3. Konsep Value Chain
Dalam persaingan yang semakin ketat ini perusahaan harus mampu mengelola aktivitas untuk menciptakan keunggulan kompetitif sehingga produknya bisa
bersaing di pasar. Perusahaan dituntut melakukan perbaikan di segala bidang. Dalam rangka melakukan perbaikan tersebut perusahaan harus berfokus pada
aktivitas eksternal maupun internal yang ikut memberikan nilai bagi konsumen. Penciptaan keunggulan kompetitif dapat dijadikan kunci dalam
pesaingan sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisinya dan untuk meningkatkan kemampuan daya saing perusahaan. Kenunggulan bersaing
pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam
menciptakannya. Untuk mengidentifikasi sumber-sumber dan potensi keunggulan
kompetitif bagi suatu perusahaan, diperlukan suatu alat analisis yang disebut
konsep value chain porter,1985. Menurut porter 1985:36, value chain
adalah : “Every firm is a collection of activities that are performed to design, produce, market, deliver, and support its product. All these activities can be
presented using a value chain”. Jadi value chain merupakan kumpulan dari semua aktivitas-aktivitas nilai yang
dilakukan oleh perusahaan mulai dari bahan baku sampai produk diterima konsumen. Porter membedakan aktivitas-aktivitas tersebut menjadi dua
aktivitas yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Aktivitas Primer Ada lima kategori generic aktivitas primer yang diperlukan dalam bersaing
dalam industri. Tiap kategoeri tersebut dapat dibagi menjadi beberapa aktivitas yang berbeda bergantung pada industry tertentu dan strategi
perusahaan lima aktivitas primer tersebut adalah : 1. Logistik ke dalam Inbound Logisticd
Aktivitas ini berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi.
2. Operasi Operations Aktivitas yang berhubungan dengan perubahan bahan baku menjadi barang
jadi, seperti pengemasan, perakitan, percetakan, pengujian, pengoprasian fasilitas, dan pemeliharaan kesehatan.
3. Logistik ke Luar Outbound Logistics Aktivitas yang berhubungan dengan penanganan, penyimpanan, dan
pendistribusian barang jadi ke pembeli, misalnya penyimpanan dan penanganan barang jadi, pengolahan pesanan dan pengoprasian kendaraan
pengiriman. 4. Pemasaran dan Penjualan
Aktivitas yang berhubungan dengan pemberian sarana yang dapat digunakan pembeli untuk membeli produk dan aktivitas yang mempengaruhi agar
pembeli mau membeli produk, mana, promosi, hubungan degan peyalur dan penetapan harga.
Universitas Sumatera Utara
5. Pelayanan Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan pelayanan untuk
meningkatkan atau mempertahankan nilai produk, seperti perbaikan pemasangan serta penyesuaian produk, pasokan suku cadang.
b. Aktivitas Pendukung Support Activities Adalah aktivitas yang mendukung semua aktivitas primer. Pada aktivitas ini
terdapat 4 kategori aktivitas generic : 1.Pembelian Procurement
Yang dimaksud adalah fungsi bagian pembelian untuk mencari supplier dengan yang rendah dan mutu yang tinggi.
2.Pengembangan teknologi Technology Development Setiap aktivitas ini yang dilakukan perusahaan mengandung teknologi,
baik itu berupa pengetahuan, prosedur, dan teknologi yang terdapat dalam peralatan. Ragam teknologi yang digunakan badan usaha sangat luas,
mulai dari Teknologi yang digunakan dalam menyiapkan dokumen dan mendistribusikan barang jadi sampai dengan teknologi yang melekat
dalam produk yang dihasilkan. 3.Manajemen sumber daya manusia Human Resources Management
Aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, pengembangan tenaga kerja. Manajemen sumber daya manusia mempengaruhi
keunggulan bersaing melalui peranannya dalam menentukan keterampilan dan motivasi karyawan, biaya penerimaan dan pelatihan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
4.Infrastruktur Perusahaan Firm Infrastructure Infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah aktivitas yang meliputi
manajemen umum dan administrasi, keuangan, akuntansi, hukum dan perpajakan.
C. Perencanaan dan Pengawasan Biaya Produksi
1. Perencanaan Biaya Produksi
Perencanaan merupakan proses mendasar bagi manajemen untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana mencapainya. Perencanaan memberikan
landasan untuk melaksanakan pengawasan. Oleh sebab itu tanpa perencanaan fungsi pengawasan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Agar perencanaan dapat mencapai tujuannya maka harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitasnya agar mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang baru. Perencanaan yang sudah ditetapkan ini akan memberi landasan bagi pengawasan dengan alasan sebagai berikut :
a. Karena tujuan yang hendak dicapai telah ditetapkan maka pelaksanaan
kegiatan dapat diusahakan dengan efektivitas dan efisiensi setinggi mungkin. b.
Dapat mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan mampu dicapai sehingga bisa dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan.
c. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dan mengatasinya
secara terarah. d.
Dapat menghindarkan adanya, pertumbuhan dan perkembangan yang tidak terarah dan terkontrol.
Universitas Sumatera Utara