2.6 Fluorida dan Sianida
Pada tubuh makhluk hidup termasuk manusia, kandungan ion sianida dan fluorida dalam air yang telah tercemar mengalami proses biokimiawi dalam
membantu proses fisiologis atau sebaliknya menyebabkan toksisitas keracunanDarmono, 1995.
Berikut ini akan dijelaskan tentang toksisitas keracunan dari ion fluorida dan sianidasebagai berikut:
a. Fluorida
Kandungan fluorida mencapai sekitar 0,3gkg kerak bumi dan berada dalam bentuk fluorida di sejumlah mineral.Fluorida ini biasanya
berasal dari pengelolaan limbah industri seperti pada pembuatan alat-alat gelas, dan industri kayu Sari, 1993.
Fluorida berguna bagi kesehatan manusia dalammemetabolisme tulang dan juga untuk pencegahan karies yang ditambahkan dalam pasta
gigi pada manusia. Akan tetapi, bila kadarnya melebihi dari batas normal maka efek toksik yag ditimbulkan seperti penebalan struktur tulang dengan
kalsifikasi sehingga ruang sumsum tulang akan berkurang. Selain itu, efek yang tidak terlalu berat yang ditimbulkan terhadap individu seperti: mual,
muntah, diare, badan lemah, dan sakit perut Sartono, 2002.
b. Sianida
Sianida merupakan salah satu bahan pencemar anorganik yang paling penting. Di dalam air sianida terdapat sebagai HCN, suatu asam
lemah dengan pKa = 6 x 10
−10
. Ion sianida ini mempunyai afinitas kuat
terhadap banyak ion logam, misalnya membentuk ferrosianida yang relatif kurang beracun.HCN ini merupakan gas yang mudah menguap dan sangat
beracun Achmad, 2004. Sianida ini biasanya berasal dari sisa-sisa pembakaran, makanan
dan di alam terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung amygdalin, misalnya singkong, ubi, biji buah apel, dan peer. Sianida yang
terdapat di dalam air jika kadarnya melebihi dari batas normal, maka efek yang tidak terlalu berat yang ditimbulkanterhadap individu yaitu: rasa
ngantuk, pusing dan tekanan darah menurun. Selain itu efek toksik yang lebih berat yang ditimbulkan seperti: turunnya kesadaran dan sianida ini
juga mempunyai afinitas yang kuat terhadap enzim pernafasan yakni enzim cytrochrom-oxidase, dimana sianida mengikat Fe yang terdapat
dalam enzim yang menyebabkan terjadinya gangguan peredaran darah dalam sel- sel tubuh yang ditandai dengan meningkatnya pernafasan tubuh
yang akhirnya menyebabkan kelumpuhan total dari pernafasan Sari, 1993.