71
4.3. Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga
Anak adalah harapan keluarga karena anak mempunyai banyak arti dan fungsi bagi keluarga. Memiliki seorang anak sangat didambakan oleh setiap
keluarga, itulah sebabnya limpahan perhatian orang tua terhadap anak dimulai sejak dia lahir. Begitu lahir, seorang anak mengadakan interaksi dengan
lingkungannya, dan orang pertama yang dikenal adalah orang tuanya, oleh karena itu orang tua menjadi teladan pertama bagi anak.
Pola tingkah laku anak ditentukan oleh bagaimana orang tua mengasuhnya. Keluarga merupakan jembatan antara individu dengan budayanya. Pengalaman
masa kanak-kanak yang dibentuk selama pengasuhan akan memberikan pengertian terhadap dirinya untuk dapat melakukan interaksi dan sosialisasi
dalam masyarakatnya, dan dapat menjadi contoh yang baik dalam keluarga dan terlebih masyarakat.
Proses pengasuhan akan menentukan sikap dan perilaku anak tersebut sampai dia menuju pada kedewasaannya, yang selanjutnya akan menentukan
proses sosialisasinya dalam masyarakat. Praktek pengasuhan dialami secara terus menerus dari waktu ke waktu yang diberikan sedemikian rupa sehingga
tidak menyimpang jauh dari norma-norma kebudayaan yang berlaku. Pola asuh yang digunakan kepada anak sangat menentukan sikap dan watak anak
nantinya. Anak adalah lambang dari cinta dua insan manusia yang diharapkan dapat menjadi anak yang berbudi luhur dan jujur dan dapat menjadi kebanggaan
bagi setiap orang tuanya. Anak juga salah satu cerminan bagi orang tuanya.
72 Pola Pengasuhan yang digunakan oleh keluarga militer di Asrama Kavaleri
Asam Kumbang adalah: •
Keluarga Serda Mujianto
Bapak Serda Mujianto memiliki tiga orang anak, dan menurutnya pola asuh yang baik digunakan dalam membesarkan ketiga putra putrinya
adalah pola asuh demokrasi, dimana menurutnya pola asuh inilah yang baik digunakan karena pola asuh ini mengambarkan adanya hak dan
kewajiban yang sama antara anak dan orang tua, dimana anak punya kewajiban belajar dan patuh terharap orang tua dan orang tua punya
kewajiban membimbing dan membesarkan serta menbiayai dan melindungi anak dengan wajah tersenyum bapak Mujianto menyebutkan:
“
Walaupun saya seorang militer, saya tidak ingin sikap otoriter yang ada pada kepemimpinan militer diterapkan
dalam mendidik dan membesarkan ketiga anak saya, karena ketiga anak saya bukan didik untuk dapat
bertempur di medan perang”.
Menurut pak Mujianto kasih sayang dan perhatian yang penuh yang telah diberikan dia dan istrinya sudah cukup untuk mendidik dan membesarkan
ketiga anaknya untuk menjadi anak yang baik dan berguna. Karena harta atau materi yang berlebih belum tentu menjamin seorang anak menjadi
lebih baik, karena materi yang berlebih kalau tidak dibarengi dengan kasih sayang dan perhatian maka untuk mendapat anak yang baik itu jauh
dari harapan.
73 •
Keluarga Serda Sumarno
Menurut bapak Serda Sumarno pola asuh demokratis adalah pola asuh yang paling baik digunakan dalam menbesarkan kedua orang anaknya,
apalagi anaknya masih duduk di sekolah dasar. Menurut pak Sumarno anak dan orang tua memiliki hak dan kewajiban yang sama, walaupun
anaknya masih kecil, dia tetap menghargai apa yang dikatakan anaknya. Pak Sumarno memiliki prinsip bahwa dia seorang militer, dimana militer
terkenal dengan sikap kerasnya, dia berharap dia tidak mengunakan unsur keras yang ada pada militer untuk diterapkan pada kedua anaknya. Pak
Sumarno yakin dengan pola asuh yang demokratis dia dapat membimbing kedua anaknya menjadi anak yang baik, dan dia selalu lebih memberikan
pendalaman ajaran agama dari pada ilmu pengetahuan. Pak Sumarno yakin sekarang dan sampai selamanya dia dan sang istri tidak akan pernah
memaksakan kehendaknya kepada anak-anaknya, karena menurutnya dia, istri dan anaknya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dimana sebagai
orang tua pak Sumarno dan istrinya memiliki kewajiban melindungi, menjaga serta membiayai anak-anak mereka, sedangkan anak-anaknya
punya kewajiban untuk belajar yang rajin dan bersikap yang baik. Pak Sumarno menganggap anak-anaknya punya hak untuk menentukan pilihan
hidupnya.
74 •
Keluarga Lettu Kav Ramli Pasaribu SH
Bapak yang jelas memiliki darah batak asli ini merasa bahwa selama dia membesarkan ketiga anaknya bersama sang istri yang berprofesi sebagai
PNS, merasa bahwa pola yang mereka gunakan adalah pola asuh demokratis, karena menurutnya pola ini adalah yang paling tepat untuk
mendidik anak-anaknya, karena sikap yang otoriter itu menandakan keegoisan dan pak Ramli tidak ingin bersifat egois kepada istri dan terlebih
kepada ketiga anaknya, walaupun pak Ramli seorang militer, dia ingin sikap otoriter yang ada pada kepemimpinan militer tidak pernah dia
gunakan dalam memimpin keluarganya dan sambil tersenyum lebar pak Ramli menuturkan :
“Saya orang batak, yang mana orang batak itu terkenal sikapnya kasar dan keras tapi hatinya baik dan lembut,
begitu juga lah saya membesarkan anak saya, suara keras tapi hati saya sangat lembut seperti salju”.
Bapak yang terkenal dengan suara kerasnya, menganggap bahwa ketiga anaknya adalah mitra dalam keluarga terlebih sang istri, bapak ini
menganggap bahwa istrinya ada mitra sejati yang setia akan menemaninya sampai maut memisahkan mereka. Pak Ramli dan istrinya tidak pernah
memaksa kehendaknya kepada ketiga anaknya. Pak Ramli dan istri selalu mendukung kemauan anak-anaknya selama itu bersifat positif.
75 •
Keluarga Letda Basri Lubis
Pak Basri lubis sudah menjalani rumah tangga selama delapan tahun dan baru dikaruniakan seorang anak laki-laki, dan menurut pak Basri
pola asuh demokratislah yang paling tepat digunakannya dalam membesarkan anak laki-lakinya itu, karena menurutnya walaupun
anaknya masih duduk disekolah dasar dia tetap menganggap anaknya itu adalah segalanya bagi dia dan istrinya, dia takut bila sampai salah
mendidik dan mengasuh anak tunggalnya tersebut. Pola asuh yang demokratis adalah pola asuh yang mengambarkan sikap saling mengerti
dan memahami satu sama lain, seperti itu pak Basri dan sang istri mereka selalu berusaha mengerti apa yang diinginkan anak, dan
berusaha memberi pengertian untuk anaknya.
•
Keluarga Kopka Sakimin
Pak Sakimin adalah sosok ayah yang bijaksana dan tegas, dan bapak dari dua orang anak ini menganggap bahwa pola asuh yang demokratis
adalah pola asuh yang paling tepat diterapkan bagi kedua anaknya tersebut. Dia merasa bahwa kedua anaknya adalah harapanya dihari tua
nanti, jadi dia ingin kedua anaknya dapat pengasuhan dan bimbingan yang tepat dari dirinya dan istri yang bekerja sebagai pedagang.
76 Bapak sakimin berharap anaknya juga dapat bersikap demokratis dan
berbangsa dan bertanah air, dengan suara yang tegas pak Sakimin menuturkan bahwa anak buka kelinci percobaan makanya dia tidak
pernah coba-coba asal membesarkan kedua anaknya tersebut, dan dia merasa bahwa dengan pola asuh yang demokratis dia dapat membuat
anaknya menjadi orang yang adil dan bijaksana.
•
Keluarga Kopka Suhermawan
Bapak Kopka Suhermawan adalah sosok ayah yang lembut dan lucu, bapak Suhermawan dan istrinya menganggap bahwa pola asuh yang
demokratislah yang paling tepat digunakan dalam membesarkan ketiga anaknya yang sudah dewasa. Bapak Suhermawan menganggap bahwa
anak-anaknya adalah bagian terpenting dalam hidupnya. Dia menganggap pola asuh yang otoriter dapat membuat seorang menjadi
seorang yang keras dan mau menang sendiri, karena itulah dia tidak menerapkan sikap yang otoriter karena menurutnya cukuplah dia yang
merasakan sikap yang otoriter dalam kepemimpinan militer, dia tidak ingin ketiga anak saya merasakan sikap yang otoriter yang seperti dia rasakan
selama menjadi anggota militer.
77 Pak Suhermawan adalah orang yang sangat tidak suka menghukum
anaknya dia selalu hanya menasehati anaknya karena sejauh ini anaknya masih baik dan belum pernah melakukan hal yan fatal. Pak Suhermawan
menuturkan bahwa dia adalah: “Saya orang yang susah dalam materi, makanya saya
tidak mau membuat ketiga anak saya susah dalam materi kurang pula dalam kasih sayang, saya selalu
berharap ketiga anak saya dapat selalu menjadi teman dan mitra saya sampai saya tua dana mati”.
Karena itu menurut pak Suhermawan pola asuh demokratislah yang paling tepat buat mendidik dan membesarkan putra putrinya, untuk menjadi anak yang
baik.
4.4. Pola Asuh Yang Dirasakan Anak Dalam Keluarga Militer