Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Militer (Studi Kasus: Di Asrama Kav. Batalyon 6 Serbu Asam kumbang: Medan Sunggal Kodya Medan)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
POLA PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA MILITER
(Studi Kasus: Di Asrama Kav. Batalyon 6 Serbu Asam kumbang: Medan Sunggal Kodya Medan)
SKRIPSI Diajukan Oleh
SRI SULASTRI S
030901022
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
(2)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Seorang individu sejak awal keadaannya sudah memiliki relasi mutlak dengan satuan sosialnya yaitu keluarga. Keluarga merupakan jembatan antara individu dengan kebudayaan, melalui keluarga anak belajar mengenai nilai, peran sosial, norma, adat istiadat yang ditanamkan orang tuanya. Dengan kata lain, orang tua merupakan pengatur norma-norma masyarakat kepada anak-anaknya.
Pengasuhan anak adalah bagian dari proses sosialisasi yang penting dan paling mendasar. Dimana pengasuhan anak merupakan bagian dari sosialisasi yang penting dalam pembentukan kepribadian individu. Pengasuhan anak berlangsung dalam lingkungan keluarga sebagai suatu unit sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga memberikan pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan kepribadian kepada individu.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar dan menyatakan dirinya sebagai makhluk sosial. Menurut Gunarsa (1989 dalam www. Library. Guna Darma com, diakses tanggal 12 mei 2007 ) keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak dan anak belajar didalam lingkungan keluarga tersebut. Peranan orang tua dianggap paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan moral seorang anak dan pembentukan pribadi anak.
(3)
Keluarga adalah kelompok terkecil dan primer yang berkepentingan dalam masyarakat dan keluarga juga dapat dikatakan sebagai unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan sifat dan karakter orang tua dalam mendidik dan memelihara anak. Keluarga juga memiliki ciri-ciri, ada ciri umum dan ciri khusus, yang menjadi ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Page (Dalam Khairuddin 1997 ; 4), antara lain:
• Keluarga merupakan hubungan perkawinan
• Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara. • Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan. • Ketentuan-ketentuan ekonomi yang terbentuk oleh anggota-anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan-ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan atau membesarkan anak.
• Merupakan tempat tinggal bersama, atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.
(4)
Dan yang menjadi ciri-ciri khusus keluarga adalah sebagai berikut; • Kebersamaan
Keluarga merupakan bentuk yang paling universal antara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya, karena keluarga mengambarkan kebersamaan dan kesatuan.
• Dasar-dasar emosional
Dorongan –dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis manusia, seperti perkawinan.
• Pengaruh perkembagan
Pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya.
• Ukuran yang terbatas
Keluarga merupakan ukuran yang terbatas, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangkan identitasnya. • posisi inti dalam strukt ur sosial
Keluarga merupakan inti dari organisasi sosial lainnya, kerap di dalam masyarakat yang masih sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju.
(5)
• Tanggung jawab para anggota
Keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu yang biasa dilakukan oleh asosiasi-asosiasi lainnya.
• Aturan kemasyarakatan
Hal ini khususnya terjaga dengan adanya hal-hal yang tabu di dalam masyarakat dan aturan-aturan sah yang kaku menentukan kondisi-kondisinya.
• Sifat kekekalan dan kesementaraannya
Keluarga sebagai suatu yang permanen dan universal, dan sebagai asosiasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah dan berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat.
Pola pengasuhan adalah suatu perlakukan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengasuhan, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tua. Anak tumbuh dan berkembang dibawah asuhan dan perawatan orang tua, oleh karena itu orang tua merupakan dasar perawatan dan dasar pembentuk kepribadian anak. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku dilingkungannya.
(6)
Dalam perkembangan si anak, pola pengasuhan orang tua sangat menentukan kearah mana nanti si anak setelah dewasa dan mencerminkan pola pengasuhan yang pernah ia terima sejak ia ada. Komunikasi dengan orang tua, perhatian, serta sikap orang tua dalam mendidik dan segala perlakuan lainnya akan membentuk seperti apa kepribadian anak. Orang tua sebagai penanggung jawab terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak serta pembentukan kepribadian anak.
Hal pertama didalam mendidik seorang individu terletak pada keluarga. Dimana individu ibarat sebuah kertas yang bentuk dan coraknya tergantung kepada orang tua atau keluarga bagaimana mengisi kertas kosong tersebut sejak bayi, melalui pengasuhan, perawatan dan pengawasan yang terus menerus, diri serta kepribadian anak dibentuk. Orang tua, yaitu ayah dan ibu, pada umumnya merupakan teladan bagi anak-anak mereka.
Menurut Spock (dalam T.O. Ihromi, 1999,69), dalam tulisannya dia mengemukakan dalam suatu bentuk kasus mengenai sosok seorang ayah yang berprofesi sebagai seorang anggota ABRI didalam mendorong prestasi anak atau keberhasilan pendidikan putranya selaku Taruna Akademi TNI-AL, karena pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya lingkungan rumah dan lingkungan keluarga yang dapat mendorong prestasi pendidikan anak , dimana serikali dikaitkannya pengaruh status sosial keluarga dengan IQ dan kemampuan intelegensi anak – anak
(7)
pekerjaan ayah dan tingkat IQ putra mereka yang beranjak dewasa memperlihatkan bahwa semakin rendah pekerjaan (status sosial) ayah semakin rendah pula IQ anak mereka, karena untuk menduduki pekerjaan-pekerjaan tertentu dituntut adanya kemampuan akademis, IQ dan keterampilan tertentu dari individu tersebut.
Pola dan bentuk pengasuhan tidak sama pada tiap keluarga, karena setiap keluarga memiliki latar belakang yang berbeda, baik latar belakang pendidikan, kebudayaan, mata pencaharian. Pola pengasuhan dan perubahan sosialisasi anak tertanam dalam pola hubungan sosial ekonomi. Perubahan lingkungan ekonomi dan sosial telah membawa pengaruh pada pola pengasuhan anak. Pengasuhan anak dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi keluarga. Penggunaan pihak ke tiga untuk membantu mengasuh anak seperti baby sister sangat tergantung pada kemampuan keluarga (Gunarsa, 2003 : 2-3).
Displin sebagai suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan tertentu atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama meningkatkan kualitas mental dan moral. Jadi bagi orang tua penerapan displin pada anak adalah hal yang teramat penting dan dapat dikatakan bahwa letak moral anak tergantung pada pola asuh yang digunakan orang tuanya.
Menurut Sakadji (1996 dalam www, Republika com diakses tanggal 12 mei 2007) pembentukan displin memerlukan waktu yang lama dan dilakukan secara terus menerus, peranan orang tua, lingkungan keluarga, sekolah, dan
(8)
masyarakat sangat penting bagi perkembangan displin seseorang, jika orang tua mendisplinkan anak, maka anak akan mengembangkan peraturan sendiri bagi dirinya sendiri.
Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak. Anak sebagai manusia yang belum sempurna perkembangannya dipengararuhi dan diarahkan orang tua untuk capai kedewasaan. Kedewasaan dalam arti keseluruhan, yakni dewasa biologis, bila fungsi badannya sudah berkembang dan siap untuk menyelami hidup sendiri dalam keluarga. Sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerusan keturunan saja. Bidang pendidikan, keluarga merupakan sumber pendidikan utama, karena segalah pengetahuan dan kemampuan intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarga sendiri.
Keluarga juga merupakan produsen dan konsumen, dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap anggota keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat hidup lebih senang dan tenang agar tercipta kedamaian (Gunarsa, 1995 :27).
Pola pengasuhan yang berbeda-beda tersebut dapat kita lihat dari berbagai aspek kehidupan keluarga seperti, pendidikan, mata pencaharian keluarga dan kebudayaan, seperti pada keluarga militer yang ada di Asrama Kavaleri Asam Kumbang Batalyon 6/ Serbu, Kecamatan Medan Sunggal, Yang di pimpin oleh
(9)
yang dihuni oleh keluarga militer mulai dari Tamtama, Bintara dan Perwira, yang sudah berkeluarga ada sekitar kurang lebih 300 kepala keluarga dan di asrama ini terdapat fasilitas seperti fasilitas olah raga yaitu lapangan bola kaki, lapangan badminton, lapangan volli, dan lapangan basket, di asrama ini juga terdapat sebuah sekolah taman kanak-kanak, rumah ibadah yaitu mesjid dan gereja yang diberinama gereja Oikoumene, dan asrama ini dibagi atas kepangkatannya, dan asrama ini sangat bersih dan juga memiliki displin dan sesuai dengan aturan atau prosedur yang ada, di asrama ini juga ada kebun dan tempat pemeliharan ternak seperti ternak ikan yang diberi nama Pos Yandu Plamboyan dan lingkugan asrama ini sangat bersih dan asri.
Militer diartikan sebagai angkatan bersenjata dari suatu negara. Padanan kata lainnya adalah tentera atau pada jaman dahulu juga disebut sebagai serdadu. Kata lain yang sangat erat dengan militer adalah militerisme yang artinya perilaku tegas, kaku, agresif dan otoriter . Karena lingkungan tugasnya terutama di medan perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin. Dalam kehidupan militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah pasukan bersenjata.
Militer tentu tidak lepas dari masalah senjata dan persenjataan. Militer tanpa senjata layaknya sebuah organisasi berseragam biasa tanpa fungsi apa-apa, tentara Indonesia diorganisasikan dalam wadah Tentara Nasional Indonesia dan militer memiliki kategori kepangkatan yang dapat diperoleh
(10)
berdasarkan pendidikan, prestasi dan perjuangan ketika berperang (http;//id.wikipedi.org/wiki_militer.com, tanggal 8 mei 2007).
Subkategori pangkat militer atau angkatan bersenjata Republik Indonesia adalah:
PERWIRA BINTARA TAMTAMA
Perwira Tinggi :
1.Jenderal/laksama/Marsekal 2.Letnan Jenderal/laksamana
madya/ Marsekal Madya. 3.Mayor Jenderal/ Laksamana
Muda/ Marsekal muda 4.Brigadir Jendera/Laksamana
Pertama/ Marsekal
1. Kolonel Perwira Menengah
2. Letnan Kolonel 3. Mayor
1. Kapten Perwira Pertama
2. Letnan Satu 3. Letnan Dua
1. Calon Perwira Bintara Tinggi
2. Pembantu Letnan Satu
3. Pembantu Letnan Dua
1. Sersan Mayor Bintara
2. Sersan Kepala 3. Sersan Satu 4. Sersan Duaa
1. Kopral Satu Tamtama
2. Kopral Dua 3. Prajurit Satu/Kelasi Satu/ Bahyangkara Satu 4. Prajurit Dua/Kelasi Dua/Bahyangka ra Dua
Dasar kepribadian seseorang terbentuk sebagai hasil perpaduan antara sifat-sifat, bakat, orang tua dan perpaduan lingkungan dimana berbeda dan selalu berkembang. Lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam adalah lingkungan keluarga sendiri (Soekanto, 2002 :62).
(11)
Berdasarkan uraian diatas alasan ketertarikan peneliti dalam penelitian ini adalah;
1. Karena keluarga adalah lemabaga yang terdekat dalam hidup dan kita akan tetap menjadi anggotanya, dan keluarga adalah awal dari pembentukan kepribadian kita.
2. Peneliti ingin melihat seperti apa pola pengasuhan anak pada keluarga militer dan ciri khas apa dan bentuk pengasuhan yang seperti apa yang digunakan dan mendidi k anak.
3. Peneliti ingin melihat apakah unsur kemiliteran digunakan dalam mengasuh anak pada keluarga militer tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah adalah; ” Bagaimana pola pengasuhan anak pada keluarga militer?” 1.3. Tujuan Penelitian
Ada pun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah;
• Untuk mengetahui bagaimana pola pengasuhan anak pada keluarga militer di Asrama Abdul Hamid, di Jalan Binjai Km 10, Sunggal, Deli Serdang.
• Mengungkapkan dan mengenalkan hal tersebut dengan didasarkan pada kerangka teori sosiologi.
(12)
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
• Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan serta wawasan peneliti mengenai pola pengasuhan anak pada keluarga militer yang berhubungan dengan kerangka pemikiran dan teori sosiologi.
• Hasil yang diperoleh diharapkan akan dimanfaatkan sebagai referensi bagi perkembangan ilmu sosiologi, khususnya sosiologi keluarga. 1.4.2. Manfaat Praktis
• Mengidentifikasi kondisi pengasuhan anak pada keluarga militer untuk turut dapat memberikan sumbangan pemikiran menuju tercapainya kondisi harmonis.
• Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
1. Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar kelompok dengan kelompok manusia maupun antara orang per-orang dengan kelompok manusia.
1.5. Defenisi Konsep
2. Pola adalah standarisasi, pengulangan, organisasi atau arah dari perilaku, pengertiannya dalam penelitian ini adalah bentuk dan gambaran yang dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh anak-anaknya, apakah
(13)
pengasuhannya bersifat militer atau demokrasi, otoriter, dan permissif (Soekanto,1985;36).
3. Keluarga, yang dimaksud keluarga dalam penelitian ini adalah ayah, ibu dan anak-anak dari keluarga militer yang ada di asrama Kav Asam Kumbang.
4. Orang tua, terdiri dari ayah, ibu dari keluarga militer yang ada di Asrama Kav Asam Kumbang
5. Anak adalah hasil dari perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan atau hasil hubungan intim antara suami-istri, yang akan mengalami pertumbuhandan perkembangan secara fisik dan non fisik. 6. Militer adalah pasukan bersenjata suatu negara.
7. Perwira adalah pangkat yang tertingi dalam organisasi militer, dan perwira yang digunakan dalam penelitian ini adalah perwira pertama yang artinya golongan pangkat perwira yang paling rendah yaitu kapten, letnan satu dan letnan dua.
8. Bintara adalah golongan pangkat ketentaraan yang lebih rendah dibanding dari letnan dua, dan lebih tinggi dibandingkan kopral kepala. 9. Tamtama adalah golongan pangkat ketentaraan yang paling rendah
10. Pola asuh demokrasi adalah pola asuh yang memberikan dan Mencerminkan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama.
(14)
11. Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan.
12. Pola asuh permisif bentuk pengasuhan dimana orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya sendiri.
(15)
BAB II
KERANGKA TEORI
Pengasuhan anak mengandung suatu pengertian yang menunjuk pada suatu gejala sebagai suatu proses yaitu tentang apa yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Pengasuhan anak adalah bagian penting dan mendasar karena fungsi utama pengasuhan anak adalah mempersiapkan seseorang anak menjadi masyarakat. Pengasuhan ini terdapat dalam keluarga. Keluarga merupakan kelompok primer yang pertama dari seseorang anak dan dari situlah perkembangan kepribadian bermula. Ketika anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok primer lainnya, pondasi dasar kepribadiannya sudah ditanamkan secara kuat, jenis kepribadiannya sudah diarahkan dan terbentuk.
Dalam pengasuhan anak orang tua memegang peranan penting serta tanggung jawab yang besar karena menyangkut masa depan si anak. Asuhan orang tua adalah sumber aksi dan memancarkan kasih sayang, perhatian, kemesraan, keramahtamaan dan penerimaan terhadap keberadaan anak sebagaimana adanya.
Pengasuhan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai hal seperti gaya dari pengasuhan, serta tujuan dari pengasuhan maupun isi dari hal-hal yang diasuhkan. Hal ini yang juga mempengaruhi anak adalah faktor-faktor seperti latar belakang kebudayaan, pendidikan, stratifikasi sosial, mata pencaharian, kebiasaan-kebiasaan hidup, agama, dan lingkungan tempat tinggal
(16)
Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Hal itu tergantung dari pandangan pada diri tiap orang tua. Peranan orang tua dianggap yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan moral seorang anak. Dalam hal ini dapat dilihat perbedaan perkembangan moral seorang anak ditinjau dari persepsi pola pengasuhan yang digunakan, ada tiga pola pengasuhan yang dikemukakan oleh Baumrind yaitu :
• Pola asuh Demokratis
Pola asuh ini mengembangkan anak yang mampu bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang di lingkungan sosialnya. Mencerminkan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama, orang tua dan anak saling melengkapi , anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat displin.
• Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan. Perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak bercirikan tegas, suka menghukum, dan anak dipaksa untuk patuh terhadap aturan-aturan yang diberikan oleh orang tua dan cenderung mengekang keinginan anak.
(17)
• Pola asuh permisif
Pola asuh ini merupakan bentuk pengasuhan dimana orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orang tua. Pola asuh ini memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk tidak berdisplin dan diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri dan menentukan sikap sendiri (www. Republika. Com, minggu 18 maret 2007, nip/Poy). Interaksi adalah suatu proses dimana tindakan pihak yang satu menjadi rangsangan untuk respon dari pihak lain. Dalam proses yang timbal balik ini maka sifat, tabiat dan tingkah laku pelakunya saling pengaruh mempengaruhi, dan ini terjadi akibat adanya kontak dan hubungan yang bisa langsung seperti berbicara, mendengar, melihat dan ada kontak secara tindak langsung yaitu seperti menelepon, surat menyurat atau berupa tulisan dan bentuk perhubungan jarak jauh. Ada pun faktor-faktor yang mempengarahui interaksi sosial adalah;
• faktor Imitasi atau Peniruan
Imitasi adalah suatu cara belajar dengan mengikuti atau mencontoh orang lain. Menurut G. Tarde mengatakan bahwa unsur tunggal darisegenap kehidupan sosial ialah hubungan antara dua orang, dan antara itu bersifat saling meniru.
(18)
• Simpati
Simpati adalah kecakapan untuk merasai diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami atau diderita oleh orang lain, oleh sebab itu dalam simpati perasaan seseorang seakan memegang perananan penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain. • Sugesti
Sugesti adalah suatu anjuran tertentu yang menerbitkan suatu reaksi langsung dan tanpa pikiran panjang pada individu yang menerima sugesti tersebut. Faktor sugesti berlangusung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya sendiri yang kemudian diterima oleh pihak lain dan kebanyakan faktor sugesti terjadi apabila orang mempunyai pandangan tersebut dan mempunyai kewibawaan yang tinggi atau sangat disegani oleh orang lain.
• Identifikasi
Identifikasi merupakan gabungan faktor-faktor imitasi, sugesti, dan simpati. Identifikasidapat membentuk kepribadian dan proses ini dapat terbentuk secara tidak disadari (Soekanto, 2004 : 67).
Apabila interaksi sosial di dalam keluarga tidak baik atau kurang baik, maka kemungkinan interaksi sosial di masyarakat pun kurang baik pula. Hal ini disebabkan karena interaksi antara anak dan orang tua yang baik merupakan
(19)
bekal bagi kemungkinan menjadi masyarakat yang baik, dimana pengalaman-pengalaman dalam interaksi sosial di dalam keluarga turut menentukan cara bertindak dan bereaksidalam pergaulan sosial yang lebih besar seperti dalam masyarakat.
Syarat yang penting dalam berlangsungnya sosialisasi adalah interaksi sosial karena tanpa interaksi sosial sosialisasi tidak mungkin berlangsung. Menurut Comte proses sosialisasi yang pertama adalah keluarga. Keluarga dianggap kesatuan organis yang dapat menyusun pemikiran-pemikiran dari awal bagi manusia-manusia baru (pasangan suami-istri).
Didalam masyarakat interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu lainnya, individu dengan kelompok dan sebaliknya. Interaksi sosial memungkinkan masyarakat berproses sedemikian rupa sehingga membangun suatu pola hubungan interaksi sosial dapat pula diandaikan dengan apa yang disebut Weber sebagai tindakan sosial individu yang secara subjektif di arahkan terhadap orang lain (Jhonson, 1988 ; 214).
Dalam kehidupan masyarakat dimanapun juga, keluarga merupakan unit terkenal yang peranannya sangat besar. Peranan yang sangat besar itu disebabkan oleh karena keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kelangsungan hidup masyarakat. Adapun yang menjadi fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
(20)
• Fungsi Biologik
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anaknya, fungsi biologik orang tua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi ini pun juga mengalami perubahan, karena keluarga sekarang cenderung kepada jumlah anak sedikit.
• Fungsi Afeksi
Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persahabatan, persaudaraan, kebiasaan, identifikasi, persamaan, pandangan mengenai nilai-nilai.
• Fungsi Sosialisasi
Fungsi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga, anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, dan cita-cita, dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadian (Khairuddin, 1997 ; 8).
(21)
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
• Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckman mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
(22)
• Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama(http;///id.wikipedi.org/wiki/sosialisasi, tanggal 9 mei 2007).
(23)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapati dari apa yang diamati (Nawawi, 1994 : 2004).
Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh), misalnya tentang perilaku, motivasi, tindakan, dan sebagainya (Moleong, 2005 : 4).
Studi kasus adalah suatu tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahannya terhadap suatu kasus dilakukan secara mendalam, mendetil, dan komprenhensif. Studi kasus dapat juga didefenisikan sebagai suatu metode yang dipergunakan dalam penelitian ilmu sosial, memberikan penekanan pada pengumpulan data mengenai sebagian atau seluruh unsur kehidupan seseorang atau suatu kelompok, maupun hubungannya dengan pihak-pihak lain dalam situasi sosial atau kebudayaan tertentu (Yin, 2003 : 1).
(24)
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Asrama Kavaleri Asam Kumbang Batalyon 6/ Serbu Kecamatan Medan Sunggal. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah:
• Karena asrama ini diperuntukan dan dihuni oleh keluarga militer • Terdapatnya fasilitas dan sarana yang dibutuhkan demi kelangsungan
penelitian ini.
3.3. Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Adapun yang menjadi unit analisis penelitian ini adalah keluarga, yang memiliki kepala keluarga yang berprofesi sebagai militer, kepala lingkungan dan masyarakat yang berada di asrama tersebut.
3.3.2. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah :
• keluarga yang ada di Asrama Kavaleri Asam Kumbang, dengan kriteria sebagai berikut;
1. Keluarga yang Ayah atau ibunya berprofesi atau bekerja sebagai militer, dan sudah memiliki keturunan mulai dari pangkat Tamtama, Bintara dan Perwira.
(25)
2. Telah tinggal di Asrama itu paling sedikit 4 tahun, hal ini dilakukan peneliti, agar informan yang diperoleh sudah memahami dan mengetahui keadaan asrama tersebut secara jelas.
• Aparat dan masyarakat setempat.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data (informasi) yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan penelitian yang bersangkutan secara objektif (Mallo,1990 : 109).
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut; a. Data primer diperoleh melalui ;
• Observasi
Adalah suatu bentuk pengamatan, dimana peneliti melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data dari lapangan
Wawancara Mendalam
Yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung pada informan. Agar wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan yang telah disusun sebelumnya, yakni menggunakan interview guide atau panduan wawancara untuk menggali informasi sebanyak mungkin.
(26)
Data sekunder di peroleh melalui, penelitian kepustakaan yaitu cara memperoleh data yang dilakukan melalui studi kepustakaan. Dalam hal ini kajian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis, asas-asas, konsepsi, pandangan, tema melalui buku, dokumen, artikel, jurnal, tulisan, dan catatan lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
3.5. Interpretasi Data
Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan menggelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama agar diperoleh hasil dan kesimpulan yang baik.
(27)
3.6. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7
Pengurusan izin penelitia√
Persiapan Instrumen penelitian
Pengumpulan Data Pengorganisasian data Interpretasi data Pengetikan penyuntingan
√ √
√ √ √
√ √
√ √
(28)
3.7. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup keterbatasan pengetahuan peneliti, keterbatasan data melalui buku atau dokumen yang mendukung penelitian, dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para informan. Keterbatasan pengetahuan peneliti mengenai metode penelitian menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan dan data-data yang diperoleh dilapangan menjadi tidak terlalu dalam, dan akibat prosedur atau aturan Asrama Kavaleri Asam Kumbang yang banyak mengakibatkan peneliti memiliki keterbatasan untuk meneliti. Namun teknik pengumpulan data yang ditentukan baik observasi maupun wawancara mendalam telah mampu menjawab permasalahan yang dimaksud peneliti.
Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti tidak dapat melakukan wawancara dengan pimpinan Asrama Kavaleri Asam Kumbang yaitu Letkol Kav Yotanabey yang kini menjabat sebagai Danyon Atau komandan Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang, hal ini dikarenakan beliau sedang melanjutkan pendidikan di Bandung.
Kendala lain yang juga menghambat penelitian ini adalah adanya keterbatasan atau ketentuan-ketentuan yang mana segala proses penelitian harus diketahui dan dikawal oleh salah seorang anggota militer, semua proses penelitian telah disusun oleh Pasi-3 yang mana pasi-3 adalah sebuah kordinator dalam asrama yang mengatur masalah kesejahteraan sosial.
(29)
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1.1. Sejarah Asrama Kavaleri Batalyon 6-Serbu Asam Kumbang
Asrama Kavaleri Asam Kumbang ini berdiri dan diresmikan pada tanggal 16 september 1993, dan yang meresmikan asrama kavaleri asam kumbang ini adalah Panglima KODAM 1/BB yaitu Mayor Jenderal A. Pranowo. Asrama Kavaleri Asam Kumbang ini dibangun dan diperuntukan bagi anggota militer yang mana mereka adalah militer yang diperuntukan untuk perang dan siap tempur.
Asrama Kavaleri Asam Kumbang ini terbagi atas lima barak yaitu:
1. Barak Perwira : Barak ini diperuntukan bagi mereka yang berpangkat Perwira.
2. Barak Bintara: Barak ini diperuntukan bagi mereka yang masuk melalui jalur bintara dan sudah berkeluarga.
3. Barak Tamtama: Barak ini diperuntukan bagi mereka yang masuk dari jalur tamtama dan sudah berkeluarga.
4. Barak Lajang: Barak ini diperuntukan bagi anggota militer yang masih berstatus belum kawin atau lajang.
5. Barak senjata: Barak ini berup gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat perang.
(30)
Asrama Kavaleri Batalyon 6-Serbu Asam Kumbang memiliki lambang seekor ular naga yang diberi nama “Naga Karimata”lambang naga ini merupakan gambaran bahwa militer yang berada di asrama itu adalah orang kuat dan pemberani dan siap untuk bertempur kapan saja diperlukan. Lingkungan asrama ini sangat bersih dan asri di dalam asrama ini sulit dijumpai sampah karena setiap warga yang ada di asrama harus menjaga kebersihan. Asrama ini memiliki tiga posko utama yang berada tepat didepan pintu masuk asrama yang mana tiga posko itu adalah:
1. Posko Komandan: Posko ini dari jam 6 pagi – 10 malam hanya boleh dilalui oleh komandan Batalyon, tetapi lewat dari jam 10 malam jalur posko ini dapat dilewati oleh setiap warga asrama. 2. Posko Kesatria: posko tempat melaporkan segala hal yang terjadi
dalam asrama.
3. Posko Provos : Posko ini menjadi tempat wajib lapor dan jalur masuk Asrama tapi hanya dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam, karena setelah jam 10 malam hanya satu posko yang dibuka dan digunakan yaitu posko Komandan.
Setiap tamu yang ingin masuk dan berkunjung ke dalam asrama harus wajib lapor dan memiliki tanda pengenal. Dan Asrama Kavaleri asam kumbang ini memiliki klub sepak bola yang diberi nama Persatuan Sepak Bola kaki Naga Karimata atau P.S. Naga Karimata. Fasilitas yang terdapat di asrama ini antara lain adalah:
(31)
• Rumah Ibadah yaitu satu buah gereja yang diberi nama “ GerejaOikumene”, dan sebuah mesjid yang diberi nama “Ahmad Yani”.
• Fasilitas Olah Raga yaitu antara lain lapangan bola kaki, lapangan tenis, lapangan bola volli, lapangan basket, alat-alat angkat besi.
• Sebuah klinik kecil dan sebuah sekolah Taman Kanak-kanak. • Taman Bunga yang mana di kerjakan dan diurus oleh ibu-ibu Persit.
• Sebuah Kolam ikan : yang mana kolam ikan ini biasa digunakan untuk memancing apabila ada anggota militer yang pindah tugas yang mana militer yang pindah harus memasukan lima kilogram ikan kedalam kolam dan selanjutnya anggota militer yang lain memancing.
• Sebuah Aula yang diguna sebagai tempat kegiatan Asrama.
Setiap fasilitas yang berada di dalam asrama dapat digunakan oleh warga yang tinggal di dalam asrama, tetapi ada daerah yang tidak boleh dimasuki tanpa ada surat ijin yang mana daerah yang tidak dapat dimasuki itu adalah daerah tempat penyimpanan senjata dan perlengkapan perang, dan fasilitas berupa lapangan olah raga yang ada di dalam asrama dapat juga digunakan oleh orang lain dengan syarat harus memiliki surat ijin untuk menggunakan lapangan yang tersedia di dalam asrama. Tetapi kolam ikan dan taman bunga yang ada di dalam asrama hanya boleh digunakan dan dikelola oleh warga yang berada di dalam asrama saja, dalam hal penjagaan, bila di posko komandan penjagaan diganti per satu jam sedangkan di posko kesatria dan posko provos penjagaan diganti per 1 kali 12 jam,
(32)
Ada pun yang menjadi Misi dan Visi Asrama ini Adalah: MISI
Yang menjadi misi Asrama Kavaleri Batlyon 6-Serbu Asam Kumbang adalah;
1. Membantu kepolisian RI dalam rangka tugas keamanan atas permintaan yang diatur dalam undang-undang.
2. Ikut aktif dalam tugas pemeliharaan dunia. VISI
1. TNI angkatan darat yang solid, merupakan ikatan jiwa antara prajurit TNI angkatan darat.
2. TNI angkatan darat yang profesional yaitu menguasai taktik dan teknik bertempur serta mahir dalam menggunakan senjata dan peralatan militer yang modren.
3. TNI angkatan darat yang tangguh, prajurit kesatria yang tidak mudah dipengaruhi atau dibelokkan haluannya, yang berbudi luhur, menghargai sesama manusia dan membela yang lemah serta pantang menyerah.
4. TNI angkatan bersenjata yang berwawasan kebangsaan, prajurit yang tidak berorientasi pada kesukuan, agama dan golongan.
5. TNI angkatan darat yang dicintai rakyat, pelindung rakyat dan bhayangkari negara.
(33)
Sebagai seorang militer mereka harus kuat, berani dan displin, begitulah semua anggota militer yang bertugas di Asrama Kav Asam Kumbang medan. Mereka memiliki jiwa dan keberanian seperti naga yang mana naga merupakan lambang asrama Kav Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang Medan.
Sejauh ini visi dan misi asrama dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di dalam asrama adalah:
• Hari ulang tahun asrama
• Hari kemerdekaan Republik Indonesia • Hari ulang tahun Persit
• Hari raya Idul Fitri
• Hari Natal dan Tahun Baru • Buka puasa bersama
• Hari Paskah atau Jumat Agung • Hari raya Idul Adha
Kegiatan yang dilakukan pada hari-hari besar diatas adalah berupa kegiatan yang berhubungan dengan olah raga dan kebangunan rohani, dan setiap pagi setiap hari semua anggota militer dan ibu-ibu Persit harus melakukan olah raga bersama. Semua warga yang tinggal di dalam asrama harus menjaga kebersihan dan mematuhi segala peraturan yang ada di dalam asrama.
(34)
4.1.2. Letak Geografis Asrama Kav 6 Serbu Asam Kumbang
Asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang merupakan salah satu kelurahan dari kecamatan Medan Sunggal, yang mana jarak dari kecamatan Medan Sunggal ke asrama Kavaleri Asam Kumbang ada sekitar satu kilometer.
Berdasarkan peraturan pemerintah No 22 tanggal 9 Mei 1973 kecamatan Medan Sunggal adalah merupakan salah satu wilayah kecamatan di kotamadya Medan yang dimekarkan atau diambil dari kabupaten daerah tingkat II Deli Serdang.
Kecamatan Medan Sunggal terletak antara 03°-32′ LU - 98°-38′BT, dan berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kecamatan Medan Helvetia Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Selayang Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur : Kec. Medan Baru dan Kec. Medan Petisah Luas wilayah Kecamatan Medan Sunggal 14.116 km2, dan jumlah penduduk kecamatan medan sunggal sekitar 105.517 jiwa, dan Asrama Kav Asam Kumbang dihuni oleh sekitar 180 orang yang masih berstatus lajang dan 332 aparat yang sudah berkeluarga. Asrama Kav Asam Kumbang ini berada sekitar 200 meter dari jalan raya. Asrama Kav Asam Kumbang ini dibangun dan diperuntukan untuk anggota militer yang siap untuk perang membela bangsa dan tanah air Indonesia.
(35)
4.1.3. Struktur Kepemimpinan
Struktur kepemimipan Asrama Kav Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang periode 2007 adalah;
KOMANDAN BATALYON LETKOL KAV. YOTANABEY
WAKIL KOMANDAN BATALYON
MAYOR KAV. SUDRAJAT .D. S.SOS
PASI-1 PASI-2 PASI-3 PASI-4
LETTU.KAV. ALI SYAHPUTRA LETTU KAV. HERMAWAN LETTU KAV. SYAMSUL ARIFIN KAPTEN ARIFIN KOMPI-1
KOMPI-2 KOMPI-3 KOMPI-4 MARKAS
KAPTEN ANDI KAPTEN SYAMSUL RIZAL LETTU SUHARSONO KAPTEN WIDODO SH KAPTEN ADI WIJAYA
(36)
Tugas setiap Pasi adalah;
• Pasi-1 tugasnya mengatur masalah keamanan dan ketertiban di dalam dan di luar Asrama.
• Pasi-2 tugasnya masalah kegiatan dan mengoperasikan prajurit. • Pasi-3 tugasnya mengurusi masalah kesejahteraan .
• Pasi-4 tugasnya mengurusi masalah logistik prajurit.
4.2. Profil Informan
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah anggota militer yang sudah berkeluarga dan sudah tinggal di asrama kurang lebih 4 tahun dan sudah memiliki keturunan dan ada satu informan kunci yang merupakan pimpinan pasi 3 asrama Kavaleri Asam Kumbang Medan.
• SERDA MUJIANTO
Bapak Serda Mujianto (39thn), kelahiran Aceh Timur dengan jabatan sebagai Bapourir di asrama kav asam kumbang. Bapak Mujianto masuk melalui jalur Tamtama 1991. Bapak Serda Mujianto menyelesaikan pendidikannya sampai sekolah menengah atas (SMU) di salah satu sekolah negeri di Aceh Timur. Serda Mujianto memiliki usaha sampingan berupa kedai sampah yang berada di depan halaman rumahnya dan yang mengelola kedai sampah pak Mujianto adalah istrinya.
(37)
Lingkungan rumah bapak Mujianto sangat bersih dan teratur apa lagi perabotan yang berada di dalam rumahnya semua tampak teratur dan bersih. Warna hijau adalah warna kesukaan pak Mujianto oleh sebab itu perabot rumahnya identik dengan warna hijau karena menurut bapak Mujianto warna hijau adalah warna yang sejuk dan memberi nuasa yang tenang. Bapak Mujianto sangat menyukai lukisan atau tulisan yang bercirikan agama islam, makanya di dalam rumah bapak Mujianto banyak dijumpai lukisan dan tulisan yang berupa tulisan ayat – ayat islam. Bapak Mujianto memiliki hobi memancing, makanya setiap ada waktu libur bapak Mujianto dan sekeluarga sering menghabiskan waktu untuk memancing, dan yang menjadi tempat favorit keluarga bapak Mujianto adalah tempat wisata Tamora yang berada di daerah Tanjung Morawa Medan.
• SERDA SUMARNO
Bapak Serda Sumarno (33 thn), kelahiran Jawa Timur pada tanggal 12 maret 1974 dengan jabatan sebagai administrasi bintara di asrama kavaleri asam kumbang, bapak Serda Sumarno masuk melalui jalur Tamtama pada tahun 1994. Bapak Sumarno menyelesaikan pendidikan formal terakhir di sekolah menengah atas (SMA) di sekolah negeri 1 Jawa Timur.
(38)
Bapak Sumarno cukup mahir dalam berbahasa Sunda karena bapak Sumarno tidak sepenuh berdarah jawa karena ibunya orang Sunda.
Bapak Sumarno memiliki seorang istri yang bekerja sebagai seorang perawat di rumah sakit Adam Malik Medan. Bapak Sumarno dulunya memiliki cita-cita menjadi seorang polisi tetapi cita-citanya putus ditengah jalan karena dia tidak lulus pada tes masuk polisi pada tahun 1993 di Jawa Timur.
Lingkungan rumah pak Sumarno cukup bersih tetapi kurang teratur. Pak Sumarno memiliki hobi bermain sepak bola maka pak Sumarno termasuk salah satu anggota klub sepak bola Naga Karimata, yang mana merupakan club bola Asrama Kavaleri Asam Kumbang. Hampir setiap sore pak Sumarno bermain bola di lapangan bola kaki yang berada di dalam asrama Kavaleri Asam Kumbang.
• LETTU KAV RAMLI PASARIBU
Bapak Lettu kav Ramli Pasaribu SH (47 thn) kelahiran Parinsoran 16 januari 1960. Bapak Ramli Pasaribu menyelesaikan pendidikan terakhirnya disalah satu universitas swasta. Bapak Ramli Pasaribu masuk melalui jalur Tamtama pada tahun 1987. Bapak Ramli dan keluarga sudah tinggal di asrama ini kurang lebih 9 tahun. Istri pak Ramli yaitu ibu Simanjuntak bekerja sebagai seorang PNS.
(39)
Bapak Ramli sangat suka mengkoleksi lukisan-lukisan yang berupa kisah perjalan Tuhan Yesus. Lingkungan rumah bapak Ramli sangat bersih dan teratur dan didalam rumah bapak Ramli banyak terdapat lukisan-lukisan dan patung berupa sosok Tuhan Yesus. Bapak Ramli memiliki suara yang keras dan tegas. Bapak berdarah batak ini memiliki hobi bernyanyi, maka setiap ada waktu kosong pak Ramli sering berkaroke di dalam rumah. Di dalam rumah bapak Ramli ada sebuah skema silsilah raja batak yang mana skema silsilah itu sudah jarang dijumpai. Bapak Ramli sangat suka menata bunga-bunga yang ada di halaman rumahnya. Bapak Ramli sangat suka mengikuti kegiatan pesta adapt batak karena menurut melalui pesta adapt dia dapat mengetahui seluk beluk adat batak. Bapak Ramli sangat aktif dalam kegiatan gereja apalagi dalam hal paduan suara di gereja, dan pak Ramli suka mengikuti kegiatan festival paduan suara.
• LETDA KAV BASRI LUBIS
Bapak Basri Lubis (34 thn) kelahiran Tebing Tinggi pada tanggal 3 maret 1973. Bapak Basri masuk melalui jalur Bintara pada tahun 1993 dan menjadi seorang Perwira pada tahun 2005. Bapak Basri Lubis ini punya keinginan untuk dapat menjadi pimpinan yang berdidikasi baik, jujur dan displin. Bapak Basri memiliki suara yang keras dan tegas.
(40)
Bapak Basri Lubis menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah menengah atas(SMA) di sekolah negeri 2 Tebing Tinggi. Bapak Basri memiliki hobi bermain sepak bola dan hampir setiap sore hari pak Basri menghabiskan waktu bermain bola bersama anaknya. Pak Ramli memiliki seorang istri yang berprofesi sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit swasta. Pak Basri Lubis memiliki darah campuran batak dan padang. Pak Basri sangat dengan makanan padang apalagi rendang dan sate padang. Pak Basri saat ini memiliki keinginan untuk dapat memiliki sebuah rumah sendiri. Di dalam rumah pak Basri banyak lukisan dan tulisan kaligrafi islam. Lingkungan rumah pak Basri cukup bersih walaupun di dalam rumahnya kurang teratur. Pak Basri sangat mengkoleksi tulisan yang berupa ayat islam. Sesibuk apapun pak Basri selalu berusaha untuk dapat menjalankan sholat lima waktu. Pak Basri tidak suka mendengar musik dia lebih suka menonton film-film laga berupa cerita peperangan. Istri pak Basri juga memiliki usaha sampingan kecil-kecilan berjualan kain. Pak Basri sudah tinggal di asrama Kavaleri Asam Kumbang kurang lebih 5 tahun, dan pak Basri memiliki keinginan untuk dapat memiliki rumah sendiri dan tinggal di luar asrama. Pak Basri memiliki keinginan untuk dapat melanjutkan pendidikannya secepat mungkin.
(41)
• KOPKA SAKIMIN
Bapak Sakimin (40 thn), dengan kelahiran Ngawi Jawa Timur 1 desember 1967, masuk melalui jalur Tamtama 1988. Bapak Sakimin menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah menengah tingkat pertama di sekolah SMP negeri 2 Ngawi Jawa Timur. Pak Sakimin sudah tinggal di asrama Kavaleri Asam Kumbang kurang lebih 7 tahun dan dia sangat merasa nyaman tinggal di asrama ini. Bapak Sakimin sedang yang namanya berkebun, makanya setiap harinya pak Sakimin rajin ke kebun yang ada di dalam asrama. Lingkungan rumah pak Sakimin bersih dan teratur, semua perabotan yang ada di dalam rumah sangat tersusun dengan rapi dan teratur, sehingga terlihat indah dan bersih. Pak Sakimin memiliki keinginan untuk dapat di pindahkan kedaerah asalnya di Ngawi Jawa Timur, karena dia memiliki keinginan untuk dapat menghabiskan hari tuanya disana. Bapak Sakimin dulunya ingin berkuliah tapi karena ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan akhirnya dia memilih untuk menjadi seorang militer, karena dulunya untuk menjadi militer tidak sesulit yang sekarang ini. Selama ini pak Sakimin selalu berusaha untuk menjalankan sholat lima waktu. Di dalam rumah pak Sakimin terdapat sebuah lukisan mesjid, yang mana lukisan itu merupakan salah satu lukisan yang sangat disukainya, dimana lukisan itu merupakan pemberian dari kedua orang tuanya ketika dia mulai menempuh kehidupan berumah tangga.
(42)
• KOPKA SUHERMAWAN
Bapak Kopka Suhermawan (43 thn), kelahiran Jakarta 11 juli 1964, masuk melalui jalur Tamtama pada tahun 1984. Bapak Suhermawan memiliki 4 orang anak dimana 2 laki-laki dan 2 perempuan. Bapak Suhermawan menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah menengah atas (SMU) di sekolah SMU negeri 76 Jakarta. Pak Suherman mulai tinggal di asrama ini sekitar tahun 1994. Pak Suhermawan memiliki usaha sampingan berupa kedai sampah yang mana yang mengelolah kedai sampah tersebut adalah istri pak Suhermawan. Lingkungan tempat tinggal pak Suherman cukup bersih dan teratur, dan di dalam rumah pak Suhermawan banyak terdapat perabotan yang berwarna hijau, karena warna hijau adalah warna kesukaan pak Suhermawan dan keluarga. Pak Suhermawan dan keluarga memiliki kesukaan yang sama yaitu nonton televisi. Pak Suhermawan memiliki hobi bernyanyi, makanya pak Suhermawan sering berkaroke bersama keluarga, dan setiap ada acara pesta pak Suhermawan sering bernyanyi kepanggung. Lagu favorit pak Suhermawan adalah lagu dangdut. Pak Suhermawan memiliki keinginan yang besar untuk dapat meninggalkan asrama Kavaleri Asam Kumbang, karena pak Suhermawan memiliki keinginan untuk menghabiskan hari tuanya di rumah sendiri. Usaha kedai sampah pak Suhermawan adalah kedai sampah yang terbesar di dalam asrama Kavaleri Asam Kumbang.
(43)
• WIWIK
Wiwik (19 thn), kelahiran Pematang Siantar 18 November 1988. Wiwik adalah salah seorang mahasiswi di Universitas Panca Budi dengan jurusan teknik informatika komputer. Wiwik adalah anak perempuan dari bapak Suhermawan, Wiwik dulunya sangat bercita-cita dapat menjadi seorang POLWAN, tapi akhirnya cita-cita wiwik kandas ditengah jalan dan akhirnya memilih untuk berkuliah di universitas Panca Budi. Wiwik memiliki keinginan untuk dapat menjadi seorang pengusaha wanita yang sukses. Wiwik juga punya keinginan untuk dapat membuat kedua orang tuanya dapat naik haji. Wiwik memiliki hobi membaca, terutama membaca majalah remaja.
• ARI LUBIS
Ari Lubis(6 thn),kelahiran Tebing Tinggi, 22 Desember 2001. Ari masih duduk dikelas 2 sekolah dasar. Ari memiliki hobi bermain sepak bola dan Ari bercita-cita ingin menjadi seorang pemain bola yang handal. PSMS Medan adalah klub andalan Ari, dan setiap pertandingan PSMS baik di stadion Teladan maupun di siaran televisi dia selalu berusaha untuk tidak melewatkannya. Ari suka menonton film kartun terutama film “Tom and Jerry”, Ari merasa senang dan bentah tinggal di asrama Kavaleri Asam Kumbang ini.
(44)
• Febriana Pasaribu
Febriana (19 thn), putri dengan kelahiran Pematang Siantar, 28 Februari 1988, Febri adalah salah satu mahasiswi unversitas Nomensen fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dengan jurusan administrasi negara, tutur bahasa febri lembut. Febri memiliki hobi membaca buku terutama buku yang berhubungan dengan agama. Febri suka mengikuti kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan gereja. Febri senang tinggal di dalam asrama tapi dia lebih suka bila dia dan keluarga dapat tinggal di luar Asrama. Febri sangat suka mendengar lagu-lagu rohani karena menurutnya mendengar lagu-lagu rohani dapat menyejukkan hati.
• Wahyu
Wahyu (14thn), kelahiran Medan,4 maret 1993, wahyu masih duduk dikelas 3 sekolah menengah pertama disalah satu sekolah swasta di Medan. Wahyu mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang polisi yang kuat dan pemberani. Wahyu adalah salah seorang yang memiliki hobi bermain bola. Wahyu ingin menjadi seorang pemain bola seperti Bambang Pamungkas, pemain Persija Jakarta. Wahyu merasa senang tinggal di dalam asrama dan dia lebih senang bila tinggal di luar asrama.
(45)
• Sandi Putra
Sandi (12 thn), kelahiran Tebing Tinggi, 12 desember 1995. Sandi adalah salah satu murid kelas 6 sekolah dasar di salah satu sekolah swasta di medan, sandi memiliki hobi bermain bola kaki, dan dia sangat menyukai Zidane dan dia berharap dapat seperti Zinade. Sandi senang tinggal di dalam asrama tetapi dia lebih senang lagi bila tinggal di luar asrama. Sandi sering menontot pertandingan sepak bola di televisi, bahkan karena kesukaannya terhadap bola semua permain yang berhubungan dengan bola ingin dia miliki.
• Lettu Kav Syamsul Arifin
Syamsul arifin (32 thn) kelahiran jawa timur. Bapak Syamsul Arifin adalah pimpinan pasi 3 yang mengatur masalah kesejahteraan dan masalah yang berhubungan dengan bintara, dan yang mengurusi masalah cuti angkatan. Bapak Syamsul Arif belum lama diangkat menjadi pimpinan pasi 3. Bapak Syamsul Arifin masih berstatus lajang. Bapak Syamsul Arifin memiliki suara yang lembut tapi tegas. Bapak Syamsul Arif memiliki wewenang penuh dalam mengatur semua masalah yang berhubungan dengan keamanan dan kesejahteraan lingkungan asrama selama pimpinan tertinggi tidak ada di tempat.
(46)
4.3. Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga
Anak adalah harapan keluarga karena anak mempunyai banyak arti dan fungsi bagi keluarga. Memiliki seorang anak sangat didambakan oleh setiap keluarga, itulah sebabnya limpahan perhatian orang tua terhadap anak dimulai sejak dia lahir. Begitu lahir, seorang anak mengadakan interaksi dengan lingkungannya, dan orang pertama yang dikenal adalah orang tuanya, oleh karena itu orang tua menjadi teladan pertama bagi anak.
Pola tingkah laku anak ditentukan oleh bagaimana orang tua mengasuhnya. Keluarga merupakan jembatan antara individu dengan budayanya. Pengalaman masa kanak-kanak yang dibentuk selama pengasuhan akan memberikan pengertian terhadap dirinya untuk dapat melakukan interaksi dan sosialisasi dalam masyarakatnya, dan dapat menjadi contoh yang baik dalam keluarga dan terlebih masyarakat.
Proses pengasuhan akan menentukan sikap dan perilaku anak tersebut sampai dia menuju pada kedewasaannya, yang selanjutnya akan menentukan proses sosialisasinya dalam masyarakat. Praktek pengasuhan dialami secara terus menerus dari waktu ke waktu yang diberikan sedemikian rupa sehingga tidak menyimpang jauh dari norma-norma kebudayaan yang berlaku. Pola asuh yang digunakan kepada anak sangat menentukan sikap dan watak anak nantinya. Anak adalah lambang dari cinta dua insan manusia yang diharapkan dapat menjadi anak yang berbudi luhur dan jujur dan dapat menjadi kebanggaan bagi setiap orang tuanya. Anak juga salah satu cerminan bagi orang tuanya.
(47)
Pola Pengasuhan yang digunakan oleh keluarga militer di Asrama Kavaleri Asam Kumbang adalah:
• Keluarga Serda Mujianto
Bapak Serda Mujianto memiliki tiga orang anak, dan menurutnya pola asuh yang baik digunakan dalam membesarkan ketiga putra putrinya adalah pola asuh demokrasi, dimana menurutnya pola asuh inilah yang baik digunakan karena pola asuh ini mengambarkan adanya hak dan kewajiban yang sama antara anak dan orang tua, dimana anak punya kewajiban belajar dan patuh terharap orang tua dan orang tua punya kewajiban membimbing dan membesarkan serta menbiayai dan melindungi anak dengan wajah tersenyum bapak Mujianto menyebutkan:
“Walaupun saya seorang militer, saya tidak ingin sikap otoriter yang ada pada kepemimpinan militer diterapkan dalam mendidik dan membesarkan ketiga anak saya, karena ketiga anak saya bukan didik untuk dapat bertempur di medan perang”.
Menurut pak Mujianto kasih sayang dan perhatian yang penuh yang telah diberikan dia dan istrinya sudah cukup untuk mendidik dan membesarkan ketiga anaknya untuk menjadi anak yang baik dan berguna. Karena harta atau materi yang berlebih belum tentu menjamin seorang anak menjadi lebih baik, karena materi yang berlebih kalau tidak dibarengi dengan kasih sayang dan perhatian maka untuk mendapat anak yang baik itu jauh dari harapan.
(48)
• Keluarga Serda Sumarno
Menurut bapak Serda Sumarno pola asuh demokratis adalah pola asuh yang paling baik digunakan dalam menbesarkan kedua orang anaknya, apalagi anaknya masih duduk di sekolah dasar. Menurut pak Sumarno anak dan orang tua memiliki hak dan kewajiban yang sama, walaupun anaknya masih kecil, dia tetap menghargai apa yang dikatakan anaknya. Pak Sumarno memiliki prinsip bahwa dia seorang militer, dimana militer terkenal dengan sikap kerasnya, dia berharap dia tidak mengunakan unsur keras yang ada pada militer untuk diterapkan pada kedua anaknya. Pak Sumarno yakin dengan pola asuh yang demokratis dia dapat membimbing kedua anaknya menjadi anak yang baik, dan dia selalu lebih memberikan pendalaman ajaran agama dari pada ilmu pengetahuan. Pak Sumarno yakin sekarang dan sampai selamanya dia dan sang istri tidak akan pernah memaksakan kehendaknya kepada anak-anaknya, karena menurutnya dia, istri dan anaknya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dimana sebagai orang tua pak Sumarno dan istrinya memiliki kewajiban melindungi, menjaga serta membiayai anak-anak mereka, sedangkan anak-anaknya punya kewajiban untuk belajar yang rajin dan bersikap yang baik. Pak Sumarno menganggap anak-anaknya punya hak untuk menentukan pilihan hidupnya.
(49)
• Keluarga Lettu Kav Ramli Pasaribu SH
Bapak yang jelas memiliki darah batak asli ini merasa bahwa selama dia membesarkan ketiga anaknya bersama sang istri yang berprofesi sebagai PNS, merasa bahwa pola yang mereka gunakan adalah pola asuh demokratis, karena menurutnya pola ini adalah yang paling tepat untuk mendidik anak-anaknya, karena sikap yang otoriter itu menandakan keegoisan dan pak Ramli tidak ingin bersifat egois kepada istri dan terlebih kepada ketiga anaknya, walaupun pak Ramli seorang militer, dia ingin sikap otoriter yang ada pada kepemimpinan militer tidak pernah dia gunakan dalam memimpin keluarganya dan sambil tersenyum lebar pak Ramli menuturkan :
“Saya orang batak, yang mana orang batak itu terkenal sikapnya kasar dan keras tapi hatinya baik dan lembut, begitu juga lah saya membesarkan anak saya, suara keras tapi hati saya sangat lembut seperti salju”.
Bapak yang terkenal dengan suara kerasnya, menganggap bahwa ketiga anaknya adalah mitra dalam keluarga terlebih sang istri, bapak ini menganggap bahwa istrinya ada mitra sejati yang setia akan menemaninya sampai maut memisahkan mereka. Pak Ramli dan istrinya tidak pernah memaksa kehendaknya kepada ketiga anaknya. Pak Ramli dan istri selalu mendukung kemauan anak-anaknya selama itu bersifat positif.
(50)
• Keluarga Letda Basri Lubis
Pak Basri lubis sudah menjalani rumah tangga selama delapan tahun dan baru dikaruniakan seorang anak laki-laki, dan menurut pak Basri pola asuh demokratislah yang paling tepat digunakannya dalam membesarkan anak laki-lakinya itu, karena menurutnya walaupun anaknya masih duduk disekolah dasar dia tetap menganggap anaknya itu adalah segalanya bagi dia dan istrinya, dia takut bila sampai salah mendidik dan mengasuh anak tunggalnya tersebut. Pola asuh yang demokratis adalah pola asuh yang mengambarkan sikap saling mengerti dan memahami satu sama lain, seperti itu pak Basri dan sang istri mereka selalu berusaha mengerti apa yang diinginkan anak, dan berusaha memberi pengertian untuk anaknya.
• Keluarga Kopka Sakimin
Pak Sakimin adalah sosok ayah yang bijaksana dan tegas, dan bapak dari dua orang anak ini menganggap bahwa pola asuh yang demokratis adalah pola asuh yang paling tepat diterapkan bagi kedua anaknya tersebut. Dia merasa bahwa kedua anaknya adalah harapanya dihari tua nanti, jadi dia ingin kedua anaknya dapat pengasuhan dan bimbingan yang tepat dari dirinya dan istri yang bekerja sebagai pedagang.
(51)
Bapak sakimin berharap anaknya juga dapat bersikap demokratis dan berbangsa dan bertanah air, dengan suara yang tegas pak Sakimin menuturkan bahwa anak buka kelinci percobaan makanya dia tidak pernah coba-coba asal membesarkan kedua anaknya tersebut, dan dia merasa bahwa dengan pola asuh yang demokratis dia dapat membuat anaknya menjadi orang yang adil dan bijaksana.
• Keluarga Kopka Suhermawan
Bapak Kopka Suhermawan adalah sosok ayah yang lembut dan lucu, bapak Suhermawan dan istrinya menganggap bahwa pola asuh yang demokratislah yang paling tepat digunakan dalam membesarkan ketiga anaknya yang sudah dewasa. Bapak Suhermawan menganggap bahwa anak-anaknya adalah bagian terpenting dalam hidupnya.
Dia menganggap pola asuh yang otoriter dapat membuat seorang menjadi seorang yang keras dan mau menang sendiri, karena itulah dia tidak menerapkan sikap yang otoriter karena menurutnya cukuplah dia yang merasakan sikap yang otoriter dalam kepemimpinan militer, dia tidak ingin ketiga anak saya merasakan sikap yang otoriter yang seperti dia rasakan selama menjadi anggota militer.
(52)
Pak Suhermawan adalah orang yang sangat tidak suka menghukum anaknya dia selalu hanya menasehati anaknya karena sejauh ini anaknya masih baik dan belum pernah melakukan hal yan fatal. Pak Suhermawan menuturkan bahwa dia adalah:
“Saya orang yang susah dalam materi, makanya saya tidak mau membuat ketiga anak saya susah dalam materi kurang pula dalam kasih sayang, saya selalu berharap ketiga anak saya dapat selalu menjadi teman dan mitra saya sampai saya tua dana mati”.
Karena itu menurut pak Suhermawan pola asuh demokratislah yang paling tepat buat mendidik dan membesarkan putra putrinya, untuk menjadi anak yang baik.
4.4. Pola Asuh Yang Dirasakan Anak Dalam Keluarga Militer
Sesuai dengan kodrat manusia, maka hubungan terdekat adalah hubungan antara ayah-ibu dan anak-anak. Hubungan antara ayah-ibu dan anak merupakan bahagian yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, baik secara fisik maupun secara kerohanian. Dengan demikian seorang ayah atau ibu akan merasakan seolah-olah diri anaknya sebagai dirinya. Jika anak mereka sakit maka mereka juga akan merasa sakit dan cemas serta susah begitu juga sebaliknya jika anak senang maka orang tua juga akan senang.
(53)
Jadi pola asuh yang diterapkan orang tua juga merupakan salah satu gambaran hubungan antara orang tua dan anaknya, jadi tanggapan anak-anak militer yang ada di Asrama Asam Kumbang tentang pola asuh yang orang tua mereka terapkan dan rasakan adalah:
• Wiwik
Wiwik adalah gadis remaja yang berstatus mahasiswa, wiwik menganggap bahwa selama ini dia tidak pernah merasakan sikap yang otoriter dari orang tuanya, dia merasa bahwa selama ini dia cukup mendapat kebebasan dan perhatian serta dukungan yang baik, dia tidak pernah merasa bahwa semua yang dia lakukan harus sesuai dengan kemauan orang tuanya. Wiwik dengan lembut dan dengan suara yang pelat menuturkan:
“Walaupun ayah dan ibu terkadang pelit masalah duit, tapi mereka selalu baik dalam memberi perhatian dan dukungan bagi saya dan adik serta kakak saya. Ayah adalah sahabat dan teman curhat saya, bukan ibu mbak, karena ibu sedikit cerewet tapi dia tetap ibu yang terbaik bagiku”.
Walaupun ayahnya seorang militer dia tidak pernah merasakan unsur militer yang berlebih, unsur militer yang dia rasakan sampai sekarang itu adalah dalam menanamkan displin, itupun tidak terlalu seperti displin yang diterapkan pada anggota militer.
(54)
• Ari Lubis
Ari merasa selama ini kedua orang tuanya tidak pernah memukulnya dan bersikap keras padanya, dia selalu menerima perlakuan yang lembut dan sabar dari orang tuanya. Ari sangat mengemari sosok ayahnya yang lucu dan baik dia merasa bahwa ayahnya tidak pernah memaksa, jadi jelas bahwa pola asuh demokratis lah yang Ari rasakan dari kedua orang tuanya. Ari tidak pernah merasakan adanya sikap memaksa pada kedua orang tuanya, bahkan sampai melakukan kekerasan fisik, dia merasa bangga kepada kedua orang tua yang selalu berusaha untuk mengerti akan dirinya.
• Febriana
Febriana menganggap bahwa pola yang dia rasakan adalah pola asuh yang demokratis, dimana dia selalu diberi kebebasan penuh dari kedua orang tuanya terlebih dalam bidang pendidikan dan bila dia memberi pendapat ketika ada masalah keluarga pendapatnya selalu didengarkan walaupun sering tidak dilaksanakan. Tapi Febri merasa bahwa pola asuh yang diterapkan orang tuanya sangat baik dan tepat untuk membimbing dan membesarkan dirinya. Selama ini Febri tidak pernah merasakan sikap memaksa dan mau menang sendiri dari orang tuanya, karena kedua orang tuanya selalu mendukung apa yang dia lakukan, karena sejauh ini yang dia lakukan selalu bersifat positif.
(55)
• Wahyu
Wahyu merasa bahwa kedua orang tuanya adalah yang terbaik karena orang tuanya tidak pernah memaksa kehendak mereka kepadanya, wahyu menganggap orang tua yang dia miliki tidak ada duanya, meskipun ayahnya seorang militer, dia tidak pernah merasakan sikap kepemimpinan yang otoriter pada militer. Wahyu merasa selama ini kedua orang tuanya tidak pernah kasar bahkan sampai melakukan kekerasan fisik, Wahyu selalu diberi kebebasan untuk memilihi apa yang dia inginkan. Wahyu tidak pernah melihat sosok militer yang keras dan otoriter pada diri ayahnya.
• Sandi Putra
Sandi menganggap terkadang ayahnya keras tapi itu semua terjadi karena dia nakal, sandi menganggap bahwa ayahnya baik dan selalu mendukung dirinya, apalagi ketika dia sedang bertanding. Sandi merasa orang tuanya memberi dia kebebasan dan dia selalu mendapat perhatian dari ayah dan ibu tercintanya, jadi jelas pola asuh yang dirasakan Sandi adalah pola asuh demokratis. Sandi merasa walaupun kadang kala ayahnya bersuara keras itu semua karena sikap dirinya yang keras tapi pada dasarnya baik dan Sandi tidak pernah merasa keberatan dengan apa yang dilakukan orang tuanya kepada dirinya.
(56)
Pola asuh sangatlah menentukan watak dan karakter anak, dari hasil penelitian yang dilakukan pola asuh yang digunakan oleh keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Asam Kumbang adalah pola asuh yang bersifat demokratis, dimana sikap otoriter yang ada pada kepimpinan militer tidak dijumpai pada pola asuh yang digunakan keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang Medan.
4.5. Interaksi dalam Keluarga
interaksi antara ayah, ibu dan anaknya sudah berlangsung sejak dalam kandungan, karena itulah hubungan antara ayah,ibu dan anak sangat dekat. Pola interaksi yang berlangsung antara ayah, ibu dan anak lebih banyak menggambarkan kedudukan dan peranan ayah, ibu dalam memberikan perintah-perintah kepada anaknya untuk mentaati aturan-aturan keluarga. Interaksi yang berlangsung antara ayah, ibu dan anaknya dapat dilihat dalam berbicara, berbahasa, bersikap, ketika hal ini dapat mencerminkan seperti apa dan bagaimana interaksi antara ayah, ibu dan anak dalam suatu keluarga. Keluarga merupakan lembaga pertama bagi seorang anak untuk belajar berinteraksi tentang bagaimana mereka bersikap terhadap orang tua mereka. Seperti kita ketahui interaksi sosial adalah hubungan timbale balik antara individu dalam pergaulan hidupnya. Hubungan timbal balik ini merupakan suatu hubungan yang sifatnya penting sekali karena sangat menentukan wujud pergaulan dalam pengembangan hidup kearah kemajuan.
(57)
Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Komunikasi terbentuk bila hubungan timbal balik selalu terjalin antara ayah, ibu, dan anak. Membina hubungan antara ayah, ibu dan anak membutuhkan waktu yang cukup, diwarnai suasana santai sebagai kesempatan saling mengungkapkan isi hati, atau kekesalan yang berkaitan dengan kegiatan masing-masing dan keakraban yang menyejukan.
Sosialisasi yang dilakukan oleh orang tua, umumnya berdasarkan sosialisasi yang pernah dilalui yang pernah dilalui ditambah pengalaman, dengan harapan menghasilkan sosialisasi yang lebih baik. Keluarga sebagai agen sosialisasi tetap karena keluarga dapat mengontrol akibat dari pengaruh buruk terhadap anak.Bagaimana interaksi yang terjadi pada keluarga militer yang berada di Asrama Kav Asam Kumbang:
• Pada keluarga Serda Mujianto
Keluarga bapak Mujianto merupakan salah satu keluarga yang harmonis dimana semua anggota keluarga yang terdiri dari bapak Mujianto dan sang istri dan ketiga anaknya. Interaksi yang terjadi pada keluarga pak Mujianto sangat baik dimana mereka saling bersahabat dan menghargai satu sama lain. Keluarga bapak Mujianto sering melakukan duduk bersama pada sore hari di teras rumah sambil bercanda tawa dengan sang istri dan ketiga anaknya.
(58)
Sesibuk apapun pak Mujianto dia tetap menyediakan waktunya sepulang bekerja untuk dapat berkomunikasi dengan keluarganya terlebih kepada ketiga anaknya, dan dengan komunikasi yang baik antara pak Mujianto dan ketiga anaknya dia dapat mengetahui dan mengerti apa yang sebenarnya diinginkan ketiga putra putrinya. Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua akan menjadikan hubungan yang serasi dan harmonis, dan anak tidak akan merasa asing dengan kedua orang tuanya.
• keluarga Serda Sumarno
Interaksi antara orang tua dan anak sudah dapat dirasakan mulai dari kandungan sampai pada saat pertama sekali si anak terlahir kedunia yang mana interaksi yang pertama sekali itu adalah ketika bayi yang terlahir itu menangis dan tersenyum, tapi setelah kesibukan dan aktivitas yang padat datang maka interaksi yang terjadi dikeluarga pun terganggu begitulah yang dialami keluarga bapak Sumarno, dimana akibat kesibukannya yang ada pak Sumarno jarang melakukan komunikasi dengan keluarga terlebih pada kedua anaknya, karena disaat dia pulang bekerja kedua anaknya sedang tidur dan disaat dia berangkat kerja kedua anaknya masih tidur, jadi sebenarnya interaksi atau komunikasi yang berlangsung pada keluarga pak Sumarno sedikit kurang harmonis, tapi bukan berarti tidak baik, karena pak Sumarno tetap memberi kasih sayang yang penuh buat keluarga terlebih untuk kedua anaknya.
(59)
• Keluarga Lettu Kav Ramli Pasaribu
Interaksi yang berlangsung pada keluarga pak Ramli sangat baik, karena walaupun dia seorang militer dia tidak pernah bersikap otoriter dalam memimpin keluargnya. Pak Ramli mengganggap bahwa komunikasi yang baik akan menciptakan rumah tangga yang baik.
Pak Ramli selalu menekankan pada ketiga anaknya bahwa dalam melalukan interaksi atau sedang berkomunikasi dengan siapa pun selalu menggunakan sopan santun. Pak Ramli selalu berusaha agar tidak bertindak keras pada ketiga anaknya, pak Ramli memiliki seorang istri yang berprofesi sebagai seorang PNS yang bekerja dalam bidang kesehatan walaupun pak Ramli dan istrinya sibuk mereka tetap memberikan waktu untuk dapat berkomunikasi dengan ketiga anaknya, sambil tersenyum pak Ramli menuturkan:
“kalau saya dan keluarga berkumpul , saya selalu bilang sama anak-anak saya biar menggunakan bahasa batak, biar komunikasi yang terjadi lebih enak dan supaya ketiga anak saya dapat menggunakan bahasa batak”.
Pak Ramli berharap agar interaksi atau hubungan yang terjadi pada keluarganya dapat berlangsung baik sampai kapanpun dan pak Ramli selalu bersikap tegas dan bijaksana dalam mendidik ketiga anaknya. Interaksi yang baik menurut pak Ramli Pasaribu SH adalah jika ada saling pengertian dan membutuhkan satu sama lain.
(60)
• Keluarga Letda Kav Basri Lubis
Keluarga bapak Basri Lubis merupakan keluarga kecil, pak Basri hanya memiliki satu orang putra yang masih duduk di sekolah dasar. Walaupun pak Basri memiliki satu orang putra dia tetap bersyukur, dan dia selalu menghabiskan waktu senggang yang dia punya untuk dapat bermain bersama buah hatinya, dan berbagi cerita kepada sang istri.
Keluarga pak Basri memiliki hubungan komunikasi yang baik dan sejauh pak Basri membina rumah tangga dia dan sang istri tidak pernah bertengkar dan pak basri berharap semua dapat berlangsung terus. Walaupun pak Basri seorang militer dia tidak pernah melakukan sikap yang diktorat kepada keluarganya terlebih untuk buah hatinya. Pak Basri sering bermain sepak bola bersama buah hatinya dan pak Basri merasa hal ini salah satu cara untuk melakukan interaksi kepada anaknya. Pak Basri berharap anaknya dapat menjadi anak yang baik dan pemberani.
Interaksi yang dilakukan pak Basri dengan keluarga sering berlangsung ketika mereka sekeluarga sedang makan malam dan menonton televisi dan saat anaknya belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah yang diberi dari sekolah, bentuk interaksi itu terjadi ketika pak Basri dan sang istri sedang mengajari buah hati mereka.
(61)
Jadi interaksi yang terjadi dikeluarga pak Basri lubis baik dan sambil memeluk buah hatinya pak basri menuturkan:
“Setelah nanti saya tua saya berharap anak saya dapat menjadi seperti saya, karena cucu saya nanti dapat merasakan hal yang sama seperti yang anak saya rasakan”.
• Keluarga Kopka Sakimin
Kopka Sakimin adalah seorang ayah dengan karakter sedikit keras tapi hati lembut. Komunikasi menurut Kopka Sakimin sangat perlu karena melalui komunikasilah kita dapat saling mengerti satu sama lainnya, jadi Kopka Sakimin selalu memberi waktu untuk dapat berinteraksi dengan anggota keluarganya terlebih kepada anak-anaknya.
Interaksi yang berlangsung pada keluarga Kopka Sakimin yaitu ketika mereka menonton televisi dan makan malam bersama. Menurut Kopka Sakimin interaksi yang baik itu adalah bila orang tua menggerti apa yang diinginkan anaknya dan anak juga mengerti apa yang diinginkan orang tuanya, dengan sikap saling pengertian maka interaksi yang terjadi pasti sangat baik. Meskipun saya seorang militer saya selalu berusaha untuk tidak menggunakan sikap otoriter yang ada pada kepemimpina militer Kopka Sakimin ingin agar anak-anaknya tidak pernah merasa tertekan atau tidak
(62)
nyaman dengan apa yang dia lakukan dalam membimbing dan mendidik serta membesarkan anak-anaknya.
Kopka Sakimin ingin dia dan anaknya dapat menjadi mitra dan istrinya dapat menjadi assiten dan orang kepercayaannya, karena menurutnya sebuah interaksi tidak dapat berjalan baik kalau tidak ada rasa saling percaya dan menghargai serta menghormati satu sama lain. Kopka Sakimin juga berharap agar tidak pernah terjadi kekerasan dalam rumah tangganya terlebih kepada anak - anaknya.
• Keluarga Kopka Suherman
Interaksi yang berlangsung di keluarga bapak Suhermawan sangat baik, dimana Kopka Suhermawan dapat menjadi sahabat dan teman curhat buat ketiga putra putrinya.
Kopka Suhermawan dan ketiga anaknya sering menghabiskan waktu untuk bercanda tawa karena kebetulan Kopka Suhermawan sedikit memiliki karakter seorang pelawak. Ketika melakukan wawancara dengan keluarga pak Suhermawan dengan suara keras istri Kopka Suhermawan menuturkan:
“Anak-anak saya semau takut melihat saya padahal yang tentera kah bapaknya, tapi mereka tidak pernah
(63)
lembut, pokoknya jauh dari sikap militer dan suara bapak jarang kuat , kalau marah aja wajah senyum”.
Keluarga pak Suhermawan sering berkumpul dan melakukan interaksi di warung kecil yang berada dibelakang rumahnya, sambil duduk bersantai mereka saling bertukar cerita dan sambil tertawa mereka sering menyelesaikan pembicaran mereka.
Jika adalah salah satu anaknya yang tersinggung dengan percakapan yang berlangsung, maka pak suhermawan langsung membujuk dan membuat cerita lucu untuk menghibur ananknya. Pak Suhermawan dan istri tidak pernah bertindak keras dalam memdidik dan membesarkan ketiga buah hati mereka. Kopka Suhermawan dan istri berharap biarlah sikap otoriter yang ada pada militer hanya mereka yang merasakan jangan sampai ketiga anak mereka juga merasakan hal yang sama.
• Wiwik
Interaksi yang dirasakan wiwik dalam keluarganya adalah interaksi yang sangat baik karena wiwik dan orang tua serta anggota keluarga lainnya dapat berkomunikasi secara baik dan bekerja sama dengan baik. Walaupun ayah wiwik seorang anggota militer, wiwik tidak pernah merasakan sikap otoriter yang sangat mendalam ada pada sistem kepemimpinan pada militer, dia dapat berinteraksi dengan baik dengan ayahnya karena menurutnya ayahnya dapat menempatkan dirinya, dimana ketika bekerja ayah dapat
(64)
menjadi seorang militer yang pemberani dan tegas tapi ketika sampai di rumah ayahnya dapat bersikap lembut dan bersahabat, walaupun wiwik dekat dengan orang tuanya terlebih ayahnya dia tetap berlaku sopan dan segan serta hormat kepada kedua orang tuanya itu.
Wiwik dan keluarga sering berkumpul di sore hari ketika semua rutinitas keluarga sudah selesai, disaat seperti itulah wiwik sekeluarga saling bertukar cerita tentang apa yang dilakukan satu hari penuh, menurut Wiwik tidak semua keluarga militer itu penuh dengan ketegangan hal itu dapat terbukti pada keluarga Wiwik, dimana biar ayah militer keluargkan tidak jadi militer juga karena menurutnya jika seorang ayah yang berprofesi militer terlalu menerapkan unsur militer ditengah-tengah suatu keluarga otomatis semua kegiatan yang ada pada keluarga terasa menengangkan dan kaku karena yang ada hanya sikap otoriter dan mau menang sendiri.
• Ari Lubis
Menurut Ari Lubis hubungannya dengan kedua orang tuanya sangat baik, karena ayah dan ibunya selalu memberi perhatian dan kasih sayang yang berlimpah. Ari dan ayahnya sering berinteraksi dengan cara cerita tentang apa yang dia alami di sekolah dan menurutnya ayahnya adalah seorang
(65)
sepak bola ayahnya, Ari tidak pernah merasakan apa yang dibilang unsur militer karena ayah tidak pernah kasar dan bersikap mau menang sendiri, ayahnya selalu bercerita dan tertawa bersamanya.
Diselah wawancara ibu Ari menuturkan:
“Ari, tidak pernah merasakan unsure militer yang berlebihan, kalau unsure militer itu tetap ada tapi tidak terlalu berlebihan, hanya pada hal tertentu, terkhusus kekerasan yang bersifat militer tidak pernah dirasakan oleh Ari anak kami”.
Sejauh ini interaksi yang berlangsung di keluarga Ari cukup baik dan harmonis, dan mereka sekeluarga selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan keluarga anda.
• Febriana Pasaribu
Menurut Febriana interaksi yang berlangsung pada keluarga sangat baik karena setiap anggota keluarganya selalu memberi waktu untuk dapat berkomunikasi dan berbagi cerita diwaktu makan malam dan menonton televisi dan mereka selalu memberi perhatian dan dukungan antara anggota keluarga. Pergaulan atau hubungan antara dirinya dan kedua orang tuanya sangat dekat terlebih kepada ibunya, karena menurut Febriana figur ayah
(66)
biasa saja, tetapi tetap saja ada jarak (tidak sebebas seperti berbicara pada ibu). Menurut Febriana walaupun ayahnya berprofesi sebagai seorang militer dia tidak terlalu melihat adanya unsur militer yang berlebihan karena kondisi kehidupan dirumah mereka tidak pernah kaku kecuali kalau ayahnya sedang marah.
Baik dalam berbicara ayahnya tidak pernah otoriter atau merasa bahwa ayahnya yang paling benar, karena menurut Febriana walaupun ayahnya militer, ayahnya tetap dapat bersikap sebagai ayah yang baik ketika dia mendidik anak-anaknya.
• Wahyu
Menurut anak umur 14 tahun ini hubungan dirinya dengan kedua orang tuanya cukup baik, sejauh ini interaksi yang mereka lakukan dapat berjalan dengan baik dan tidak kaku. Meski ayahnya seorang militer yang memiliki pangkat KOPKA atau kopral kepala, Wahyu merasa tidak terlalu melihat adanya unsur militer dari pola asuh yang digunakan orang tuanya. Wahyu merasa sangat puas dengan didikkan dan perhatian yang dilakukan orang tuanya, dimana sesibuk apapun kedua orang tuanya, mereka tetap dapat melakukan interaksi, walaupun diselah-selah makan malam atau menonton televisi dan sarapan pagi. Wahyu sangat menggemari sosok ayahnya yang
(67)
kuat dan pemberani, dan Wahyu ingin setelah dewasa nanti dia dapat menjadi seperti ayahnya yang baik dan bijaksana serta sabar.
Wahyu sering berbagi cerita dengan ayahnya dan wahyu senang karena ayahnya dapat menjadi seorang militer yang tangguh disaat perang dan dapat menjadi ayah yang bijaksana dan sabar saat berada didalam kehidupan keluarga.
• Sandi Putra
Pada umumnya seorang ayah lebih sering menghabiskan waktu diluar rumah, tapi tidak dengan ayahnya sandi , karena ayah sandi lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga, sepulang dari bekerja ayah Sandi selalu meluangkan waktunya untuk berinteraksi dengan anggota keluarga. Ketika Sandi dan ayahnya berbicara tidak ada aturan-aturan yang ketat, karena Sandi memiliki ayah yang berjiwa sahabat, tapi tetap hormat dan merasa segan dan selalu berusaha untuk mematuhi peraturan dari ayah. Di dalam rumah ayah adalah sosok yang disegani dan digemari Sandi, karena ayahnya adalah orang tegas dan sabar serta dapat dijadikan teman saat curhat tentang masalah teman-temannya disekolah. Sosok ibu adalah sosok yang lembut dan baik buat Sandi tapi bukan berarti Sandi bertindak sesuka hati pada ibunya. Biar ayahnya seorang militer Sandi tidak pernah menjual nama ayahnya ketika dia bertengkar dengan teman sekelasnya, seperti teman-temannya yang lain yang selalu menjual nama ayahnya saat
(68)
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada keluarga yang tinggal di Asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang, ternyata interaksi yang berlangsung pada keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Asam Kumbang cukup baik dan harmonis.
Hal itu dapat terjadi karena setiap anggota keluarga berusaha memberi waktunya untuk dapat berbagi cerita dan memberi tahu apa yang dialami mereka dalam melakukan aktivitas satu hari penuh. Interaksi sering berlangsung pada waktu makan pagi dan makan malam berlangsung dan ketika menontot televis bersama.
4.6. Displin Dalam Keluarga
Penanaman displin dalam keluarga mempunyai dampak terhadap sikap dan perilaku seseorang. Konsepsi displin berfungsi sebagai pengarah seseorang di dalam menentukan tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat. Jelas bahwa konsepsi displin itu pada umumnya pertama-tama diperkenalkan dan ditanamkan di lingkungan keluarga.
Pengertian disiplin dalam pendidikan anak pada dasarnya mencakup pengertian, pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, yang dimaksudkan untuk menolong anak agar bias belajar hidup
(69)
yang optimal. Displin biasanya berwujud pada pengertian mengenai batas-batas kebebasan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Sikap dan tindakan yang otoriter dari orang tua dalam menjalankan displin memang akan tampak, namun itu untuk mengajarkan kepada anak agar dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan, mampu mengurus diri pada proses kehidupan yang tertib.
Suatu kesalahan besar membiarkan anak memilih jalannya sendiri dan mencari kesenangan sendiri menuruti kecenderungan hatinya. Anak-anak akan berperilaku baik kalau mereka mendapat dukungan sosial dan moril langsung dari orang tua, dan dapat berperilaku buruk jika tidak mendapatkannya.
Dalam penanaman displin tersebut orang tua memberi asahan berupa patokan-patokan, norma-norma, atau aturan-aturan kepada anaknya, dengan tujuan supaya mereka dapat bertingkah laku yang sesuai dengan lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, displin perlu dipatuhi oleh anak agar dapat hidup sesuai dengan lingkungannya.
Aturna-aturan yang diberikan orang tua merupakan pengendalian bagi anak untuk bertingkah laku benar atau salah. Untuk mendisiplinkan anak, banyak cara dilakukan orang tua, diantaranya dengan cara lunak, dengan memberikan hukuman bila melanggar aturan dan lain sebagainya. Pendidikan disiplin terhadap anak tidak sama pada tiap keluarga termasuk juga dalam pelaksanaannya.
(70)
memberi hukuman. Begitu juga dengan keluarga militer, yang mana militer sangat identik dengan yang namanya disiplin, yang mana militer diartikan sebagai pasukan angkatan bersenjata dari suatu negara.
Kata lain yang sangat erat dengan militer adalah militerisme yang artinya kurang lebih perilaku tegas, kaku, agresif dan otoriter "seperti militer" hal itu disebabkan Karena lingkungan tugas militer yang terutama di medan perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin, dan mereka dipaksa harus mampu bersikap tegar dan kuat, karena jika mereka lemah maka mereka dianggap buka seorang militer.
Dimana sebagai seorang militer didalam kehidupan sebagai seorang militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah pasukan bersenjata seperti itulah yang terjadi di asrama Kav Asam Kumbang. Berbicara militer tentu tidak lepas dari masalah senjata dan persenjataan. Militer tanpa senjata layaknya sebuah organisasi berseragam biasa tanpa fungsi apa-apa yang mana tentara Indonesia di organisasikan dalam wadah Tentara Nasional Indonesia disingkat TNI.
Pasukan tentara yang ada di Asrama Kav. Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang juga dituntut untuk bersikap tegas, otoriter dalam masalah
(71)
jaga sampai bersikap lemah dan penakut, karena semua anggota militer yang ada di Asrama Asam Kumbang disiapkan untuk terjun pertama kali bila terjadi perang.
Seperti apakah penanaman displin yang dilakukan oleh keluarga militer yang ada di Asrama Asam Kumbang, dan seperti apa penanaman disiplin yang dirasakan oleh put ra-putri mereka. Apakah sikap kaku, tegas dan otoriter yang melakukan untuk menanamkan disiplin kepada anak-anak mereka, dalam hal apa disiplin itu paling diterapkan atau ditegas untuk dapat dijalankan. Anggota militer yang berada di Asam Kumbang di lambangkan dengan ular Naga, yang kuat. Ganas dan pemberani, apakah cara ini yang digunakan.
Penanaman disiplin pada keluarga militer di Asrama Kav Asam Kumbang , yang dilakukan orang tua terhadap anak, dan penanaman disiplin yang dirasakan oleh putra-putri mereka:
• Keluarga Serda Mujianto
Pada umunya cara menanamkan disiplin pada tiap keluarga jelas pasti berbeda, begitu juga dengan keluarga bapak Mujianto, dimana bapak Mujianto memang sangat menekankan disiplin pada ketiga anaknya. Mujianto memang seorang militer dan dia sangat mengharapkan anaknya disiplin dalam segala hal terutama dalam bidang
(72)
pendidikan. Cara bapak Mujianto menanamkan disiplin itu sangat jauh dari unsur militer karena bapak Mujianto tidak pernah bersikap otoriter.
Bapak Mujianto selalu bersikap lembut dan penuh kasih sayang dalam menyampaikan apapun kepada tiga anaknya termasuk dalam hak disiplin, menurut bapak Mujianto cara yang paling optimal untuk menanamkan disiplin pada anak adalah sebelum kita menanamkan disiplin kita harus terlebih dahulu disiplin, adapun bentuk disiplin yang ditanamkan bapak Mujianto kepada ketiga anaknya adalah:
Disiplin Makan dan Minum
Ketika makan tidak boleh bicara, dan begitu juga ketika minum, dan tidak boleh makan di depan Pintu dan tidak boleh ketika makan berpindah-pindah tempat.
Disiplin Tidur
Dimulai dari bangun pagi, bapak Mujianto menekankan agar semua anggota keluarga harus bangun pagi jam 5:00 WIB, dan ketika malam hari waktu tidur itu jam 24:00 WIB.
(1)
Aturan-aturan yang ada di dalam asrama membuat setiap anak yang tinggal di dalam asrama dapat terkontrol dan hidup lebih teratur. Kegiatan-kegiatan yang ada didalam asrama membuat masyarakat
yang tinggal di dalam asrama lebih dekat dan bersahabat.
Setiap orang tua mengharapkan dan mendambakan agar anak-anaknya dapat menjadi anak yang berguna dan disiplin, seperti itulah harapan para orang tua yang ada di asrama kavaleri Asam Kumbang.
Faktor mata pencaharian sangat mempengaruhi pola pengasuhan pada tiap keluarga, seperti halnya keluarga militer yang ada di asrama Kavaleri Batalyon 6-Serbu Asam Kumbang, dimana karena profesi mereka sebagai seorang militer dengan otomatis unsur militer mereka gunakan dalam mengasuh dan mendidik anak mereka walaupun bentuk atau sistem militer yang mereka gunakan tidak seperti apa yang dilakukan dalam pendidikan militer.
Lingkungan Asrama yang bersih dan Asri membuat masyarakat yang tinggal di asrama untuk menghargai dan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan asrama tersebut, dan segala sesuatu yang berurusan dalam asrama harus memberi laporan kedalam asrama, hal ini membuat masyarakat setempat menjadi terbeban dan memiliki keinginan besar untuk tinggal di dalam asrama
(2)
2. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: Peraturan yang ada di dalam asrama jangan sampai membuat
masyarakat yang ada di dalam Asrama Kavaleri Batalyon 6 Serbu Asam Kumbang menjadi terbeban dengan peraturan yang ada.
Asrama Kavaleri Asam Kumbang maunya membangun kolam berenang di dalam Asrama.
Sikap otoriter yang ada dalam kepemimpinan militer jangan pernah digunakan dalam mengatur masyarakat yang ada di dalam Asrama terutama dalam memdidik dan membimbing seorang anak.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
---, 1990, Pola Pengasuhan Anak Secara Tradisional Lampung, Depdikbud, Lampung.
Gunarsa, Singgih. 1995.Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga. Gunung Mulia. Jakarta.
Gunarsa, Singgih. 2003. Psikologi untuk Keluarga. Gunung Mulia. Jakarta. ---2007. Pola asuh anak. http:/www.Republika.co.id. diakses 18
maret 2007
---2007. Asah, asih, dan Asuh. http:/www. Koran sindo.co.id. diakses 9 april 2007.
---2007. Pola asuh Anak. http:/www. Library Guna darma.co.id. diakses 7 april 2007.
---2007, Militer, http: ///www. Wikipedi. Org/wiki, co.id, diakses 9 mei 2007.
---2007, Sosialisasi, http;///www. Wikipedi. Org/wiki. co.id, diakses 9 mei 2007.
---2007, Stratifikasi, http;///www.wikipedi.org/wiki.co.id, diakses 11 mei 2007.
Jhonson, Doyle, Paul. Teori sosiologi klasik dan Modern. Jilid i. Gramedia. Jakarta.
(4)
Moleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Soekanto, Soerjono. 2002. Pengantar Sosiologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Rineka Cipta. Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Efendi 1989, Metodologi Penelitian Survey, Penerbit LP3ES, Jakarta.
T.O. Ihromi, 1999 Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
(5)
Ibu-ibu dari lorong Tamtama sedang berkumpul dan bercanda bersama.
Gambar lokasi perumahan militer yang bergolongan Perwira, yang tidak dapat dimasuki oleh sebarang orang tanpa ada surat ijin.
(6)
Bagian depan Asrama Batalyon Kavaleri 6/ Serbu Asam Kumbang.