Cara Penanggulangan Malaria TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat menghalangi masuknya sinar matahari, atau melindungi larva dari serangan makhluk hidup lain. Beberapa jenis ikan pemakan larva predator seperti ikan kepala timah Panchax, sp gambusia sp, nila Oreochomis niloticus dan lain lain akan mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah. M.Sudomo, dkk 1998 dalam penelitiannya di desa Sihepeng menyimpulkan bahwa ikan nila merah Oreochromis niloticus ternyata dapat mengendalikan populasi larva nyamuk Anopheles di kolam percobaan di desa Sihepeng. c. Lingkungan Kimiawi Lingkungan kimiawi yang baru diketahui pengaruhnya adalah keadaan kadar garam tempat perindukan. Anopheles sundaicus menyukai tempat perindukan dan tumbuh optimal pada air payau dengan kadar garam antara 12-18, tidak dapat berkembang biak pada kadar air dengan kadar garam lebih dari 40. 4. Lingkungan Sosial Budaya. a. Sosial Budaya dan Perilaku Lingkungan sosial budaya cukup besar pengaruhnya terhadap transmisi malaria. Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam pada masyarakat, akan memudahkan terjadinya gigitan nyamuk pada manusia. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang bahaya malaria akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan. b. Pandangan atau persepsi masyarakat, jika malaria dianggap sebagai penyakit berbahaya maka masyarakat secara bersama-sama akan membersihkan.

2.6. Cara Penanggulangan Malaria

Universitas Sumatera Utara Penanggulangan wabah malaria adalah suatu keadaan yang mendesak untuk ditangani dengan segera dan memerlukan tindakan yang bersifat khusus, oleh karenanya sebagai pedoman operasional penanggulangan wabah malaria dapat dipakai kriteria adanya peningkatan bermakna dari penderita klinis dan kematian atau dengan membandingkan situasi malaria selama tiga tahun terakhir dengan situasi pada saat ini pada masa transisi yang berlangsung. Terwujudnya masyarakat yang hidup sehat dalam lingkungan yang terbebas dari penularan malaria pada tahun 2025 secara bertahap.

1. Kebijaksanaan

a. Dilakukan secara menyeluruh dan terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan lintas sektoral bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM, dunia usaha, dan masyarakat. b. Pembebasan malaria dilakukan secara bertahap dari satu pulau atau beberapa pulau sampai seluruh wilayah Indonesia menurut tahapan yang didasarkan pada situasi malaria dan kondisi sumber daya setempat.

2. Strategi

a. Memberdayakan masyarakat dalam mendukung secara aktif pemberantasan malaria. b. Meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat yang berisiko malaria terhadap upaya pemberantasan malaria yang berkualitas. c. Meningkatkan sistem surveilans, pemantauan dan evaluasi, serta sistem informasi kesehatan. Universitas Sumatera Utara d. Meningkatkan advokasi kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk berperan aktif dalam pengendalian malaria dengan menggalang keitraan bersama sektor terkait, swasta, organisasi kemasyarakatan melalui forum kerja sama Gebrak Malaria, atau organisasi kemasyarakatan yang sudah ada.

3. Jenis-Jenis Kegiatan

Strategi tersebut dicapai dengan melaksanakan beberapa jenis kegiatan berikut ini. a. Peningkatan akses pelayanan - penemuan penderita suspek malaria - konfirmasi diagnosis mikroskopis dan atau RDT - pengobatan - penyediaan LLIN untuk melindungi terhadap gigitan nyamuk - peningkatan kualitas fasilitas pelayanan b. Penggalangan kemitraan untuk pemberantasan malaria yang berkesinambungan - Melakukan advokasi untuk meningkatkan komitmen Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan menggalang kemitraan secara terkoordinasi dengan seluruh sektor terkait, termasuk sektor swasta dan organisasi kemasyarakatan melalui forum kerja sama Gebrak Malaria yang menjamin tersedianya sumber daya untuk mendukung upaya pemberantasan malaria yang berkesinambungan. c. Peningkatan system surveilans malaria - System kewaspadaan dini da penanggulangan KLB Universitas Sumatera Utara - Surveilans kasus malaria dan vector - Pemantauan efikasi obat dan insektisida - System informasi malaria pelaporan dan pencatatan - Juru malaria desa d. Pemberdayaan masyarakat - Pembentukan pos malaria desa - Promosi kesehatan - Kemitraan dengan NGO, CBO, FGO - Pemberdayaan posyandu, desa siaga, dan lain-lain e. Quality assurance akuntabilitas kinerja program - Penelitian survey - Evaluasi, review manajemen program - Auditing - Re-planning Universitas Sumatera Utara

2.6. Kerangka Konsep Penelitian