maka : N
m
=
1 2
, 1
382 ,
1 +
= 1,6584 kW = 2,226 Hp
Berdasarkan standard motor yang ada dipasarkan maka dipilih motor listrik dengan daya 3 Hp.
3.10 Kavitasi
Bila tekanan pada sembarang titik didalam pompa turun menjadi lebih rendah dari tekanan uap pada temperature cairnya, cairan itu akan menguap dan membentuk
gelembung uap. Gelembung- gelembung akan mengalir bersama- sama dengan aliran sampai daerah yang tekanannya lebih tinggi. Saat tekanan yang lebih tinggi dicapai,
gelembung akan mengecil secara tiba-tiba atau pecah yang mengakibatkan tumbukan yang besar pada dinding yang didekatnya yang disebut dengan kavitasi.
Selain menyebabkan menurunnya efesiensi pompa, kavitasi dapat menyebabkan kerusakan mekanis seperti erosi pada sudutdan dinding sisi masuk impeller juga
menimbulkan suara berisik serta getaran pada pompa.
3.11 Net Positive Section Head NPSH
Kavitasi dipengaruhi oleh head isap suction head pompa. Head ini disebut dengan head isap positif netto. Untuk mencegah kavitasi, make head isap yang tersedia
pada instalasi haruslah lebih besar dari NPSH yang dibutuhkan oleh pompa.
3.11.1 Net Positive Suction Head NPSH yang tersedia
NPSH yang tersedia dapat dihitung dengan persamaan :
Universitas Sumatera Utara
NPSH
A
= γ
1
P - γ
v
P - h
s-1
– h
1-s …………….
lit.2 hal .63 dimana :
P
1
= tekanan didalam tangki truk = 0,25 bar P
v
= tekanan uap jenuh lateks pada 110
o
C = 0,08 bar γ = kerapatan fluida kerja = 9319,5 kgm
3
h
s-1
= head statis isap pompa = 0,65 m h
1-s
= kerugian head sepanjang pipa isap = 0,2056 m maka :
NPSH
A
= 5
, 9319
8000 25000
− - -0,65 – 0,2056
= 2,268 m
3.11.2 NPSH yang diperlukan
Besarnya NPSH yang diperlukan untuk setiap pompa berbeda harganya tergantung dari pabrik. Namun untuk penafsiran secara kasar, NPSH yang diperlukan
dapat dihitung dari konstanta Thoma σ yaitu :
NPSH
R
= σ H
p
dimana : σ = koefisien kavitasi thoma
H
p
= head pompa = 26 m
Menurut [lit. 2 hal. 65], untuk pompa tunggal dengan putaran spesifik pompa S
≤
6500 – 9000, diambil S = 7000. Dari lampiran 5 diperoleh harga σ = 0,053.
Maka :
Universitas Sumatera Utara
NPSH
R
= 0,053 x 26 m = 1,37 m
Hasil yang didapat terlihat bahwa NPSH
A
NPSH
R
2,268 m 1,37 m, sehingga pompa yang direncanakan dapat beroperasi tanpa terjadi kavitasi.
3.12 Spesifikasi Pompa
Berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah didapat, maka spesifikasi pompa yang akan direncanakan adalah sebagai berikut :
• Kapasitas pompa
: Q
p
= 3,194.10
-3
m
3
det •
Head pompa : H
p
= 26 m •
Putaran pompa : n
p
= 2964 rpm •
Jenis pompa : Sentrifugal tingkat satu
• Putaran spesifik
: n
s
= 751 rpm •
Efisiensi pompa :
p
η = 56 •
Tipe impeler : Radial
• Daya pompa
: N
p
= 1,382 kW •
Penggerak pompa : Motor listrik
• Daya motor
: N
m
= 1,6584 kW •
Putaranfrekwensi motor : 3000 rpm50 Hz
Universitas Sumatera Utara
BAB IV UKURAN UTAMA POMPA
4.1 Putaran Pompa
Poros merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari motor penggerak ke impeler serta mendukung pembebanan impeler. Daya
yang akan ditransmisikan adalah daya motor listrik 1,6584 kw dengan putaran 2964 rpm. Untuk dapat menahan bahan tersebut direncanakan bahan poros adalah stainless
stell AISI yang biasa digunakan sebagai material pompa. Baja ini mempunyai kekuatan tarik
B
σ sebesar 517,24 x 10
6
Nm
2.
Untuk merencanakan diameter poros pompa dari daya yang ditransmisikan dan putaran yang diketahui dapat ditentukan besarnya daya rencana, yaitu :
N
d
= f
c
.N
m
dimana : N
m
= daya motor penggerak = 1,6584 kw F
c
= faktor koreksi daya 0,8 – 1,2 direncanakan 1,2 Sehingga :
N
d
= 1,2 x 1,6584 = 1,990 kW
Momen puntir yang terjadi pada poros T adalah : T = ϖ
d
N
N.m dimana :
ϖ = kecepatan sudut
= 60
. 2
p
n π
Universitas Sumatera Utara