Terminal Feri Domestik Sekupang - Batam (Arsitektur Simbolis)

(1)

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM

(ARSITEKTUR SIMBOLIS)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 – TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

DITA ANDIANI

070406018

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2011


(2)

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM

(ARSITEKTUR SIMBOLIS)

OLEH :

DITA ANDIANI

070406018

Medan, Juni 2011

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Basaria Talarosha, M.T.

Achmad Delianur Nst, S.T., M.T., IAI

NIP. 196501091995012001 NIP. 197108231998022005

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, M.T.

NIP. 196606221997021001


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Dita Andiani

NIM : 070406018

Judul Proyek Tugas Akhir : Terminal Feri Domestik Sekupang - Batam

Tema : Arsitektur Simbolis

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Koordinator TKA-490 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan

Tanpa Sidang 4. Perbaikan

Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, Juni 2011

Ketua Departemen Arsitektur Kordinator TKA-490

Ir. N. Vinky Rahman, M.T. Ir. N. Vinky Rahman, M.T.

NIP. 196606221997021001 NIP. 196606221997021001


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Proses panjang yang penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak akan bisa dilalui tanpa dukungan do‟a dan semangat dari kedua orang tua, dan seluruh keluarga tercinta. Tugas akhir ini Saya perjuangkan untuk Mama tercinta (Rini Luhkito) dan Papa (Herizal Rivai, B.E.) yang selalu memberikan doa dan nasehat kepada Saya, karena kalian Saya ada.

Saya juga mengucapkan terima kasih yan sebesar-besarnya kepada :

 Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berarti pada Tugas Akhir Saya dan membuka pikiran Saya. Terima kasih juga atas kesediaanya membimbing Saya dengan sabar. Memberi dorongan serta nasehat yang selalu memacu Saya.

 Bapak Achmad Delianur Nasution, S.T., M.T. I.A.I sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna terhadap Tugas Akhir Saya dan tentunya terima kasih atas kesabaran yang bapak berikan dalam membimbing Saya.

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. selaku koordinator Tugas Akhir sekaligus Ketua Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

 Bapak Hajar Suwantoro, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang turut serta dalam memberikan masukan yang berarti bagi proyek Tugas Akhir Saya.

 Semua teman-teman stambuk 2007, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas sumatera Utara.

 Kepada Iswan Hardiansyah terima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan kepada Saya dalam mengerjakan proyek Tugas Akhir ini.

 Teman – teman seperjuangan Tugas Akhir ( Tije, Mita, Fitri, Zian, Fanda, Syahril, Ebed, ) sukses untuk semua.

 Semua pihak yang mensukseskan Tugas Akhir Saya ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik allah SWT, oleh karena itu saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang


(5)

bersifat membangun untuk kebaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Medan, 12 Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI...i

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR DIAGRAM...viii

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang……… 1

1.2 Maksud dan Tujuan……… 3

1.3Masalah Perancangan……… 3

1.4Pendekatan ……….3

1.5Lingkup Batasan ………4

1.6Kerangka Berfikir……….. 5

1.7Sistematika Laporan……….. 6

BAB II Tinjauan Umum 2.1 Tinjauan umum Kota Batam ………...7

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pelabuhan………... 8

2.2.1 Pengertian Pelabuhan……… 8

2.2.2 Klasifikasi Pelabuhan ………...9

2.2.3 Fasilitas Pelabuhan 10 2.3 Tinjauan Umum Tentang Terminal Feri ………...11

2.3.1 Pengertian Terminal Feri ………11

2.3.2 Komponen Terminal Feri ………12

2.3.3 Klasifikasi Terminal Feri ………14

2.3.4 Klasifikasi Kapal Feri ……….16

2.3.5 Aktifitas dan Sirkulasi……… 17

2.3.6 Fasilitas ………...19

2.4 Prinsip –Prinsip Perencanaan Terminal Feri ………20

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis ………...22

2.5.1 Terminal Internasional Batam Center ……….22


(7)

2.5.3 Fery Terminal, Stocholm ………...29

2.5.4 Port Authority Ferry Terminal, New York ……… 31

2.5 Kesimpulan……… 33

BAB III Tinjauan Khusus 3.1 Terminologi Judul ……….35

3.2 Lokasi Proyek ………35

3.3 Studi Kelayakan ………33

BAB IV Elaborasi Tema 4.1 Pengertian Tema………... … 43

4.2 Jenis Simbol dalam arsitektur ……….… ...46

4.3 Bentuk- Bentuk dalam Arsitektur……….. .. 47

4.3.1 Aplikasi Perwujudan Bentuk ...48

4.3.2 Hubungan Antara Bentuk dan Simbol ...49

4.3.3 Prinsip – Prinsip Perancangan Simbolisme dalam Arsitektur ...50

4.2 Interpretasi Tema……… …... 51

4.3 Keterkaitan Tema dengan Judul ………...… …51

4.4 Studi Banding Tema Sejenis ...52

4.4.1 Notre Dame du Haut (Le Corbusier) ...52

4.4.2 The Clyde Auditorium (The Armadillo) ………..…… …..54

4.4.3 Sydney Opera House ………...……….55

4.4.4 Guggenheim Museum , Bilbao ...57

BAB V Analisa

5.1

Analisa Tapak dan Lingkungan... 62

5.1.1 Lokasi Tapak ...62

5.1.2 Jarak dan Waktu Tempuh... 63

5.1.3 Ukuran Tapak dan Batas – Batas nya... 64

5.1.4 Tata Guna Lahan ...65

5.1.5 View dari Tapak... 66

5.1.6 View Menuju Tapak... 67


(8)

5.1.8 Sirkulasi Kendaraan... 69

5.1.9 Sirkulasi Pejalan Kaki ...70

5.1.10 Pola Arsitektur Bangunan ...71

5.1.11 Vegetasi ...72

5.1.12 Matahari ...73

5.1.13 Angin ...73

5.2

Analisa Fungsional ...74

5.2.1 Analisa Pengguna ...74

5.2.2 Analisa Aliran Kegiatan dan Penzoningan ...76

5.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang ...81

5.2.4 Analisa Perhitungan ...82

5.2.5 Program Ruang ...87

BAB V I Konsep Perancangan

6.1 Konsep Perancangan tapak.... ...98

6.1.1 Konsep Ruang Luar ...98

6.1.2 Konsep Sirkulasi Ruang Luar... 99

6.1.3 Konsep Sirkulasi Ruang Dalam ...100

6.1.4 Konsep Parkir ...101

6.2 Konsep Perancangan Bangunan ...102

6.2.1 Konsep Massa Bangunan ...102

6.2.2 Konsep Zoning Bangunan ...102

6.2.3 Konsep Design ...104

6.3 Konsep Struktur & Bahan... ...102

BAB V II Hasil Perancangan

7.1 Gambar Perancangan.... ...108


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kepulauan Batam………...………7

Gambar 2.2 Sistem Terpusat………15

Gambar 2.3 Sistem Unit…...………15

Gambar 2.4 Terminal Feri Batam Center……….22

Gambar 2.5 Site Plan Terminal Ferry Batam Center………..………22

Gambar 2.6 Denah Lt.1 Terminal Ferry Batam Center………...23

Gambar 2.7 Denah Lt.2 Terminal Ferry Batam Center………23

Gambar 2.8. Denah Lt.3 Terminal Ferry Batam Center……….…..24

Gambar 2.9. Alur Sirkulasi Penumpang………...24

Gambar 210. Alur Sirkulasi Penumpang………..26

Gambar 2.11. Terminal Internasional Sekupang………..27

Gambar 2.12 Tampak Depan Area Kedatangan dan Keberangkatan………27

Gambar 2.13 Area Ruang Tunggu Keberangkatan………..28

Gambar 2.14. Smoking Area………..……….…….28

Gambar 2.15 Struktur Bangunan………..……….…….28

Gambar 2.16. Bangunan Terminal………...……29

Gambar 2.17. Arus Sirkulasi………...….30

Gambar 2.18. Sketsa Pembagian Zona dan Sirkulasi………...30

Gambar 2.19. Bangunan Floating Terminal……….31

Gambar 2.20. Struktur Penompang Atap……….32

Gambar 3.3 Lokasi Site………36

Gambar 3.1 RTRW Kota Batam………..38

Gambar 3.2 Master Plan Pelabuhan Batam………..39

Gambar 4.1 . eksterior Notre Dame du Haut...52

Gambar 4.2 Interior Notre Dame du Haut...53

Gambar 4.3 . Eksterior Clyde Auditorium...54

Gambar 4.4 . Sketsa Clyde Auditorium...55

Gambar 4.5 . Sydney Opera House...55

Gambar 4. 6 . Sydney Opera House main entrance...56

Gambar 4. 7 . Sydney opera from ship...56

Gambar 4.8. Eksterior museum Guggenheim, Bilbao 1...57


(10)

Gambar 4.10 . Interior galeri museum Guggenheim , Bilbao...58

Gambar 4.11 . Tampak bangunan museum Guggenheim , Bilbao...58

Gambar 4.12 . Denah museum Guggenheim , Bilbao...59

Gambar 4.13 . Potongan bangunan museum Guggenheim , Bilbao...59

Gambar 4.14 . Interior Atrium museum Guggenheim , Bilbao...60

Gambar 5.1 .Lokasi tapak...62

Gambar 5.2 Jarak dan Waktu Tempuh...63

Gambar 5.3 Ukuran Tapak dan Batasan Tapak...64

Gambar 5.4 Peta Tata Guna Lahan...65

Gambar 5.5 View dari tapak...66

Gambar 5.6 View kedalam Tapak...67

Gambar 5.7 Intensitas Bangunan dan Skyline...68

Gambar 5.8 Sirkulasi Kendaraan...69

Gambar 5.9 Sirkulasi Pejalan Kaki...70

Gambar 5.10 Pola Arsitektur Bangunan...71

Gambar 5.11 Vegetasi ...72

Gambar 5.12 Matahari ...73

Gambar 5.13 Angin ...73

Gambar 6.1Konsep Ruang Luar...98

Gambar 6.2Konsep Sirkulasi Ruang Luar...98

Gambar 6.3 Konsep Sirkulasi ruang Dalam...100

Gambar 6.4 Konsep Parkir.. ...100

Gambar 6.5 Konsep Massa Bangunan.. ...101

Gambar 6.6 Diagram Ruang...102

Gambar 6.7 Zona Ruang Dalam...103

Gambar 6.8 Konsep Selasar...104

Gambar 6.9 Konsep Teras Terminal... ...104

Gambar 6.10 Konsep Kerawang & Ornamen... ...105

Gambar 6.11 Penampang kaca dengan Spider...106

Gambar 6.12 Jenis – jenis Spider...106

Gambar 6.13 Acid Etched Glass...107

Gambar 6.14 Sketsa Aliran Air Hujan...107

Gambar 6.15 Sketsa Peletakan Talang...107


(11)

Gambar 7.2 Site Plan ...110

Gambar 7.3 Denah lantai 1... ...111

Gambar 7.4 Denah lantai 2...112

Gambar 7.5 Tampak utara , tampak selatan dan potongan A-A...113

Gambar 7.6 Tampak barat, tampak timur, potongan B-B dan potongan C-C...114

Gambar 7.7 Rencana pondasi...115

Gambar 7.8 Rencana pembalokan...116

Gambar 7.9 Rencana atap...117

Gambar 7.10 Detail 1...118

Gambar 7.11 Detail 2...119

Gambar 7.12 Detail selasar...120

Gambar 7.13 Detail ruang AHU...121

Gambar 7.14 Rencana sanitasi 1...122

Gambar 7.15 Rencana sanitasi 2...123

Gambar 7.16 Rencana elektrikal lantai 1...124

Gambar 7.17 Rencana elektrikal lantai 2...125

Gambar 7.18 Rencana telepon dan wi-fi lantai 1...126

Gambar 7.19 Rencana telepon dan wi-fi lantai 2...127

Gambar 7.20 Rencana kebakaran lantai 1...128

Gambar 7.21 Rencana kebakaran lantai 2...129

Gambar 7.22 Rencana ac lantai 1...130

Gambar 7.23 Rencana ac lantai 2...131

Gambar 7.24 Aksonometri struktur...132

Gambar 7.25 3d Eksterior...134


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batas Wilayah Kota Batam………...…...……7

Tabel 2.2 Level Of Service………....….. 21

Tabel 2.3. Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis………...…33

Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi………....…37

Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penumpang Kapal Di Kawasan Sekupang………...…40

Tabel 3.3 Proyeksi Jumlah Penumpang Kapal di Kawasan Sekupang………...…41

Tabel 4.1. Kesimpulan Studi Banding ...61

Tabel 5.1 Kelompok Kegiatan penumpang...82

Tabel 5.2 Jumlah Penumpang Tahun 2030...83

Tabel 5.3 Jumlah Pengunjung Tahun 2030...84

Tabel 5.4 Data Kapal Feri Terminal Domestik Sekupang 2010 ...84

Tabel 5.5 Perbandingan Jumlah Kapal dengan Jumlah Penumpang... 87

Tabel 5.6 Perbandingan Jumlah Pengelola ...87

Tabel 5.7. Perbandingan Kebutuhan Ruang ...88

Tabel 5.8 Program Ruang...90

Tabel 5.9 Asumsi Ruang bagi Pedagang Kaki Lima... 95


(13)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Kerangka Berfikir ………...………...………....5

Diagram 5.1 Sirkulasi Penumpang Keberangkatan...76

Diagram 5.2 Sirkulasi Penumpang Kedatangan...77

Diagram 5.3 Sirkulasi Pengantar...77

Diagram 5.4 Sirkulasi Penjemput...77

Diagram 5.5 Sirkulasi Pengelola... ....78

Diagram 5.6 Sirkulasi Penmilik usaha...78

Diagram 5.7 Sirkulasi Servis...78

Diagram 5.8 Sirkulasi Secara Menyeluruh...79


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih dari 2/3 wilayahnya berupa perairan. Dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal dan menggunakan transportasi laut untuk menghubungkan pulau-pulau yang dipisahkan oleh perairan. Sehingga sejak zaman nenek moyang dulu Indonesia dikenal dengan Negara maritim yang memiliki armada yang maju dan perkembangan transportasi laut semakin berkembang pesat. Seiring perkembangan zaman semakin banyak alat transportasi yang digunakan baik transportasi udara, darat dan laut. Walaupun semakin banyak alternatif transportasi lainnya, transportasi laut masih memegang peranan yang sangat penting bagi moda transportasi penumpang ataupun barang antar pulau.

Salah satu pulau yang berada dalam wilayah Negara Republik Indonesia yaitu Pulau Batam dengan luas ± 415 Km2 (41.500Ha). Pulau Batam ini merupakan salah satu pulau dalam gugusan kepulauan Riau. Batam merupakan sebuah pulau di antara 329 pulau yang terletak antara Selat Malaka dan Singapura yang secara keseluruhan membentuk wilayah Batam. Oleh sebab itu, sarana transportasi laut menjadi hal yang sangat penting bagi Batam.

Sebelum mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, Batam merupakan sebuah pulau kosong berupa hutan belantara yang nyaris tanpa denyut kehidupan. Seiring perkembangan, pemerintah mulai memberi perhatian khusus untuk pengembangan infrastruktur di kota Batam. Beberapa tahun belakangan ini telah digulirkan penerapan Free Trade Zone Batam (FTZ Batam), Bintan, dan Karimun yang mengacu pada UU No 36 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas dan kemudian dirubah beberapa kali melalui PERPU, sehingga di undangkan menjadi UU no 44 tahun 2007.1


(15)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Karena letaknya yang strategis di kelilingi oleh gugusan pulau-pulau termasuk Singapore dan juga penetapan Free Trade Zone Batam (FTZ Batam), maka Batam yang semakin dikenal sebagai daerah industri yang berkembang pesat semakin banyak mengundang investasi pihak asing ataupun domestik. Hal ini secara langsung mengakibatkan Batam sebagai pintu gerbang bagi masuknya dan keluarnya barang serta orang yang semakin berkembang setiap tahunnya. Selain menggunakan transportasi udara, transportasi laut menjadi hal yang sangat penting bagi Batam (mengingat Batam dikelilingi gugusan pulau). Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut sangat diperlukan.

Berdasarkan Master Plan Pelabuhan Kota Batam, pemerintah mulai mengembangkan dan membenahi fasilitas pelabuhan untuk mendukung program Free Trade Zone Batam (FTZ Batam). Tidak hanya pelabuhan khusus barang tetapi juga pelabuhan penumpang seperti terminal feri internasional maupun domestic. Adapun pelabuhan feri di batam yaitu, terminal feri domestic dan internasional Sekupang, terminal internasional Batam Center, terminal internasional Harbour Bay, terminal internasional Waterfront, terminal internasional Nongsapura dan terminal domestic Telaga punggur.

Terminal yang direncanakan pemerintah berdasarkan Master plan pelabuhan Kota Batam salah satunya adalah terminal internasional dan domestic Sekupang. Pada saat ini tahap pembanguna terminal internasional telah selesai di kerjakan sedangkan terminal domestic belum memulai tahap pembenahan. Padahal dengan adanya Free Trade Zone (FTZ) maka arus keluar masuk dari terminal domestic ataupun internasional akan meningkat sehingga memerlukan terminal yang memiliki fasilitas dan daya tampung yang dapat mengakomodir jumlah penumpang hingga tahun 2030 (sesuai dengan Master plan pelabuhan Kota Batam).


(16)

Dengan adanya sebuah terminal domestik yang benar-benar mampu menampung peningkatan arus penumpang keluar dan masuk Pulau Batam maka dibutuhkan redesain terminal feri domestic Sekupang Batam dengan wajah baru serta lebih layak dengan dilengkapi sarana dan prasarana penunjang agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal , nyaman dan dapat menampung peningkatan jumlah penumpang.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan terminal feri domestic Sekupang Batam, yaitu:

 Menyediakan saran terminal ferry untuk memenuhi kebutuhan arus penumpang masuk dan keluar Pulau Batam

 Meningkatkan fasilitas kenyamanan transportasi laut (kapal Ferry khususnya)  Menyediakan wadah untuk menampung arus penumpang setiap tahun yang

terus meningkat

I.3 Masalah Perancangan

Masalah perancangan yang akan muncul dalam terminal feri domestic Sekupang Batam, yaitu:

 Sirkulasi arus kedatangan penumpang dan arus keluar penumpang di dalam terminal

 Terminal sebagai suatu titik simpul dari kegiatan angkutan-angkutan laut, darat (jalan raya/kereta api) dan udara akan memberikan kepadatan yang berlebihan pada situasi lalu lintas daerah tersebut

 Gangguan sirkulasi alur kapal ke fasilitas terminal atau keluar dari fasilitas terminal karena adanya gangguan angin, pasang surut dan perpaduan keduanya

 Penerapan struktur kawasan tepi pantai pada bangunan terminal


(17)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan “Terminal Feri Domestik Sekupang Batam” dilakukan berbagai pendekatan desain, yaitu:

 Pendekatan berdasarkan standar-standar ukuran ruangan yang mengakomodasi setiap jenis kegiatan di dalam ruangan maupun di luar bangunan melalui studi literature.

 Memperoleh data-data pendukung dari berbagai departemen yang berwenang tentang jumlah arus penumpang kapal ferry di Batam dan data statistik lainnya.

 Melakukan survey dalam memperoleh data-data dan gambaran bagaimana sebuah terminal ferry itu diselenggarakan, prosesnya dan juga menejemennya.

 Pendekatan berdasarkan fungsi bangunan.  Pendekatan berdasarkan tema bangunan.

 Pendekatan berdasarkan sistem struktur bangunan.

I.5 Lingkup / Batasan

 Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan “Terminal Ferry Domestik Batam” yang mengabungkan fungsi utama dan fasilitas pendukung lainnya, menyangkut lingkungan tapak, masa bangunan dan besaran ruang.

 Penerapan tema simbolis ke dalam bentuk bangunan dan elemen-elemen arsitekturnya.


(18)

I.6 Kerangka Berfikir

Latar Belakang

Tema

Pendekatan Perancangan Sasaran

Maksud dan Tujuan

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Studi Literatur

Analisa

Potensi Prospek

Masalah

Konsep

Pra Rancangan

Desain Akhir Kriteria Desain

Kriteria Perancangan

Analisa Kriteria

Kerangka Survey

Survey

Data Fisik

Wawancara

Dokumentasi


(19)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I.7 Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian latar belakang, manfaat dan tujuan, masalah perancangan, metodologi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang tinjauan umum proyek, teminologi judul proyek, lokasi proyek, analisa pemilihan lokasi proyek, tinjauan fungsi proyek, serta studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi kajian tentang pengertian tema, interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi analisa kondisi lingkungan, analisa tata bangunan dan analisa fungsional (pemakai, program kegiatan dan kebutuhan ruang).

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian digunakan dalam perancangan proyek tugas akhir ini.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar-gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana – rencana, detail, perspektif dan foto maket hasil perancangan.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber literatur dalam proses perencanaan dan perancangan proyek.


(20)

BAB II

Tinjauan Umum

2.1 Tinjauan Umum Kota Batam

Kota batam adalah salah satu kotamadya yang berada di provinsi Kepulauan riau yang terletak pada 0º, 25‟29‟‟ - 1º,15‟00‟‟ Lintang Uatar dan 103º,34‟35‟‟ - 104º,26‟04‟‟ Bujur Timur. Kota batam memiliki luas wilayah perairan mencapai 1.570 km². Luas wilayah daratan tersebut dihuni oleh 988.55 penduduk2, sehingga kepadatan penduduk di kota tersebut sebanyak 38.661 jiwa/km². Populasi ini merupakan populasi ketiga terpadat di Pulau Sumatera setelah kota Medan dan Kota Padang.

Kota Batam terdiri dari 12 kecamatan, diantaranya adalah Batu Ampar, Belakang Padang, Bulang, Galang, Lubuk Baja, Sei Beduk, Batu Aji, Segulung, Bengkong, Batam Kota dan Sekupang. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Batas Wilayah Kota Batam

Utara Singapura dan Malaysia

Selatan Kabupaten Lingga Barat Kabupaten Karimun

Timur Pulau Bintan dan Tanjung Pinang Sumber: Batam dalam angka 2010

2

Gambar 2.1 Peta Kepulauan Batam


(21)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kota Batam Tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, oleh karena itu kegiatan ekonomi Kota Batam mayoritas tergantung pada sektor sekunder dan tersier. Hal ini tercermin dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah kota Batam yang didorong oleh pertumbuhan di sector industry dan pariwisata3.

Batam yang dianggap sebagai daerah tropis, dengan suhu rata-rata berkisar dari 24 hingga 35 derajat Celcius (77 ke 95 derajat Fahrenheit). Kelembaban di wilayah ini berkisar dari 73% menjadi 96%. Secara umum musim hujan dimulai dari November hingga April dan musim kering dari Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2600 mm.

Transportasi merupakan sarana penunjang mobilitas, dimana masyarakat Batam dapat menggunakan fasilitas kendaraan umum seperti taksi, bis, ojek, pancung. Selain transportasi darat, Batam yang merupakan daerah kepulauan, transportasi laut merupakan salah satu sarana yang penting. Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut cukup lengkap, seperti kapal ferry (kapal penyebrangan).

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pelabuhan

2.2.1 Pengertian Pelabuhan

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebgai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.4

3

Sesuai dengan strategi dasar pembangunan Kota Batam 2006 -2011 4


(22)

Menurut Bambang Triatmodjo, pelabuhan adalah Bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan dan segala perlengkapannya.5

2.2.2 Klasifikasi Pelabuhan

Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengkalsifikasian, yaitu: 1. Klasifikasi dari segi teknis

 Pelabuhan alam

Pelabuhan yang terjadi dari kondisi geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam (berupa teluk).

 Pelabuhan Buatan

Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam yang berasal dari laut.

2. Pengklasifikasian dari segi pelayanan jasa  Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan yang berada dalam pembinaan pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, serta kemampuan pengembangannya.

 Pelabuhan Otonom

Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

 Pelabuhan yang tak diusahakan

Merupakan pelabuhan untuk pelayaran rakyat seperti daerah penangkapan ikan dan lain-lain.

3. Klasifikasi menurut jenis perdagangan  Pelabuhan Laut

Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan dalam negeri  Pelabuhan Pantai


(23)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri.

4. Klasifikasi jenis kapal dan muatannya  Pelabuhan Utama

Merupakan pelabuhan pengirim dan pengumpul yang melayani kapal besar.  Pelabuhan Caban (feeder)

Merupakan pelabuhan pengumpul bagi pelabuhan utama yang melayani kapal-kapal sedang dan daerah sekitarnya merupakan daerah potensial industri

 Pelabuhan Ferry

Pelabuhan yang sebenarnya merupakan pelabuhan ferry tetapi ada juga aktifitas cargo tradisional.6

2.2.3 Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu : 1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi :

 Perairan tempat labuh  Kolam labuh

 Alih muat antar kapal  Dermaga

 Terminal penumpang  Pergudangan

 Lapangan penumpukan  Terminal peti kemas

 Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa  Fasilitas bunker

 Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi  Jaringan jalan dan rek kereta api  Fasilitas pemadam kebakaran  Tempat tunggu kenderaan bermotor 2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi

 Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan

6


(24)

 Sarana umum

 Tempat penampungan limbah

 Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi  Fasilitas perhotelan dan restoran

 Areal pengembangan pelabuhan  Kawasan perdagangan

 Kawasan industri

2.3 Tinjauan Umum Tentang Terminal Feri

2.3.1 Pengertian Terminal Feri

Terminal ferry terdiri dari dua kata yaitu terminal dan ferry. Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari system merupakan komponen penting dalam system transportasi.7 Sedangkan feri merupakan sebuah kapal transportasi jarak dekat.

Jadi, terminal feri yaitu wadah yang dapat menampung aktifitas keluar masuk penumpang dari angkutan kapal jarak dekat atau kapal penyebrangan.

Terminal juga sebagai wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari sub sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda karakteristik. Dengan kata lain berarti dari angkutan laut ke sarana angkutan darat.

Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang feri adalah sebagai suatu komponen sub system pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut.

2.3.2 Komponen Terminal Ferry

7

Morlok,Edward K, Pengantar teknik dan perancangan transportasi, Erlangga, Jakarta 1991, Hal 269


(25)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari :

1. Area Dermaga

Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu :

 Memanjang : dermaga yang posisinya sejajar atau parallel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship).

 Wharf : dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship.

 Pier : antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung

sebagai penerus dari pergerakan barang.

Klasifikasi dermaga menurut jenis sandar kapal yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu :

1. Dermaga plengsengan adalah jenis dermaga yang paling sederhana,menggunakan landasan beton berbentuk parabolik.

2. Dermaga ponton adalah jenis dermaga yang menggunakan pontoon sebagai landasan bagi pintu akses muatan. Ponton tersebut bergerak mengikuti naik-turunnya permukaan air laut.

3. Dermaga dengan moveable bridges adalah jenis dermaga yang paling modern. Dermaga ini menggunakan jembatan beton yang digerakkan secara elektronis-hidraulis disesuaikan dengan ketinggian dasar penutup akses muatan yang telah dibuka. Proses loading dan unloading dengan menggunakan moveable bridge dapat dilakukan dengan cepat.

Kriteria pemilihan dermaga : 3. Manuver dari feri

4. Kecepatan dan kenyamanan pelayanan


(26)

1. Dermaga harus dapat bergerak vertikal sebagai jawaban atas pasang surutnya air laut.

2. Dermaga harus dapat menahan beban horizontal yang diakibatkan oleh tumbukan kapal.

Sehingga untuk mengetahui dimensi dermaga, perlu diketahui : 1. Kedalaman alur pelayaran

2. Tinggi lantai dermaga terhadap laut normal 3. Perbedaan pasang surut permukaan air

2. Area Pelayanan Umum

Area pelayanan umum mencakup antara lain :  Bangunan terminal

 Area parkir kenderaan penumpang

3. Dimensi Dermarga

 Panjang dermaga menentukan daya tampung banyaknya kapal yang bersandar dan bertambat.

 Lebar dermaga tergantung pada aktifitas pelayanan dermaga terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar dermaga adalah 3-25 meter.  Ketebalan dermaga (pavement) tergantung daya dukung yang harus dipikul

karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di atasnya.

4. Fasilitas Dermaga

Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain : saluran air minum/air bersih, fuel/bahan baker kapal, dan lain-lain.

5. Bangunan Terminal

Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi :


(27)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang.

 Pelayanan informasi dan penjualan tiket.

 Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan.

 Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang.

6. Area Parkir Kenderaan Penumpang

Untuk mewadahi kendaraan penumpang sebagai penunjang terminal feri anatara lain: taxi, mobil pribadi, ojek, angkutan umum dan lain-lain. Parker kendaraan dibedakan menjadi:

1. Dari tempat yang dipergunakan  Parkir lapangan terbuka

 Parkir pada bangunan tertutup 2. Dari yang memakai/menggunakan  Parkir penumpang/ pengantar/ penjemput  Parkir pegawai / petugas terminal penumpang  Parker kendaraan umum

2.3.3 Klasifikasi Terminal Feri

1. Berdasarkan system pengelolaan penumpang

Sistem pengelolaan penumpang di dalam suatu dermaga dapat dikelompokkan menjadi dua jenis system ,yaitu:

1. Sistem terpusat (centralized system)

Seluruh fasilitas penumpang,barang, dan pengelolaannya ditampung dalam suatu bangunan.

Gambar 2.2. Sistem Terpusat Sumber : Olah Data Pribadi


(28)

Kelebihannya :

a. Jarak yang ditempuh oleh pejalan kaki dapat dibuat minimum

b. Fasilitas pelayanan penumpang berbagai jurusan dapat dibuat seragam c. Dapat diciptakan daerah tunggu, daerah konsesi dan daerah pengawasan terpusat sehingga tidak terlalu banyak mengambil tempat

Kekurangannya :

a. Sulit apabila harus mengalami perkembangan atau perubahan

b. Kurangnya kejelasan bagi para penumpang karena semua fasilitas terletak menyatu dan seragam sehingga tidak punya ciri khas atau identitas.

2. Sistem unit (unit system)

Sistem ini adalah sistem dengan pemisahan fasilitas-fasilitas terminal menurut pengelompokkan tertentu. Misalnya menurut perusahaan atau jurusan yang menangani. Masing-masing kelompok diwadahi dalam bangunan yang berbeda.

Kelebihannya :

a. Mudah untuk dikembangkan

Gambar 2.3. Sistem Unit Sumber : Olah Data Pribadi


(29)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Kejelasan bagi penumpang dan mengurangi resiko salah jurusan atau

salah menaiki kapal

c. Kompleks bangunan memiliki hirarki d. Suasana ruang lebih variatif

Kekurangannya :

 Jarak yang ditempuh penumpang dengan berjalan kaki menjadi jauh. Dapat diatasi dengan perlengkapan movie side walks

 Memerlukan jumlah titik-titik pemeriksaan dan pengawasan yang lebih banyak dan berulang.

2.3.4 Klasifikasi Kapal Ferry

Kapal feri memiliki beberapa jenis dan diklasifikasikan berdasarkan cara pendaratan dan juga cara bongkar muat sebuah kapal feri.

1. Berdasarkan cara pendaratan

Cara pendaratan terdiri dari dua macam :

1. Kapal feri yang langsung mendarat di pasir yang dinamakan dengan LCM atau LST (Landing Site Tank). Akses muatan kapal berada di bagian hulu dan buritan serta memiliki kapsitas angkut yang lebihbbesar. 2. Kapal feri yang mendarat di dermaga. Kapal ini memerlukan dermaga

untuk sandar. Akses muatan terdapat di lambung,hulu, dan buritan tetapi akses di lambung jarang dipergunakan karena memakan tempat pada saat merapat di dermaga. Akses penumpang berada di samping,langsung menuju deck samping.

2. Berdasarkan cara bongkar muat

Secara garis besar teknologi bongkar muat pada kapal feri dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Lo/Lo (Lift On/lift off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara vertikal

2. Ro/Ro (Roll On/Roll Off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara horisontal


(30)

3. Hisap (suction), yaitu jenis kapal curah yang penenganan muatannya dengan cara menghisap/memompa melalui pipa, biasanya dikombinasikan dengan peralatan ban berjalan (conveyor belt)

4. Khusus, yaitu jenis kapal yang menangani satu jenis muatan. Untuk kapal Feri, karena jenis muatannya yang berupa orang dan kendaraan sehingga tidak membutuhkan peralatan bongkar muat khusus, type yang cocok adalah Ro/Ro.

Yang termasuk dalam kapal jenis Ro/Ro : 1. Short Distance Vessel

2. Intermediate Distance Vessel

3. Long Distance Vessel

2.3.5 Aktifitas dan Sirkulasi

Aktifitas yang terjadi di dalam terminal terutama dipengaruhi oleh: 1. Manusia

Manusia dalam hal ini adalah :  Penumpang

Penumpang dibagi dalam penumpang domestik dan turis yang melakukan kegiatan embarkasi yaitu berangkat dari terminla penumpang dan debarkasi yaitu kedatangan atau menuju ke terminal penumpang.

 Pengantar dan penjemput  Pengelola terminal Meliputi :

 Karyawan terminal, yaitu yang bertanggung jawab langsung tentang keadaan terminal baik operasional maupun administrasi.

 Karyawan perusahaan pelayanan, yaitu yang melakukan kegiatan operasional di dalam terminal penumpang, yaitu penjualan karcis dan pembagasian.  Karyawan dari pemerintah, yaitu dalam divisi kesehatan, bea cukai, hukum

(imigrasi dan emigrasi).

2. Barang bawaan Meliputi :


(31)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Barang yang biasa dibawa

 Barang over bagasi

 Barang muatan bukan kargo, yaitu barang bawaan yang langsung dimasukkan bagasi, seperti barang pindahan, barang elektronik berukuran besar, dan barang dagangan jumlah banyak.

Sirkulasi yang utama dari terminal penumpang adalah sirkulasi penumpang dan barang bagasi yang akan berangkat maupun turun (mencakup domestik maupun luar negeri). Sirkulasi penumpang dan barang bagasi menuju dan dari dapat diuraikan sebagai berikut :

 Sistem perpindahan penumpang Pada dasarnya terdapat 3 alternatif, yaitu:  Berjakan kaki

Efisien bila jarak kapal dengan terminal dekat, tetapi rentan terhadap cuaca.  Dengan kenderaan darat

Efisien bila jarak kapal dengan terminal jauh.  Dengan jembatan

Efisien karena dapat digunakannya area bawah dengan atas secara bersamaan.

 Sistem perpindahan bagasi 1. Cart

Bagasi diangkut dengan kereta dan kemudian dipindahkan dengan tangan ke lokasi pengambilan.

2. Conventer

Perpindahan bagasi dengan ban berjalan. Adapun jenis converter adalah :  Carousal conveyor

Bagian yang datang melalui conveyor baik dari lantai bawah maupun atas selanjutnya diterima oleh conveyor yang berputar terus.

 Race track

Jika pada carousal bentuk conveyor penerima bundar, maka sistem ini dibentuk conveyor adalah horizontal.


(32)

Proses perpindahan bagasi melalui conveyor yang berputar secara tetap dengan melalui pada dinding. Ruang pengambilan dan ruang pengumpulan bagasi terpisah.

2.3.6 Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di terminal penumpang secara pokok dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:

1. Fasilitas pelayanan dan penumpang kapal

 Daerah kedatangan atau keberangkatan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.

 Fasilitas parkir untuk mobil, sepeda motor (roda 2), dan pejalan kaki.

 Fasilitas untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, misal halte dan taxi area

 Loket penjualan tiket dan cek bagasi  Loket kesehatan (karantina)

 Fasilitas pengambilan bagasi

 Ruang untuk pergerakan penumpang  Ruang tunggu dan istirahat

 Fasilitas penunjang pelayanan, seperti telepon umum dan restoran.  Fasilitas informasi jadwal dan rute perjalanan

 Fasilitas untuk pengantar dan penjemput

 Fasilitas penumpang keberangkatan seperti fasilitas penghubung (mobil, ban berjalan).

2. Fasilitas pengelola terminal

 Kantor untuk personil pengelola

 Kantor untuk personil imigrasi dan bea cukai  Kantor untuk personil kesehatan dan karantina  Kantor untuk personil keamanan.


(33)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Berdasarkan SNI 10-4838-1998 mengenai Persyaratan Termnal Penumpang di Pelabuhan Laut,

Terminal penumpang terdiri dari terminal penumpang domestik. Gedung terminal penumpang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Tata ruang yang menjamin kelancaran arus naik turun penumpang 2. Sirkulasi udara dan cahaya yang cukup

3. Kemudahan perpindahan penumpang antarmoda

4. Dilengkapi dengan tanda-tanda petunjuk dan tanda-tanda grafis

5. Perbandingan yang digunakan untuk luas gedung terminal ialah 1,2 m2/orang 6. Secara umum dengan mempertimbangkan efisiensi perencanaan,

pembangunan dan pengoperasiannya, ukuran luas terminal dibedakan menjadi :

a. Terminal besar ukuran 2000 m2 dan 4000 m2 b. Terminal sedang ukuran 500 m2 dan 1000 m2 c. Terminal kecil ukuran 300 m2

7. Luas gedung terminal dan luas lapangan parkir diatur dengan perbandingan 1:2

8. Perbandingan pada fasilitas parkir yang terdiri dari jalan lingkungan, 9. Tempat parkir dan pertamanan diatur sebagai 1:1:0,5

10.Kegiatan angkutan penumpang dengan kendaraan darat sedapat mungkin langsung ke jalan akses yang ada.

Berdasarkan LOS (Level Of Service) , yaitu: 1. Ruang tunggu

Tabel 2.2 : Level Of Service

LOS Avarage Pedestrian Area Avarage Inter-Person Spacing

Ft²/p M²/p Ft²/p M²/p

A ≥ 13 ≥ 12 ≥ 4.0 ≥1.2

B 10 -13 0.9 – 1.2 3.5 – 4.0 1.1 – 1.2 C 7 - 10 0.7 – 0.9 3.0 – 3.5 0.9 – 1.1 D 3 -7 0.3 – 0.7 2.0 – 3.0 0.6 – 0.9

E 2 - 3 0.2 – 0.3 <2.0 <0.6


(34)

Sumber : Transit Capacity and Quality of Service Manual 2nd Edition, Part 7, chapter 3, halaman 7-14

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis

LEVEL OF SERVICE C

Berdiri dan jalur sirkulasi memungkinkan untuk bersentuhan dengan penumpang lainnya tetapi masih pada ruang yang nyaman

LEVEL OF SERVICE A

Berdiri dan menunggu di ruangan memungkinkan tidak terjadi persentuhan dengan penumpang lain

LEVEL OF SERVICE B

Bberdiri dan jalur sirkulasi memungkinkan untuk menghindari penumpang lainnya

LEVEL OF SERVICE D

Berdiri tanpa bersentuhan sangat tidak mungkin terjadi apabila hal ini trjadi dalam waktu sibuk

LEVEL OF SERVICE E

Tidak dapat dihindari lagi bersentuhan dengan penumpang lain, dan tigkat kenyamanan sudah tidak ada lagi

LEVEL OF SERVICE F

Saling berdesakan dan juga sangat tidak nyaman, sehingga menimbulkan kepanikan dan saling mendorong


(35)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.5.1 Terminal Internasional Batam Center

Lokasi : Pulau Batam, Indonesia

Terminal ferry Batam Center merupakan terminal internasional yang melayani penyebrangan dari Pulau Batam ke Singapore dan Malaysia. Terminal ini memiliki luas bangunan 8.250 m² dan arus penumpang per tahun nya berjumlah 12 juta orang .

Gambar 2.4. Terminal Ferry Batam Center Sumber: Dokumen pribadi, 1 Februari 2011

Gambar 2.5 Site Plan Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010


(36)

Bangunan Terminal Ferry ini memiliki tiga lantai, yaitu:

1. Lantai 1 terdiri dari hall, retail, money changer, loket taksi, loket travel dan area public lainnya. Selain area public, di lantai 1 juga terdapat check in bagasi , tempat pengambilan bagasi dan area kedatangan. Ruang tunggu keberangkatan juga berada di lantai satu tetapi berada di sisi lain dari area public.

2. Lantai 2 terdiri dari loket pembelian tiket, pintu masuk keberangkatan, bagian imigrasi penumpang.

Gambar 2.6 Denah Lt.1 Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010

Gambar 2.7 Denah Lt.2 Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010


(37)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Lantai 3 terdiri dari ruang pengelola terminal ferry dan juga ruang BP

Pelabuhan Batam

Gambar 2.8. Denah Lt.3 Terminal Ferry Batam Center Sumber : www.BP-Batam .go.id , diunduh 17 Desember 2010


(38)

Arus sirkulasi penumpang pada terminal ferry Batam Center, yaitu: 1. Keberangkatan

Masuk Loket Tiket Pintu keberangkatan

Cek X-ray Cek imigrasi

Ruang tunggu

Pemeriksaan tiket Naik ke kapal

Gambar 2.9. Alur Sirkulasi Penumpang Sumber: Dokumen pribadi, 1 Februari 2011


(39)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Kedatangan

Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding, yaitu:

1. Pemisahan sirkulasi kedatangan dan keberangkatan penumpang 2. Arus sirkulasi kedatangan penumpang dan keberangkatan penumpang 3. Terdapat hall di lantai satu dan void di atas hall hingga lantai 3. Hal ini

berguna sebagai sirkulasi udara dan efek visual

4. Bentuk bangunan yang yang memiliki 3 sisi yang menghadap ke berbagai arah (view)

5. Area parkir yang lua

Turun dari kapal Cek imigrasi Cek X-ray

Hall kedatangan Keluar

Gambar 2.10. Alur Sirkulasi Penumpang Sumber: Dokumen pribadi, 1 Februari 2011


(40)

2.5.2 Terminal Ferry Internasional Sekupang

Lokasi : Pulau Batam, Indonesia

Terminal ferry Sekupang merupakan terminal ferry yang baru direnovasi pemerintah. Terminal ini juga dijadikan sebagai salah satu terminal pariwisata yang ada di Kota Batam. Terminal ini melayani penyebrangan internasional ke HabourFront di Singapore. Terminal ini terdiri dari 2 lantai.

Gambar 2.11. Terminal Internasional Sekupang Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011

Gambar 2.12 Tampak Depan Area Kedatangan dan Keberangkatan Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011


(41)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding, yaitu:

1. Pemakaian struktur baja pada komponen kolom penyangga, penyangga kaca, dan atap

2. Pemisahan sirkulasi penumpang (kedatangan dan keberangkatan) pada lantai satu dengan pintu masuk yang berbeda

3. Menciptakan ruang ruang yang kontiniu 4. Menggunakan struktur ruang bentang lebar Gambar 2.13 Area Ruang Tunggu Keberangkatan Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011

Gambar 2.14. Smoking Area

Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011

Gambar 2.15 Struktur Bangunan Sumber: Dokumen Pribadi, 2 Februari 2011


(42)

2.5.3 Ferry Terminal, Stocholm

Lokasi : Stocholm, Swedia Arsitek : C.F Moller

Ferry Terminal yang berlokasi di Stocholm ini menghubungkan ke finlandia dan kawasan Baltik. Bentukan massa bangunan terinspirasi oleh arsitektur tradisional maritime. Pada bagian atapnya dimanfaatkan sebagai area terbuka untuk area umum dan juga memakai solar cell untuk mensuplai energy listrik.

Untuk konsep sirulasi, C.F Moller, menerapkan system sirkulasi linier horizonla ataupun vertical. Untuk sirkulasi vertical digunakan untuk pengelola sedangkan horizontal digunakan oleh penumpang. Pembagian zona ruang juga terlihat jelas, pada lantai atas terdapat kantor pengelola, bagian bawah merupakan area penumpang dan juga bagian lantai dasar merupakan area servis, parker dan area perjalanan penumpang menuju kapal feri tersebut. Untuk sketsa sirkulasi dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 2.16. Bangunan Terminal


(43)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding adalah :

Gambar 2.17. Arus sirkulasi

Sumber : www.a rchdaily.com , diunduh 20 Maret 2011

Gambar 2.18. sketsa Pembagian Zona dan Sirkulasi Sumber : www.a rchdaily.com , diunduh 20 Maret 2011


(44)

1. Terdapat ruang terbuka pada lantai paling atas yang digunakan sebagai area umum.

2. Pembagian zona yang jelas antara masing – masing pengguna sehingga tidak terjadi sirkulasi silang, salah satu caranya yaitu menggunakan sirkulasi vertical.

3. Bentukan massa yang terinspirasi dari fungsi bangunan, yaitu bentukan kapal maritime tradisional.

2.5.4 Port Authority Ferry Terminal, New York

Lokasi : New York

Terminal feri permanen terapung in terletak di Battery Park City, New York. Memiliki lima slip terminal, dengan atap kain memuncak dan bergelombang, yang mengapung menggunakan sebuah tongkang yang berlabuh di dekat New York Mercantile Exchange dan World Financial Center, dekat Cove Utara. Memiliki fasilitas kamar mandi dan ruang tunggu yang lebih besar dari terminal sebelumnya, yang melayani sekitar 7.800 penumpang sehari. Terminal dirancang dengan kaca sebanyak mungkin untuk mendapatkan pandangan dari pelataran Taman Kota

Gambar 2.19. Bangunan Floating Terminal Sumber: www.a rchdaily.com


(45)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hal-hal yang dapat dijadikan studi banding, yaitu:

1. Konsep Floating Terminal yang menggunakan phonton

2. Penggunaan atap bentang lebar dan penutup atap dengan struktur tenda 3. Penggunaan dinding transparan yang berupa kaca sehingga mendapat

view dari berbagai arah

Gambar 2.20. Struktur Penompang Atap Sumber: www.a rchdaily.com


(46)

2.6 Kesimpulan

Tabel 2.3 : Kesimpulan Studi Banding Proyek Sejenis

No. Nama Terminal

Komponen Bentuk

massa Sirkulasi Zona Struktur 1. Terminal

Batam Center

Massa memiliki bentuk segi tiga, yang bermaksud adar setiap sisi

medapatkan view ke segala arah Pemisahan sirkulasi penumpang secara vertical. Untuk keberangkatan penumpang terletak pada lantai 2 sedangkan kedatangan penumpang terletak pada lantai 1.

Pada lantai 1 merupakan zona umum dan

kedatangan penumpang. Pada lantai 2 merupakan zona

keberangkatan penumpang. Pada lantai 3 khusus untuk kantor

pengelola

Menggunakan struktur grid dengan penutup fasad berupa alumunium panel

2. Terminal Sekupang Internasional, Batam Massa berbentuk persegi panjang sejajar dengan garis pantai Pemisahan sirkulasi penumpang secara vertical. Untuk keberangkatan penumpang terletak pada lantai 2 sedangkan kedatangan penumpang terletak pada lantai 1.

Pada lantai 1 merupakan zona umum , kedatangan penumpang dan zona pengelola dengan pintu masuk yang berbeda. Pada lantai 2 merupakan zona

keberangkatan penumpang.

Menggunakan struktur pipa baja dengan bentang 5 m. fasad ditutup dengan

alumunium panel

3. Terminal feri Stochol Massa berbentuk persegi panjang dan terinspirasi Sirkulasi linier secara vertical dan juga

horizontal

Zona lantai dasar

digunakan untuk area servis.

Menggunakan struktur grid pada lantai dasar dan bentang lebar


(47)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dari

arsitektur maritime tradisional

Zona Lantai 1 untuk area kedatangan penumpang. Zona lantai 2 untuk

kebrangkatan penumpang. Zona lantai 3 dan 4 untuk fasilitas pengelola

untuk lantai diatasnya. Juga terdapat open space berupa green roof di lantai paling atas.

4. Port Authority Ferry Terminal, New York Bentuk menyerupai layar kapal. Bentuk umum massa berbentuk persegi dan terletak di atas air (terapung)

Sirkulasi linier secara horizontal

Pembagian zona yang terpisah menurut fungsinya.

Mengunakan struktur pipa baja dan atap tenda. Konsep bangunan terapung menggunakan poonton.


(48)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Terminologi Judul

Judul proyek ini adalah Terminal Feri Domestik Sekupang Batam yang terdiri dari fungsi terminal penumpang dan fasilitas pendukung lainnya seperti fasilitas parkir, retail, kantor pengelola, dan sebagainya.

Dilihat dari judulnya, proyek ini mengandung pengertian sebagai berikut:

 Terminal : titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari system

merupakan komponen penting dalam system transportasi.8  Feri : sebuah kapal transportasi jarak dekat.

 Domestik : Lokal; dalam negeri

 Batam : Kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau dan merupakan kota

terbesar ke tiga populasinya di Sumatera setelah Medan dan Palembang

dengan jumlah penduduk mencapai 949.775 jiwa.

Jadi, pengertian dari judul Terminal Feri Domestik Sekupang Batam adalah perancangan ulang sebuah gedung dimana ada penumpang dan barang yang keluar masuk dari sebuah kapal transportasi jarak dekat di dalam satu wilayah negara di Kota Batam.

3.2 Lokasi Proyek

8

Morlok,Edward K, Pengantar teknik dan perancangan transportasi, Erlangga, Jakarta 1991, Hal 269


(49)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lokasi proyek terletak di Kota Batam. Kota Batam adalah salah satu kotamadya yang berada di provinsi Kepulauan riau yang terletak pada 0º, 25‟29‟‟ - 1º,15‟00‟‟ Lintang Utara dan 103º,34‟35‟‟ - 104º,26‟04‟‟ Bujur Timur. Kota batam memiliki luas wilayah perairan mencapai 1.570 km². Luas wilayah daratan tersebut dihuni oleh 988.55 penduduk9, sehingga kepadatan penduduk di kota tersebut sebanyak 38.661 jiwa/km². Populasi ini merupakan populasi ketiga terpadat di Pulau Sumatera setelah kota Medan dan Kota Padang.

Batam yang dianggap sebagai daerah tropis, dengan suhu rata-rata berkisar dari 24 hingga 35 degress Celcius (77 ke 95 derajat Fahrenheit). Kelembaban di wilayah ini berkisar dari 73% menjadi 96%. Batas utara berbatasan dengan Singapore, batas selatan berbatasan dengan Kabupaten Lingga, Batas barat berbatasan dengan Kabupaten Karimun, dan batas timur berbatasan dengan Pulau Bintan.

9

Data pada bulan Desember tahun 2009

SITE

Gambar 3.1 Lokasi Site

Sumber : www.Bp-Batam.go.id , www. Indonesiatravelling.com, google earth. Diunduh 8 Februari 2011


(50)

Lokasi proyek : jalan R.E Martadinata

Batas-batas : Batas utara : Jalan jalan R.E Martadinata Batas Selatan : Teluk Senimba

Batas Timur : Terminal feri internasional Sekupang Batas Barat : Gudang dan kantor pemadam kebakaran Luas lahan : ± 2 ha

Kontur : datar

Ketentuan Lahan : GSB Jalan : 16 m dari jalan R.E Martadinata GSB Laut : 0 dari garis pantai

KDB : 50 % dari total luas site yang direncanakan Kondisi eksisting :Kantor, gudang, pelabuhan / terminal, dengan ketinggian 1-2 lantai Potensi lahan :Terletak di kawasan pelabuhan utama kota Batam

Luas site mendukung Transportasi lancar dan baik

Dalam memilih lokasi proyek, terdapat beberapa kriteria seperti pada tabel 3.1 antara lain:

Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi No. Kriteria Pemilihan

Lokasi

Keterangan

1. Area Terletak di area pelabuhan utama yang berada di kawasan industri (menurut RTRW)

2. Karakter Karakter lingkungan juga harus mendukung keberlangsungan proyek dan merupakan kawasan yang layak untuk dikembangkan

3. Pencapaian Mudah dicapai dari berbagai arah oleh kendaraan maupun pejalan kaki

4. Ukuran lahan Lahan yang menjadi tempat perencanaan diharapkan memiliki kapasitas untuk dapat menampung program fungsional dan pengembangannya.


(51)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Fasilitas pelayanan Memiliki fasilitas penunjang yang berdekatan,

seperti area pelabuhan, area industry, kantor, rumah sakit dan area perdagangan di sekitar loaksi proyek

6. Saran dan prasarana Tersedia sarana dan prasarana, seperti jalan raya, rambu lalu lintas, dll. dan jaringan utilitas seperti jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dll. Sumber : Olah Data Pribadi

Berikut ini wilayah pengembangan kota Batam beredasarkan RTRW, yaitu:

Gambar 3.1 RTRW Kota Batam 2004 2014


(52)

Selain berdasarkan karekter-karakter di table 3.1, pemilihan lokasi juga berdasarkan Master Plan Pelabuhan Batam yang telah dibuat oleh pemerintah kota Batam. Berikut ini rencana tata ruang pelabuhan Sekupang .

3.3 Studi Kelayakan

Untuk memulai proyek ini perlu dilakukan studi kelayakan. Studi kelayakan proyek ini ditinjau dari:

1. Master Plan Pelabuhan Batam

Rencana pengembangan pelabuhan Sekupang terbagai menjadi 3 tahap, yaitu:  Tahap pembangunan jangka pendek (2007 – 2010)

a. Fasilitas terminal penumpang - Dermaga 450 m²

b. Fasilitas general cargo

- Dermaga 150 m dengan 1 unit mobil crane dan input ship cranes  Tahap pembangunan jangka menengah (2012 – 2020)

a. Fasilitas terminal penumpang - Dermaga 450 m²

b. Fasilitas general cargo - Kantor kepala pandu 140 m²

Gambar 3.2 Master Plan Pelabuhan Batam Sumber : Master plan pelabuhan kota Batam 2009


(53)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Menara pengawas 36 m²

- Kantor KPLP 42 m² c. Fasilitas general cargo

- Dermaga 150 m dengan 1 unit mobil crane dan input ship cranes  Tahap pembangunan jangka panjang (2021 – 2030)

a. Fasilitas terminal penumpang - Dermaga 450 m²

b. Fasilitas terminal petikemas - Satu unit ramp untuk Ro-Ro

- Dermaga 200 m untuk container dengan 2 unit mobil crane with spreader

Pada master plan pelabuhan Batam, perbaikan fasilitas penumpang merupakan rencana pembangunan hingga tahun 2030.

2. Perhitungan Kapasitas Penumpang dalam jangka waktu hingga 2030

Diasumsikan bahwa daya tampung terminal feri domestik penumpang Sekupang dihitung berdasarkan arus jumlah penumpang di terminal sekupang pada tahun 2007.10 Dapat dilihat dari tabel perkembangan jumlah penumpang kapal di kawasan Sekupang di bawah ini.

Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penumpang Kapal Di Ka wasan Sekupang

No. Tahun Domestik Asing

Datang % Berangkat % Datang % Berangkat % 1. 2005 683.122 603.012 381.824 504.490

2. 2006 469.267 -31,31 360.672 -40,19 275.500 -27,85 288.528 -42,81 3. 2007 487.700 3,93 405.657 12,47 267.420 -2,93 268.428 -6,97 4. 2008 620.841 27,30 510.344 25,81 273.327 2,21 269.497 0,40 Rata-rata

perkembangan -0,03 -0,64 -9,52 -16,46

Sumber : Master plan pelabuhan kota Batam 2009

10


(54)

Dari tabel di atas, terlihat bahwa kapasitas penumpang di terminal feri domestik Sekupang Batam berjumlah 487.700 orang / tahun untuk kedatangan dan 405.657 orang / tahun untuk keberangkatan.

Tabel 3.3 Proyeksi Jumlah Penumpang Kapal di Ka wa san Sekupang

No. Tahun Dalam Negeri Asing

Datang Berangkat Datang Berangkat

1. 2010 633.320 520.602 278.821 274.914

2. 2011 639.653 525.808 281.609 277.663

3. 2012 646.050 531.006 284.425 280.440

4. 2013 652.510 536.377 287.269 283.244

5. 2014 659.035 541.740 290.142 286.078

6. 2015 665.626 547.158 293.044 288.937

7. 2016 672.282 552.629 295.974 291.827

8. 2017 679.005 558.156 298.934 294.745

9. 2018 685.795 563.737 301.923 297.692

10. 2019 692.653 569.375 304.942 300.669

11. 2020 699.579 575.068 307.992 303.676

12. 2021 706.575 580.819 311.072 306.713

13. 2022 713.641 586.627 314.182 309.780

14. 2023 720.777 592.494 317.324 312.878

15. 2024 727.985 598.418 320.497 316.006

16. 2025 735.265 604.403 323.702 319.166

17. 2026 742.617 610.447 326.939 322.358

18. 2027 750.044 616.551 330.209 325.582

19. 2028 757.544 622.717 333.511 328.838

20. 2029 765.119 628.944 336.846 332.126

21. 2030 772.771 635.233 340.214 335.447

Sumber: Hasil analisis (data master plan pelabuhan kota Batam 2009)

Berdasarkan tabel proyeksi di atas dapat disimpulkan bahwa kapasitas penumpang untuk 30 tahun mendatang tidak mencukupi dengan kapasitas bangunan yang ada. Kapasitas yang ada berdaya tampung berjumlah 487.700 orang / tahun untuk kedatangan dan 405.657 orang / tahun untuk keberangkatan. Sedangkan untuk proyeksi 2030 berjumlah 772.771 orang / tahun untuk kedatangan dan 635.233 orang / tahun untuk keberangkatan.

Berdasarkan data tabel 3.3, dapat digunakan sebagai perhitungan arus penumpang per hari di terminal Domestik Sekupang, yaitu:


(55)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Kedatangan

Jumlah penumpang per hari = Jumlah penumpang per tahun / 365 hari = 772.771 orang / 365 hari

= 2117,18 orang / hari

 Keberangkatan

Jumlah penumpang per hari = Jumlah penumpang per tahun / 365 hari = 635.233 orang / 365 hari


(56)

BAB IV

ELABORASI TEMA

4.1 Pengertian Tema

Pendekatan tema perancangan “Terminal Feri Domestik Batam” adalah Arsitektur simbolis. Arsitektur Simbolis terdiri dari dua kata, yaitu Arsitektur dan Simbolis.

Arsitektur, yaitu :

 Suatu lingkungan binaan yang di buat oleh manusia dan menjadi tempat manusia untuk melakukan segala aktifitas / kegiatannya

 Seni bangunan / gaya bangunan.

 Seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.

 Ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni.

 Seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Simbolisme,yaitu :

Pengertian dari simbolisme jika ditinjau dari arti kata adalah sebagai berikut :

 Simbol : Lambang, sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu11

 Simbol : Something associated with something else that signifies or represent (suatu fenomena yang dapat memberikan asosiasi bahwa ia dapat membawa arti penting atau dapat mewakili)12

11

Kamus Besar Bahasa Indonesia 12


(57)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Simbol : Adalah tanda dimana hubungan antara tanda dengan denotatumnya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum, ditentukan oleh suatu persyaratan bersama atau konvensi13

 Simbol : Sebagai tanda dapat juga menggambarkan suatu ide abstrak jadi tidak ada kemiripan antara benutk tanda dan arti terdapat yang bebas antara signified (objek atau arti yang dimaksudkan) dari rupa tanda.14

 Simbolisme : Perihal pemakaian simbol (lambang) untuk mengekspresikan ide-ide.

Simbol adalah sebagai sign-vehicle atau alat yang menghadirkan dan sekaligus juga mengenalkan suatu objek. Fungsi simbol yaitu :

- Sebagai „sign‟ yang secara tidak langsung mengindikasikan suatu denotatum yang artinya mengindikasikan adanya suatu objek tertentu sebagai tanda atau „sign‟.

- Sebagai „sign‟ yang secara langsung berfungsi sebagai significantum yang artinya kehadiran objek mempunyai maksud-maksud tertentu ataupun objek tersebut berasosiasi kepada suatu hal tertentu (Broadbent, 1986)

Menurut Charles Jencks , dalam arsitektur, ketika seseorang melihat suatu bangunan , mengekspresikan bentuknya , dan menebak apa maksud yang ingin diekspresikan atau dikomunikasikan oleh bentuk tersebut . Segitiga semiotik Charles Jencks :

13

Drs. Dien Halim, Thesis Pasca sarjana, ITB, hal 36 14


(58)

Ungkapan simbolis dalam arsitektur erat kaitannya dengan fungsi arsitektur sendiri yang melayani dan memberikan suatu arti khusus dalam interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi dalam arsitektur merupakan suatu hal yang mendasar di dalam tiap-tiap komunikasi arsitektur. Ekspresi selalu berhubungan dengan bentuk-bentuk. Makna dari simbol-simbol ini biasanya dipengaruhi oleh tata letak bangunan, organisasi dan karakter bangunan. Ada 3 cara untuk mengenal simbol dalam arsitektur, yaitu :

1. Simbol sebagai tanda yang mengacu kepada suatu objek tertentu. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar simbol dapat diinterpretasikan sesuai dengan maksud sesungguhnya.

2. Iconic sebagai simbol atau tanda yang menyerupai suatu objek yang diwakili oleh suatu karakter tertentu yang dimiliki oleh objek yang sama. Di sini rancangan bangunan dimulai dengan memperbaiki beberapa citra atau image tertentu yang mewakili suatu bangunan.

3. Indeks sebagai tanda dan representasi yang tidak selalu mengacu kepada suatu objek tertentu walaupun ada kesamaan atau analogi yang terdapat pada indeks tersebut. Indeks biasanya menghasilkan hubungan yang dinamis antara ruang dan objek di satu sisi dengan ingatan orang yang akan mempengaruhi tanda tersebut di sisi lainnya.

Simbol, tanda atau lambang merupakan metode ekspresi yang sangat langsung. Mereka digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan perhatian para pemakai bangunan dengan menyampaikan pemahaman fungsi bangunan atau ruang di dalam arsitektur.15

Sehingga, Arsitektur Simbolis adalah seni dan ilmu keteknikan bangunan yang perencanaan dan perancangannya didasari oleh tanda dan lambang yang merupakan ekspresi yang langsung. Mereka digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan perhatian pemakai bangunan dengan menyampaikan pemahaman fungsi bangunan atau ruang-ruang dalam bangunan. Simbolis senantiasa merupakan teknik perancangan utama yang memberi bentuk dan teknik yang dapat diterapkan


(59)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengenai hal-hal fungsional dan berdasarkan rencana untuk memperkuat suatu arti dan memberikan keutuhan pada komposisi secara menyeluruh.

4.2 Jenis Simbol dalam arsitektur

Ada beberapa jenis simbol yang dikaitkan dengan simbol itu sendiri, kesan yang ditimbulkan oleh bentuk simbolis dan pesan langsung yang disampaikan oleh simbol, yang semuanya ditampilkan pada bentuk-bentuk tertentu, yaitu :

1. Simbol yang agak tersamar

Yang menyatakan peran dari suatu bentuk, misalnya pabrik yang berbentuk gerigi. Bangunan pabrik dengan ruang yang besar dan luas sesuai dengan kebutuhan proses produksi dalam ruang tersebut. Karena luas ruangan dibutuhkan penyelesaian atap khusus untuk memasukkan cahaya agar ruangan sebesar itu tidak gelap. Hasilnya berupa bentuk atap gerigi.

Sebetulnya bentuk itu menggambarkan peranannya sebagai bentuk yang memasukkan cahaya ke dalam. Pemakaian bentuk tersebut digunakan berulang-ulang dengna tujuan yang sama pada pabrik, sehingga akhirnya bentuk tersebut dikenal masyarakat sebagai bentuk simbolis pabrik yang berperan sebagai bentuk yang memasukkan cahaya ke dalam.

2. Simbol Metaphora

Simbol ini berdasarkan pada pandangan seseorang terhadap bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya. Baik dari bentuk keseluruhan atau terhadap bagian masyarakatnya, yaitu tingkat kecerdasan dan pengalamannya, sebab seseorang itu selalu membandingkan bangunan yang diamatinya dengan bangunan atau benda lain, misalnya Nagaka Capsule Building, Tokyo.

Terdapat 3 kategori metafora dalam arsitektur16

a. Intangible Metaphor (metafora yang tidak dapat diraba).

16


(60)

Metafora yang dipakai berangkat dari suatu konsep, ide, hakekat manusia, dan nilai-nilai seperti individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan kebudayaan.

b. Tangible Metaphor (metafora yang nyata)

Metafora yang dipakai berangkat dari hal-hal yang visual serta spesifikasi/karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah (puri atau istana)

c. Combine Metaphor (metafora kombinasi)

Merupakan gabungan intangible dan tangible metaphor dengan membandingkan suatu objek visual yang lain di mana mempunyai persamaan nilai/konsep, di mana bentuk visualnya dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.

3. Simbol tanda pengenal

 Masyarakat mengenal mesjid dari bentuk kubahnya. Pada umumnya bentuk kubah mewakili mesjid secara keseluruhan. Bentuk tersebut terjadi karena persyaratan struktur sebab bahan yang ada terbatas dan menuntut perlakuan struktur seperti itu. Karena pemakaian yang terus menerus pada jenis bangunan yang itu-itu saja, bentuk yang disepakati oleh masyarakat sebagai simbol mesjid, meskipun bentuk ini tidak fungsional lagi karena ada bahan-bahan lain yang tidak menuntuk perlakuan struktur yang melahirkan bentuk kubah tadi.

 Tanda bulan-bintang sebgai symbol agama islam  Tanda salib sebagai symbol agama Kristen

 Di dalam pura dijumpai ukiran-ukiran dan patung-patung dalam agama hindu

4.3 Bentuk- Bentuk dalam Arsitektur

Faktor – faktor yang mewujudkan bentuk, yaitu: 1. Fungsi


(61)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Batasan fungsi secara umum dalam arsitektur adalah pemenuhan terhadap aktivitas manusia, tercakup di dalamnya kondisi alami. Sedangkan bangunan yang fungsional adalah bangunan yang dalam pemakaiannya memenuhi kebutuhan secara tepat dan tidak mempunyai unsur-unsur yang tidak berguna.

Aktivitas timbul dari kebutuhan manusia baik itu kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan dapat berupa kegiatan, cahaya, udara, kebahagiaan, perlindungan, kesejukan, kenyamanan dan lainnya. Berkembang dan berubahnya fungsi tergantung dari waktu dan masyarakat.

2. Simbol

Dalam dunia arsitektur, pengenalan simbol merupakan suatu proses yang terjadi pada individu dan pada masyarakat. Melalui panca indera, manusia mendapat rangsangan dan kemudian menjadi pra persepsi, selanjutnya terjadi pengenalan objektif (fisik). Kemudian terwujudlah persepsi. Persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman termasuk pengalaman pendidikan yang menentukan tingkat intelektual manusia.

Arsitek sebagai pewujud bentuk dapat menampilkan simbol sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, sehingga mudah dikenal oleh masyarakat. Simbol dapat pula timbul dari gagasan murni arsitek, tergantung pada kemampuan dan citra arsitek untuk mengeluarkan hal-hal yang baru. Simbol tadi mungkin dapat diterima dan diakui masyarakat setelah melalui proses adaptasi yang membutuhkan waktu relatif lama.

3. Teknologi dan struktur bahan

Teknologi struktur dan bahan merupakan faktor yang penting dalam arsitektur. Apakah yang dibangun hanya berupa atap sederhana, berupa ruangan besar untuk beribadah, berdagang, ruang susun tidaklah menjadi masalah. Bahan yang digunakan harus disusun dan dikonstruksikan dalam jumlah tertentu. Struktur pun mengandung keindahan karena struktur dibuat berdasarkan hukum keindahan.

4.3.1 Aplikasi perwujudan bentuk 1. Kaitan fungsi dengan bentuk


(62)

Keberadaan fungsi menimbulkan bentuk. Pengertian fungsionil merupakan suatu hal yang menonjol dalam kaitan fungsi tertentu. Dengan kata lain, fungsi merupakan pertimbangan utama bagi suatu perancangan bentuk. Suatu fungsi dapat mempunyai bermacam-macam bentuk, tergantung dari keadaan lingkungannya, inilah yang disebut gaya.

2. Kaitan bentuk dengan teknologi

Untuk mendapatkan suatu bentuk yang mempunyai fungsi tertentu, diperlukan bahan-bahan bangunan sebagai sarana dasar bangunan. Bahan-bahan yang merupakan elemen bangunan disusun menjadi suatu kesatuan yang membentuk konstruksi. Suatu sistem tepat yang perlu dipilih sehingga akan dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan secara maksimal.

3. Kaitan bentuk dengan symbol

Suatu bangunan diekspresikan secara simbolik jika bangunan itu menunjukkan sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan bentuk fisik yang semula. Bangunan tersebut cenderung untuk mewujudkan sebuah prinsip pengakuan umum. Para arsitek menggunakan bentuk simbolis untuk menyajikan pengalaman keindahan yang mendalam sesuai dengan daya bercitranya. Dalam dunia arsitektur juga dibutuhkan suatu penekanan kebutuhan simbol dalam perancangan.

4.3.2 Hubungan antara bentuk dan symbol

Penilaian suatu bentuk bangunan arsitektur bukan pada keberhasiIan bentuk bangunan itu berfungsi, tetapi lebih ditekankan pada arti yang dapat ditangkap ketika bangunan tersebut dilihat, diamati dan dihayati.

Sebuah bangunan menyajikan diri secara simbolis jika bangunan itu menunjukkan sesuatu yang lebih tinggi dari keadaan bentuk fisiknya. Bangunan tadi cenderung untuk mewujudkan sebuah prinsip pengakuan umum (universal validity).

Para arsitek menggunakan bentuk simbolis untuk menyajikan pengalaman keindahan yang mendalam sesuai dengan karya bercitranya. Dalam dunia arsitektur juga dibutuhkan suatu penekanan kebutuhan simbol dalam perancangan.


(63)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Simbol adalah something associated with something else that signifies or represent (encyclopedia Americana vol.26, 1976, p.166). Simbol adalah suatu fenomena yang dapat memberikan assosiasi bahwa ía dapat membawa arti penting atau dapat mewakili fenomena lain. Dengan kata lain, symbol atau lambang dapat mengandung arti atau mewakili hadirnya fenomena lain yang lebih kompleks yang berkaitan dengannya.

4.3.3 Prinsip-prinsip perancangan simbolisme dalam arsitektur

Berikut ini prinsip-prinsip perancangan simbolisme dalam arsitektur

menurut Egon Schirmbeck dalam buku Form, Idea and Architecture , adalah sebagai berikut :

1. Penciptaan urut-urutan ruang yang berbeda guna mengingatkan orang pada „tempat‟ sambil orang berjalan melalui ruang.

Karakteristik arsitektural : Kombinasi dari unit-unit denah yang sama atau serupa dalam pengaturan yang beda. Pengorganisasian ruang-ruang sempit (jalan dan jalan kecil) dengan ruang-ruang lebar (lapangan).

2. Pencampuran fungsi-fungsi yang berbeda guna meningkatkan kontak sosial, berbeda dengan pemisahan akan fungsi oleh gerakan modern di tahun 1920an dan 1930an.

Karakteristik arsitektural : Pengaturan tata guna yang berbeda dalam batas sebuah bangunan dan perhubungan langsung dari zona-zona ini – contohnya di sepanjang suatu jaringan jalan public.

3. Arsitektur sebagai media komunikasi. Penerimaan Arsitektur melalui banyak lapisan. Arsitektur sebagai pembawa simbolisme dan informasi.

Karakteristik arsitektural : Perlengkapan akan kebutuhan fungsional, structural dan lainnya untuk penggunaan khusus oleh elemen-elemen ikonografik, metaforik dan elemen-elemen yang berhubungan.

4. Penekananan pada „artifisialitas‟ dari arsitektur. Pemisahan dari kawasan lahan alamiah dan volume ruang buatan. Pemisahan ruang luar alamiah dari „ruang interior buatan‟.

Karakteristik arsitektural : Pembatasan terhadap elemen-elemen rancangan geometris yang jelas dan lazim menonjolkan mutu sintetik dari arsitektur pada suatu kawasan lahan.


(64)

5. Rancangan bentuk dari suatu ruang sesuai dengan mutu „dasar‟nya – contoh : merancang ruang menurut bayangan yang terbentuk oleh bangunan dan mengorientasikan bangunan sesuai dengan arah angin.

Karakteristik arsitektural : Alokasi dan orientasi dari elemen-elemen suatu ruang sesuai dengan kondisi-kondisi sosial dan fisik yang ditentukan.

6. Pembedaan dan penentuan dari identitas suatu ruang melalui penerangan (alami).

Karakteristik arsitektural : Alokasi yang tegas dari zona-zona gelap dan terang atau elemen-elemen ruang pada denah dan potongan.

7. Peralihan langsung dari satu volume ke volume yang lain. Integrasi dari ruang-ruang interior dan eksterior.

Karakteristik arsitektural : Penciptaan zona-zona ruang yang „mengalir‟ dan pengaturan yang bebas (dari kolom dan dinding) pada elemen yang mengikat ruang.

8. Pemisahan muka bangunan dan badan bangunan (ruang). Muka bangunan sebagai suatu sumber informasi „dua dimensi‟, bebas dari kelompok ruang. Karakteristik arsitektural : Zona ruang dan daerah lantai adalah bebas dari kebutuhan formalnya sendiri dan dari „muka bangunan utama‟ tempelan. 9. Pertalian ruang atau bangunan melalui suatu „rantai kejadian‟, sebagai suatu

pengingat akan „tempat‟ dan pengenalan akan karakteristik ruang yang khas. Karakteristik arsitektural : Urut-urutan artifak yang khas berbeda untuk menegaskan ruang. Urut-urutan bentuk ruang atau perbatasan ruang yang khusus berbeda.

4.3 Interpretasi Tema

Bangunan yang akan dibangun merupakan bangunan penerapan dari arsitektur simbolis.


(65)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Terminal Feri Domestik Batam merupakan sebuah wadah untuk menampung arus penumpang dari dan ke Pulau Batam. Oleh sebab itu , bangunan tersebut harus memiliki ciri dari aktifitas yang ada ataupun dari lokasi bangunan tersebut sehingga mencerminkan kegiatan yang ada di dalamnya.

4.5

Studi Banding Tema Sejenis

4.5.1 Notre Dame du Haut (Le Corbusier)

Notre Dame du Haut merupakan master piece dari Le Corbusier yang dibangun pada tahun 1955 dengan langgam ekspresionis modern. Bangunan ini berupa kapel yang dibuat tanpa mementingkan prinsip kebebasan, melainkan mementingkan kemurnian alam. Kapel ini terletak di atas kaki bukit di pegunungan Vosges. Secara keseluruhan, bentuk bangunan ini sederhana tetapi juga rumit. Dikatakan sederhana karena bangunan terbentuk dari bidang atap dan dinding massif dari beton kasar sehingga memberikan citra berani tetapi sederhana. Dikatakan rumit karena bangunan tidak seperti kapel pada umumnya, pertemuan bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal membentuk perbedaan yang sangat kontras.

Pada bagian depan dinding bagian selatan dan timur yang cekung seakan tertarik ke suatu titik tertentu di bawah atap yang menggantung (over hang) yang sangat lebar. Sedang pada bagian belakang, dinding utara dan barat berbentuk melengkung hingga ke menara tanpa atap. Antara utara dan barat

Gambar 4.1 . eksterior Notre Dame du Haut Sumber : www.archdaily.com , diunduh 9 Januari 2011


(66)

dipersatukan dengan sebuah pintu di antara dinding yang melengkung. Sedangkan pada bagian dalam, ruangan berbentuk segi empat yang tidak teratur memanjang ke tenggara sampai ke altar. Pada rancangan kapelnya, Le Corbusier memadukan potensi-potensi alam pada daerah tersebut dengan makna-makna religius Kristiani sehingga bentuknya mengandung banyak arti dan memberi bermacam-macam simbol.

Sudut dinding yang menjorok ke atas diasumsikan sebagai haluan kapal. Atapnya diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh yang miring pada sisinya yang menyelamatkan umat manusia dari air bah. Kapel yang merupakan perpaduan gaya purbakal dan gaya Kristian ini menggunakan sistem struktur dinding pemikul dan atapnya merupakan suatu struktur rongga yang ditopang sebagian kolomnya dan sebagian lagi menopang pada blok di puncak dinding.

Pada bagian interior kapel, dinding, atap dan lantainya membentuk kurva menuju altar, mengikuti bentuk alami dari lembah. Bentuk kompleksnya bermula dari tema parabola yang terdapat pada dinding timur untuk memantulkan suara dari luar altar kembali ke lembah. Bentuk geometri dari bangunan ini didapat dari gaya bangunan Le Corbusier terdahulu yaitu

Gambar 4.2 Interior Notre Dame du Haut Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari


(67)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA fractal dan bentuk-bentuk alami yang membuat Ronchamp menjadi bangunan post modern pertama.

4.5.2 The Clyde Auditorium (The Armadillo)

Bangunan ini dirancang oleh Norman Foster dan terletak di pinggir sungai Clyde, sebelah barat jembatan Kingston dan pusat kota. Bangunan ini dijuluki “The Armadillo” karena bentuknya diadopsi dari binatang bernama sama yaitu armadillo (trenggiling). Bangunan ini mampu menampung 3000 orang untuk kepentingan pertemuan tingkat dunia. Bangunan ini terdiri dari auditorium, aula ekshibisi dan ruang seminar.

Strukturnya terbuat dari cangkang yang dilapisi alumunium yang terpisah-pisah dan diatur secara bertimpa menciptakan bentuk yang unik pada skyline. The Clyde Auditorium secara teknis merupakan pernyataan seni. Kompleks bangunan secara keseluruhan seluas 25 Ha di mana di dalamnya termasuk kompleks ekshibisi, konferensi dan kompleks hiburan dengan arena berkapasitas 12.500 orang sementara The Armadillo sendiri merupakan bangunan tambahan yang dibuka tahun 1997.

Gambar 4.3 . Eksterior Clyde Auditorium Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari 2011


(68)

4.5.3 Sydney Opera House

Sydney Opera House berada di Sydney, New South Wales, Australia yang merupakan salah satu bangunan menakjubkan dan terkenal pada abad ke-20. Berlokasi di pelabuhan Sydney dengan taman di sebelah selatan dan dekat dengan jembatan pelabuhan Sydney, bangunan dan lingkungan sekelilingnya menjadi iconic bagi image Australia. Bagian cangkang berbentuk spherical mengingatkan kepada kapal layar yang sering berlabuh di sana. Opera House ini merupakan rumah bagi

Opera Australia, Teater Sydney dan Sydney Symphony Orchestra. Kompleks bangunan ini memiliki luas lahan 1,8 Ha dan untuk kantor seluas 4,5 Ha. Tinggi bangunan 183 m dan lebar

Gambar 4.4 . Sketsa Clyde Auditorium Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari 2011

Gambar 4.5 . Sydney Opera House


(69)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 120 m. Bangunan didukung oleh 580 pondasi tiang pancang beton yang tertanam sejauh 25 m di bawah laut. Bangunan ini berkapasitas 25.000 orang.

Bangunan memiliki 1000 ruangan mencakup 5 teater, 5 studio latihan, 2 aula utama, 4 restoran, 6 bar dan beberapa toko souvenir. Atap Opera House terbuat dari 1.056.000 lantai granit sedangkan interiornya dilapisi granit merah muda dan plywood. Sydney Opera House mulai dibangun tahun 1940. Proyek ini terbagi atas 3 tahap yaitu pembangunan podium atas, pembangunan di luar cangkang dan pembangunan interior dan konstruksi. Bangunan ini dirancang oleh Jorn Utzon.

Gambar 4. 7 . Sydney opera from ship

Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari 2011

Gambar 4. 6 . Sydney Opera House main entrance Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari


(70)

4.5.4 Guggenheim Museum , Bilbao

Museum Guggenheim Bilbao merupakan sebuah museum modern yang merupakan museum seni . Museum ini didesain oleh arsitek Frank O. Gehry , terletak di Bilbao , Basque Country , Spanyol . Bangunan ini terletak di pinggir sungai Nervion . Museum ini merupakan salah satu dari beberapa museum yang bernaung dibawah Solomon R. Guggenheim Foundation.

Gambar 4.8. Eksterior museum Guggenheim, Bilbao 1 Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari 2011

Gambar 4.9 . Eksterior museum Guggenheim, Bilbao 2 Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari 2011


(71)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bentuk bangunan ini terdiri dari bentuk lengkungan yang muncul secara tidak beraturan. Menurut Frank O.Gehry , bentuk tidak beraturan ini tercipta untuk menangkap cahaya . Bangunan ini dinobatkan sebagai salah satu bangunan paling spektakuler di dunia dengan gaya Dekonstruksi .Struktur bangunan ini terdiri dari bentuk yang radikal , dan kontur yang organik . Bangunan ini bertujuan untuk mensimbolkan sebuah kapal . Panel reflektifnya menyimbolakn sisik ikan . Bangunan ini didesain dengan bantuan komputer untuk membantu visualisasinya dan perhitungan strukturnya.

Gambar 4.10 . Interior galeri museum Guggenheim , Bilbao Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari 2011

Gambar 4.11 . Tampak bangunan museum Guggenheim , Bilbao Sumber : www.archdaily.com, diunduh 9 Januari 2011


(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 7.22. Rencana Ac Lantai 1


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 7.23. Rencana Ac Lantai 1


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 7.24. Aksonometri Struktur


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 7.25. 3d Eksterior


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 7.26. 3d Interior


(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Blow, Christoper. 2005. Transport Terminals and Modal Interchanges. Oxford : Architectural Press.

Neufert, Ernst. 2005. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernst. 2005. Data Arsitek Jilid 2. Jakarta : Erlangga

SNI 10-4838-1998. Persya ratan Terminal Penumpang di Pelabuhan Laut. Jakarta : BSN

RTRW Kota Batam

PP RI No. 70 tahun 1996 tentang Kepelabuhan, Dephub RI Kramadibrata, soedjono, Perancangan Pelabuhan, ITB, Bandung Master Plan Pelabuhan Kota Batam tahun 2009

Poetic of Architecture, Theory of Design, Anthony C Antonlade, VNR, 1992 James C Synder, Anthony, Pengantar Arsitektur, Erlangga

www.BPbatam.go.id www.Archdaily.com www.batamcenter.com