Karakteristik perkembangan psikososial usia 3-6 tahun
didapat dari lingkungan sekitarnya. Anak-anak mulai menerapkan kata-kata yang didapatnya untuk berkomunikasi. Maka dari itu
perlu dukungan dari lingkungan untuk menggunakan kalimat baik, karena anak dapat dengan cepat menyerap kosa kata yang
didengarnya. Contohnya, “Ingin pipis”, “Lapar, mau makan” Papalia, 2009.
9 Mampu mengerjakan pekerjaan yang sederhana
Anak prasekolah juga sudah mulai dapat melakukan pekerjaan yang sederhana. Berkaitan dengan gerak aktif anak, anak dapat
diajarkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang sederhana, seperti mengajarkan anak untuk membereskan piring dan gelas yang telah
dipergunakan, membereskan mainan yang telah digunakan Nugoho, 2009.
10 Mengenal jenis kelamin
Anak usia 3-6 tahun mulai diajarkan untuk mengetahui perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Jenis
kelamin perlu dikenalkan sejak dini untuk menghindari kebingungan jenis kelamin. Secara bertahap mulai diperkenalkan
bahwa ibu adalah seorang perempuan atau wanita, ayah adalah seorang laki-laki atau pria Papalia, 2009.
b. Perilaku rasa bersalah
1 Tidak percaya diri, malu untuk tampil di depan umum
Pada masa usia prasekolah, anak juga mengalami rasa tidak percaya diri, malu untuk tampil. Jika anak tidak dibiasakan untuk
tampil di depan umum, anak cenderung untuk menjadi pemalu dan tertutup. Orang tua atau pengasuh harus mampu menanamkan rasa
percaya diri anak sejak dini. Sebagai contoh, ketika anak bertanya jawablah dengan bahasa yang mudah, jangan melarang anak untuk
bertanya, karena jika sekali dilarang dapat menimbulkan rasa tidak percaya untuk bertanya kembali dan dapat menimbulkan rasa
bersalah karena telah bertanya Santrock, 2002. 2
Pesimis, tidak memiliki cita-cita Pesimis merupakan pandangan negatif terhadap suatu hal.
Anak merasa tidak mampu melakukan hal yang sama dengan anak- anak yang lain, atau menjadi bingung ketika ditanya sesuatu, selain
itu anak lebih sering menangis saat menghadapi permasalahan atau kesulitan kecil, menyerah lebih cepat saat dihadapkan pada
tantangan baru, kurang tekun berusaha menyelesaikan sebuah permainan. Saat diberikan pertanyaan “kalau sudah besar, mau jadi
apa?” anak akan diam saja terlihat bingung. Contoh lain ketika anak sedang bermain puzzle, anak terlihat tidak berusaha untuk
menyelesaikannya Berk, 2000; Woolfson, 2005. 3
Takut salah dalam melakukan sesuatu Rasa bersalah merupakan tahapan perkembangan
psikososial anak usia 3-6 tahun. Anak prasekolah mampu dan ingin melakukan hal yang lebih banyak. Pada saat yang sama, anak-anak
belajar bahwa untuk melakukan sesuatu harus mendapatkan persetujuan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Namun, apabila
tidak mendapatkan persetujuan, anak akan diliputi rasa bersalah atau ketakukan Santrock, 2002.
4 Sangat membatasi aktivitasnya, sehingga terkesan malas dan tidak
mempunyai inisiatif Berhubungan dengan rasa bersalah, pada saat anak diliputi
rasa bersalah atau ketakukan karena hal yang diinginkan tidak mendapatkan persetujuan, anak menjadi membatasi aktivitasnya,
sehingga anak terlihat tidak memiliki aktivitas. Oleh karena anak mengingat tujuan yang pernah diajukan ditolak, maka anak tidak
mau meminta persetujuan lagi untuk tujuan berikutnya yang ingin dicapai Santrock, 2002.
5 Perilaku agresif.
Perilaku agresif adalah perilaku bermusuhan yang ditujukan untuk melukai atau menyakiti. Para psikolog mendefinisikan
perilaku agresi sebagai perilaku yang ditujukan untuk menyakiti atau menghancurkan. Perilaku agresi dapat secara verbal maupun
fisik. Objek untuk menunjukkan perilaku agresi ini biasanya pada manusia, hewan atau benda-benda di sekitarnya Craig, 1992.