27
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seorang individu sejak awal keadaannya sudah memiliki relasi mutlak dengan satuan sosialnya yaitu keluarga. Keluarga merupakan jembatan antara
individu dengan kebudayaan, melalui keluarga anak belajar mengenai nilai, peran sosial, norma, adat istiadat yang ditanamkan orang tuanya. Dengan kata
lain, orang tua merupakan pengatur norma-norma masyarakat kepada anak- anaknya.
Pengasuhan anak adalah bagian dari proses sosialisasi yang penting dan paling mendasar. Dimana pengasuhan anak merupakan bagian dari sosialisasi
yang penting dalam pembentukan kepribadian individu. Pengasuhan anak berlangsung dalam lingkungan keluarga sebagai suatu unit sosial terkecil dalam
masyarakat. Keluarga memberikan pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan kepribadian kepada individu.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial. Menurut Gunarsa
1989 dalam www. Library. Guna Darma com, diakses tanggal 12 mei 2007 keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak dan anak
belajar didalam lingkungan keluarga tersebut. Peranan orang tua dianggap paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan moral seorang anak dan
pembentukan pribadi anak.
28 Keluarga adalah kelompok terkecil dan primer yang berkepentingan dalam
masyarakat dan keluarga juga dapat dikatakan sebagai unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu
kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan sifat dan karakter orang tua
dalam mendidik dan memelihara anak. Keluarga juga memiliki ciri-ciri, ada ciri umum dan ciri khusus, yang menjadi ciri-ciri umum keluarga yang
dikemukakan oleh Mac Iver dan Page Dalam Khairuddin 1997 ; 4, antara lain: •
Keluarga merupakan hubungan perkawinan •
Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
• Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.
• Ketentuan-ketentuan ekonomi yang terbentuk oleh anggota-anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan-ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan atau membesarkan anak. •
Merupakan tempat tinggal bersama, atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok
keluarga.
29 Dan yang menjadi ciri-ciri khusus keluarga adalah sebagai berikut;
• Kebersamaan
Keluarga merupakan bentuk yang paling universal antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya, karena keluarga mengambarkan kebersamaan
dan kesatuan. •
Dasar-dasar emosional Dorongan –dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis
manusia, seperti perkawinan. •
Pengaruh perkembagan Pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup
yang mana merupakan sumbernya. •
Ukuran yang terbatas Keluarga merupakan ukuran yang terbatas, yang dibatasi oleh kondisi-
kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangkan identitasnya. •
posisi inti dalam strukt ur sosial Keluarga merupakan inti dari organisasi sosial lainnya, kerap di dalam
masyarakat yang masih sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju.
30 •
Tanggung jawab para anggota Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu
yang biasa dilakukan oleh asosiasi-asosiasi lainnya. •
Aturan kemasyarakatan Hal ini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu di dalam
masyarakat dan aturan-aturan sah yang kaku menentukan kondisi- kondisinya.
• Sifat kekekalan dan kesementaraannya
Keluarga sebagai suatu yang permanen dan universal, dan sebagai asosiasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah dan
berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat.
Pola pengasuhan adalah suatu perlakukan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan mendidik anak dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pengasuhan, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua. Anak tumbuh dan berkembang
dibawah asuhan dan perawatan orang tua, oleh karena itu orang tua merupakan dasar perawatan dan dasar pembentuk kepribadian anak. Melalui orang tua,
anak beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku dilingkungannya.
31 Dalam perkembangan si anak, pola pengasuhan orang tua sangat
menentukan kearah mana nanti si anak setelah dewasa dan mencerminkan pola pengasuhan yang pernah ia terima sejak ia ada. Komunikasi dengan orang tua,
perhatian, serta sikap orang tua dalam mendidik dan segala perlakuan lainnya akan membentuk seperti apa kepribadian anak. Orang tua sebagai penanggung
jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak serta pembentukan kepribadian anak.
Hal pertama didalam mendidik seorang individu terletak pada keluarga. Dimana individu ibarat sebuah kertas yang bentuk dan coraknya tergantung
kepada orang tua atau keluarga bagaimana mengisi kertas kosong tersebut sejak bayi, melalui pengasuhan, perawatan dan pengawasan yang terus menerus, diri
serta kepribadian anak dibentuk. Orang tua, yaitu ayah dan ibu, pada umumnya merupakan teladan bagi anak-anak mereka.
Menurut Spock dalam T.O. Ihromi, 1999,69, dalam tulisannya dia mengemukakan dalam suatu bentuk kasus mengenai sosok seorang ayah yang
berprofesi sebagai seorang anggota ABRI didalam mendorong prestasi anak atau keberhasilan pendidikan putranya selaku Taruna Akademi TNI-AL, karena
pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya lingkungan rumah dan lingkungan keluarga yang dapat
mendorong prestasi pendidikan anak , dimana serikali dikaitkannya pengaruh status sosial keluarga dengan IQ dan kemampuan intelegensi anak – anak
mereka, dan dengan kata lain dalam penelitiannya tentang kaitan antara
32 pekerjaan ayah dan tingkat IQ putra mereka yang beranjak dewasa
memperlihatkan bahwa semakin rendah pekerjaan status sosial ayah semakin rendah pula IQ anak mereka, karena untuk menduduki pekerjaan-pekerjaan
tertentu dituntut adanya kemampuan akademis, IQ dan keterampilan tertentu dari individu tersebut.
Pola dan bentuk pengasuhan tidak sama pada tiap keluarga, karena setiap keluarga memiliki latar belakang yang berbeda, baik latar belakang pendidikan,
kebudayaan, mata pencaharian. Pola pengasuhan dan perubahan sosialisasi anak tertanam dalam pola hubungan sosial ekonomi. Perubahan lingkungan
ekonomi dan sosial telah membawa pengaruh pada pola pengasuhan anak. Pengasuhan anak dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi keluarga.
Penggunaan pihak ke tiga untuk membantu mengasuh anak seperti baby sister sangat tergantung pada kemampuan keluarga Gunarsa, 2003 : 2-3.
Displin sebagai suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan tertentu atau membentuk manusia dengan ciri-
ciri tertentu, terutama meningkatkan kualitas mental dan moral. Jadi bagi orang tua penerapan displin pada anak adalah hal yang teramat penting dan dapat
dikatakan bahwa letak moral anak tergantung pada pola asuh yang digunakan orang tuanya.
Menurut Sakadji 1996 dalam www, Republika com diakses tanggal 12 mei 2007 pembentukan displin memerlukan waktu yang lama dan dilakukan
secara terus menerus, peranan orang tua, lingkungan keluarga, sekolah, dan
33 masyarakat sangat penting bagi perkembangan displin seseorang, jika orang tua
mendisplinkan anak, maka anak akan mengembangkan peraturan sendiri bagi dirinya sendiri.
Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak. Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya dipengararuhi dan
diarahkan orang tua untuk capai kedewasaan. Kedewasaan dalam arti keseluruhan, yakni dewasa biologis, bila fungsi badannya sudah berkembang
dan siap untuk menyelami hidup sendiri dalam keluarga. Sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerusan keturunan saja.
Bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segalah pengetahuan dan kemampuan intelektual manusia diperoleh pertama-
tama dari orang tua dan anggota keluarga sendiri. Keluarga juga merupakan produsen dan konsumen, dan harus
mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap anggota keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu
sama lain, supaya mereka dapat hidup lebih senang dan tenang agar tercipta kedamaian Gunarsa, 1995 :27.
Pola pengasuhan yang berbeda-beda tersebut dapat kita lihat dari berbagai aspek kehidupan keluarga seperti, pendidikan, mata pencaharian keluarga dan
kebudayaan, seperti pada keluarga militer yang ada di Asrama Kavaleri Asam Kumbang Batalyon 6 Serbu, Kecamatan Medan Sunggal, Yang di pimpin oleh
Letkol Kav Yotanabey, asrama ini terdiri dari 5 barak setiap barak ada posko
34 yang dihuni oleh keluarga militer mulai dari Tamtama, Bintara dan Perwira,
yang sudah berkeluarga ada sekitar kurang lebih 300 kepala keluarga dan di asrama ini terdapat fasilitas seperti fasilitas olah raga yaitu lapangan bola kaki,
lapangan badminton, lapangan volli, dan lapangan basket, di asrama ini juga terdapat sebuah sekolah taman kanak-kanak, rumah ibadah yaitu mesjid dan
gereja yang diberinama gereja Oikoumene, dan asrama ini dibagi atas kepangkatannya, dan asrama ini sangat bersih dan juga memiliki displin dan
sesuai dengan aturan atau prosedur yang ada, di asrama ini juga ada kebun dan tempat pemeliharan ternak seperti ternak ikan yang diberi nama Pos Yandu
Plamboyan dan lingkugan asrama ini sangat bersih dan asri. Militer diartikan sebagai angkatan bersenjata dari suatu negara. Padanan
kata lainnya adalah tentera atau pada jaman dahulu juga disebut sebagai serdadu. Kata lain yang sangat erat dengan militer adalah militerisme yang
artinya perilaku tegas, kaku, agresif dan otoriter . Karena lingkungan tugasnya terutama di medan perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap
tegas dan disiplin. Dalam kehidupan militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang
dipimpin adalah pasukan bersenjata. Militer tentu tidak lepas dari masalah senjata dan persenjataan. Militer
tanpa senjata layaknya sebuah organisasi berseragam biasa tanpa fungsi apa- apa, tentara Indonesia diorganisasikan dalam wadah Tentara Nasional
Indonesia dan militer memiliki kategori kepangkatan yang dapat diperoleh
35 berdasarkan pendidikan, prestasi dan perjuangan ketika berperang
http;id.wikipedi.orgwiki_militer.com, tanggal 8 mei 2007. Subkategori pangkat militer atau angkatan bersenjata Republik Indonesia
adalah:
PERWIRA BINTARA
TAMTAMA
Perwira Tinggi : 1.
JenderallaksamaMarsekal 2.Letnan Jenderallaksamana
madya Marsekal Madya. 3.Mayor Jenderal Laksamana
Muda Marsekal muda 4.Brigadir JenderaLaksamana
Pertama Marsekal 1.
Kolonel
Perwira Menengah
2. Letnan Kolonel
3. Mayor
1. Kapten
Perwira Pertama 2.
Letnan Satu 3.
Letnan Dua 1.
Calon Perwira Bintara Tinggi
2. Pembantu Letnan
Satu 3.
Pembantu Letnan Dua
1. Sersan Mayor
Bintara 2.
Sersan Kepala 3.
Sersan Satu 4.
Sersan Duaa 1.
Kopral Satu Tamtama
2. Kopral Dua
3. Prajurit
SatuKelasi Satu
Bahyangkara Satu
4. Prajurit
DuaKelasi DuaBahyangka
ra Dua
Dasar kepribadian seseorang terbentuk sebagai hasil perpaduan antara sifat-sifat, bakat, orang tua dan perpaduan lingkungan dimana berbeda dan
selalu berkembang. Lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam adalah lingkungan keluarga sendiri Soekanto, 2002
:62.
36 Berdasarkan uraian diatas alasan ketertarikan peneliti dalam penelitian ini
adalah; 1.
Karena keluarga adalah lemabaga yang terdekat dalam hidup dan kita akan tetap menjadi anggotanya, dan keluarga adalah awal dari
pembentukan kepribadian kita. 2.
Peneliti ingin melihat seperti apa pola pengasuhan anak pada keluarga militer dan ciri khas apa dan bentuk pengasuhan yang
seperti apa yang digunakan dan mendidi k anak. 3.
Peneliti ingin melihat apakah unsur kemiliteran digunakan dalam mengasuh anak pada keluarga militer tersebut.
1.2. Perumusan Masalah