2. Putaran poros dapat lebih tinggi 3. Rugi – rugi transmisinya lebih kecil karena dapat dikopel langsung dengan motor
penggerak 4.. Konstruksinya yang lebih aman dan lebih kecil.
2.6 Putaran Spesifik Pompa
Putaran spesifik pompa adalah besarnya putaran impeler untuk menghasilkan kapasitas 1 m
3
det dan head 1 meter pada efisiensi maksimum. Putaran spesifik ini diperlukan untuk menentukan jenis impeler dan jumlah tingkat suatu pompa. Putaran
spesifik dapat dihitung dengan : n
s = n
4 3
H Q
dimana: n = putaran pompa rpm
n
s
= kecepatan spesifik rpm Q = kapasitas pompa gpm
H = head pompa ft Persamaan diatas berlaku untuk pompa satu tingkat. Untuk hal-hal yang khusus
dimana tinggi kenaikan pompa-pompa yang besar atau pada kapasitas pompa yang kecil, akan didapatkan kecepatan spesifik yang sangat kecil, sehingga dengan demikian
pompa dibuat bertingkat banyak.
2.7 Daya Pompa
Daya yang diberikan kepada pompa harus lebih besar dari daya akibat fluida dan akibat dari kerugian-kerugian yang terjadi. Daya pompa dapat dihitung dengan
persamaan:
Universitas Sumatera Utara
P
p =
ρ.Q.H.g η
p
dimana: H
=
head pompa m P
p =
daya pompa watt ρ
=
massa jenis fluida kgm
3
Q
=
kapasitas pompa m
3
det η
p =
efisiensi pompa g
=
gravitasi bumi mdet
2
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENENTUAN SPESIFIKASI TEKNIK
Dalam perencanaan sebuah pompa, beberapa tahapan yang harus dilakukan adalah pertama jenis pompa yang didasarkan pada tujuan kondisi kerja pompa yang
direncanakan, baik karakteristik fluidanya maupun instalasi yang direncanakan. Kemudian setelah jenis pompa ditentukan, langkah selanjutnya menentukan kapasitas
dan head pompa yang direncanakan. Selanjutnya adalah menentukan jenis penggerak pompa, putaran pompa dan kondisi yang direncanakan sehingga akan diperoleh kerja
yang efektif dan kemudian dapat ditentukan daya yang dibutuhkan.
3.1 Penentuan Kapasitas Pompa
Dalam perencanaan ini kapasitas yang direncanakan adalah jumlah lateks yang dialirkan dari tangki truk ke tangki penampungan storage tank persatuan waktu dan
dari kapasitas aliran ini ditentukan kapasitas pompa yang direncanakan. Dari hasil survey yang dilakukan pada PTPN III General Pabrik Industri Karet
didapat bahwa pabrik beroperasi dalam 24 jam per hari untuk memproduksi benang karet dengan 4 unit mesin produksi. Waktu untuk mempompakan lateks dari 1 tangki
truk dengan kapasitas 14 ton lateks adalah ± 1,5 jam Jumlah lateks yang dipompakan dalam 1 hari untuk kebutuhan produksi benang karet adalah 56 ton lateks. Adapun
lapisan dalam tangki truk dilapisi dengan aspal atau paraffin dan lateks yang dibeli sudah dicampur dengan zat pengawet seperti amoniak [lit. 1 hal. 8] yang menyebabkan
lateks: -
tahan terhadap pengaruh suhu perubahan temperatur dapat diminimalkan
Universitas Sumatera Utara