Uang Beredar TINJAUAN PUSTAKA

menghapus rentang intervensi dan menganut sistem nilai tukar mengambang bebas fleksible exchange rate. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi dampak negatif dari kegiatan spekulatif terhadap Rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri.

2.4 Uang Beredar

Uang beredar dalam arti sempit adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat. Uang kartal disini adalah uang tunai yang dikeluarkan oleh Bank Sentral yang langsung berada di masyarakat untuk digunakan. Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Sedangkan uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening koran giro yang dimiliki masyarakat pada bank umum. M s = C + DD Dimana : C = Uang kartal currency D = Uang giral demand deposit Uang beredar dalam arti luas adalah terdiri dari uang beredar dalam arti sempit, deposito berjangka dan saldo tabungan. Perkembangan uang beredar dalam arti luas ini yang mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan perekonomian pada umumnya. Universitas Sumatera Utara M2 = M1 + TD + SD Dimana : TD = time deposit deposito berjangka SD = Saving deposit saldo tabungan Uang beredar dalam arti luas M 2 terdiri dari semua time deposit dan saving deposit dalam rupiah pada bank–bank dan tidak mencakup time deposit dan saving deposit dalam mata uang asing dollar Boediono, 1998. Dalam teori klasik, loanale funds merupakan dana yang tersedia untuk dipinjamkan. Misalnya dalam suatu priode terdapat anggota masyarakat yang menerima pendapatan melebihi apa yang mereka perlukan untuk kebutuhan konsumsinya selama periode tersebut. Masyarakat tersebut akan membentuk suatu supply atau penawaran akan loanable funds. Di lain pihak, dalam periode yang sama terdapat anggota masyarakat yang membutuhkan dana untuk berkonsumsi lebih daripada pendapatan yang diterima selama periode tertentu atau karena keperluan dana untuk ekspansi bisnis. Masyarakat ini akan membentuk suatu demand atau permintaan akan loanable funds. Proses transaksi ini akan terjadi suatu keseimbangan di pasar dana investasi Loanable Funds Boediono, 1998. Di dalam pasar loanable funds terdapat kemungkinan untuk memilih pola konsumsi yang tidak harus sama dengan pola pendapatannya. Pada tingkat bunga tertentu, ia bisa meminjamkan sebagian pendapatannya pada periode tertentu dan memperoleh kembali uang yang dipinjamkannya pada Universitas Sumatera Utara periode berikutnya sejumlah pokok pinjaman dan bunganya yang siap dikonsumsikan pada periode tersebut. Misalnya tingkat bunga yang berlaku di pasar loanable funds adalah 10 untuk satu periode, maka dengan menyerahkan satu Rupiah sekarang, seseorang akan memperoleh kembali 1,1 Rupiah satu periode kemudian. Sedangkan dari sisi permintaan akan loanable funds adalah karena aliran pendapatan yang kecil pada periode sekarang dan pendapatan yang besar pada periode selanjutnya. Apabila masyarakat dihadapkan pada pola pendapatan seperti ini, maka akan menguntungkan baginya untuk meminjam dana dari pasar sekarang dan membayarnya kembali nanti. Investor bersedia membayar bunga atas dana yang digunakan karena ia mengharapkan penerimaan yang lebih besar daripada jumlah yang diinvestasikan. Keuntungan inilah yang merupakan daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi Boediono, 1998. Sedangkan menurut teori Keynes tentang permintaan uang dengan tujuan spekulasi adalah untuk memperoleh keuntungan apabila si pemegang uang tersebut dapat meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Secara garis besar teori Keynes membatasi pada keadaan dimana pemilik kekayaan bisa memilih memegang kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi bonds. Uang tunai dianggap tidak memberikan penghasilan. Sedangkan obligasi dianggap memberikan penghasilan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode. Menurut Keynes, orang dapat berspekulasi mengenai Universitas Sumatera Utara perubahan tingkat bunga di masa mendatang dengan membeli obligasi atau menjual obligasi yang dipunyainya dengan harapan memperoleh keuntungan. Bila investor memperkirakan tingkat bunga di masa mendatang naik, maka ia akan menjual obligasi dan memegang kekayaan dalam bentuk uang tunai untuk menghindari kerugian yang terjadi akibat turunnya harga obligasi. Sebaliknya bila investor memperkirakan tingkat bunga akan turun maka ia akan membeli obligasi karena ia akan memperoleh keuntungan berupa kenaikan nilai atau bunga obligasi Boediono, 1998. Jadi menurut teori Keynes: a bila tingkat bunga diperkirakan turun maka investor lebih baik memegang obligasi daripada uang tunai, karena obligasi tidak hanya memberikan penghasilan tertentu per periode tetapi juga capital gain berupa kenaikan harga obligasi dan b bila tingkat bunga diperkirakan naik maka investor lebih baik memegang uang tunai daripada obligasi. Dalam mekanisme permintaan akan uang untuk motif spekulasi adalah bahwa semuanya berkisar pada harapan mengenai perubahan tingkat bunga di masa mendatang. Keynes mengatakan pada waktu tertentu seseorang mempunyai pendapat mengenai tingkat bunga yang dianggap normal. Bila suatu waktu, tingkat bunga yang berlaku lebih tinggi dari tingkat bunga yang dianggap normal, maka investor akan mengharapkan tingkat bunga akan turun di masa mendatang. Sebaliknya bila tingkat bunga yang berlaku lebih rendah daripada tingkat bunga yang dianggap normal, maka investor akan mengharapkan tingkat bunga untuk naik. Semakin besar perbedaan antara Universitas Sumatera Utara tingkat bunga yang berlaku dengan tingkat bunga normal, maka semakin cepat atau semakin besar perubahan yang diharapkan dari tingkat bunga yang berlaku. Menurut Keynes, pengaruh penambahan jumlah uang beredar akan mempengaruhi tingkat bunga yang terjadi. Tingkat bunga m m m i i 1 Liquidity preference Md Md 1 Md 2 Jumlah Uang dan i 2 Permintaan Uang Sumber: Nasution,1998 Gambar 2.3 Pengaruh Penambahan Uang Beredar Pada gambar terlihat bahwa pada saat jumlah uang beredar Md o tingkat bunga yang terjadi i o . Jika penambahan uang beredar menjadi Md 1 dalam masyarakat ada kelebihan uang yang beredar Md o -Md 1 . Kelebihan uang yang beredar akan menyebabkan terjadi penurunan tingkat bunga menjadi i 1 karena masyarakat membeli obligasi sehingga harga surat berharga bergerak naik tingkat bunga turun. Sebaliknya bila jumlah uang beredar berkurang Universitas Sumatera Utara dari Md 1 menjadi Md o maka masyarakat akan mengalami kekurangan uang kas yang dipegang. Untuk mengatasi kekurangan ini dilakukan dengan menjual obligasi Nasution, 1998.

2.5 Penelitian Sebelumnya