligasi perusahaan dan membantu restrukturisasi utang perusahaan. Indeks obligasi pada 28 Mei–10 Juni 2003 sebesar 1.052,757 naik 59,832 poin dari
992,925 pada tanggal 14-27 Mei 2003. Indeks obligasi terus mengalami peningkatan hingga akhir bulan Desember 2003 sebesar 1.325,468 poin.
Faktor-faktor lain yang menyebabkan investor menanamkan modal di Indonesia adalah dikarenakan pusat kegiatan investasi yang ramai di kunjungi
di Asia Timur seperti Singapura, Thailand, Hongkong, Taiwan dan China mengalami gangguan akibat wabah SARS. Wabah tersebut mengganggu
aktivitas pasar modal maupun sektor riil sehingga aktivitas tersebut berpindah
Universitas Sumatera Utara
antara lain ke Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan pasar obligasi mengalami kenaikan dan menguatnya nilai indeks obligasi.
Sumber: Bursa Efek Surabaya
400 800
1200 1600
2000
2 4
D e
s 3
- 6
J a
n 4
7 -2
J a
n 2
1 J
a n
- 3
F e
b 4
-1 7
F e
b 1
8 F
e b
- 2
M a
r 3
-1 6
M a
r 1
7 -3
M a
r 3
1 M
a r-
1 3
A p
r 1
4 -2
7 A
p r
2 8
A p
r- 1
1 M
e i
1 2
-2 5
M e
i 2
6 M
e i -
8 J
u n
9 -2
2 J
u n
2 3
J u
n -6
J u
l 7
-2 J
u l
2 1
J u
l- 3
A g
t 4
-1 7
A g
t 1
8 -3
1 A
g t
1 -1
4 S
e p
1 5
-2 8
S e
p 2
9 S
e p
-1 2
O k
t 1
3 -2
6 O
k t
2 7
O k
t - 9
N o
v 1
-2 3
N o
v 2
4 N
o v
- 7
D e
s 8
-2 1
D e
s
Periode Indeks Harga
Indeks
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan Tahun
2004
Pertumbuhan obligasi perusahaan merupakan satu fenomena baru bagi perbankan karena kemudahan perusahaan dalam menerbitkan obligasi yang
membuat ekspansi pinjaman perbankan menjadi terganggu. Perbankan sangat selektif dalam melakukan ekspansi pinjaman. Saat suku bunga SBI dan
simpanan mengalami penurunan, suku bunga pinjaman masih lambat penurunannya. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan menerbitkan
obligasi untuk memenuhi kebutuhan dananya. Pasar merespon positif penerbitan obligasi perusahaan karena merupakan alternatif investasi bagi
para pemilik dana yang menganggap suku bunga simpanan sudah terlalu rendah.
Universitas Sumatera Utara
74
Indeks obligasi tahun 2004 mengalami kenaikan yang signifikan. Pada awal tahun 2004 indeks obligasi berada pada 1.325,468 dan terus mengalami
kenaikan hingga ke posisi 1.660,698 di akhir tahun. Indeks mengalami peningkatan yang cukup tinggi di bulan Februari dari 1360,868 naik sebesar
112,308 poin menjadi 1.473,176. Pergerakan indeks harga obligasi di tahun 2004 masih tetap stabil.
1500 1550
1600 1650
1700 1750
1800 1850
1900 1950
2 2
D e
s 4
- 4
J a
n 5
5 -1
8 J
a n
1 9
J a
n -
1 F
e b
2 -1
5 F
e b
1 6
F e
b -
1 M
a r
2 -1
5 M
a r
1 6
-2 9
M a
r 3
M a
r - 1
2 A
p r
1 3
-2 6
A p
r 2
7 A
p r-
1 M
e i
1 1
-2 4
M e
i 2
5 M
e i -
7 J
u n
8 -2
1 J
u n
2 2
J u
n -5
J u
l 6
J u
l - 1
9 J
u li
2 J
u l -
2 A
g t
3 -1
6 A
g t
1 7
-3 A
g t
3 1
A g
t - 1
3 S
e p
1 4
-2 7
S e
p 2
8 S
e p
-1 1
O k
t 1
2 -2
5 O
k t
2 6
O k
t - 8
N o
v 9
- 2
2 N
o v
2 3
N o
v -
6 D
e s
7 -
2 D
e s
2 1
D e
s -
3 J
a n
Periode Indeks Harga
Indeks
Sumber: Bursa Efek Surabaya
Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Indeks Harga Obligasi Perusahaan Tahun 2005
Sedangkan pasar obligasi di tahun 2005 secara umum mengalami kenaikan, namun pada triwulan III-2005 mengalami kelesuan pasar. Hal ini
terjadi dikarenakan kenaikan suku bunga SBI juga kenaikan harga minyak dunia yang mencapai level USD 70,80barel di bulan Agustus 2005. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya inflasi. Indeks obligasi terus mengalami
Universitas Sumatera Utara
penurunan hingga November 2005. Indeks terendah terjadi di bulan November 2005 sebesar 1.797,4046 yang turun sebesar 43,8604 poin dari
bulan Oktober 2005. Kecenderungan naiknya suku bunga menyebabkan turunnya harga
obligasi dan membuat beberapa perusahaan menunda realisasi penerbitan obligasinya hingga waktu yang menguntungkan. Frekuensi perdagangan
obligasi mengalami penurunan yang signifikan yang menyebabkan indeks melemah. Indeks kembali mengalami kenaikan di triwulan IV-2005 hingga
mencapai level 1.913,2841 diakhir tahun 2005.
4.2 Perkembangan Tingkat Bunga