terhadap banyak ion logam, misalnya membentuk ferrosianida yang relatif kurang beracun.HCN ini merupakan gas yang mudah menguap dan sangat
beracun Achmad, 2004. Sianida ini biasanya berasal dari sisa-sisa pembakaran, makanan
dan di alam terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung amygdalin, misalnya singkong, ubi, biji buah apel, dan peer. Sianida yang
terdapat di dalam air jika kadarnya melebihi dari batas normal, maka efek yang tidak terlalu berat yang ditimbulkanterhadap individu yaitu: rasa
ngantuk, pusing dan tekanan darah menurun. Selain itu efek toksik yang lebih berat yang ditimbulkan seperti: turunnya kesadaran dan sianida ini
juga mempunyai afinitas yang kuat terhadap enzim pernafasan yakni enzim cytrochrom-oxidase, dimana sianida mengikat Fe yang terdapat
dalam enzim yang menyebabkan terjadinya gangguan peredaran darah dalam sel- sel tubuh yang ditandai dengan meningkatnya pernafasan tubuh
yang akhirnya menyebabkan kelumpuhan total dari pernafasan Sari, 1993.
2.7 Metode Spektrofotometri
Untuk analisa kualitas lingkungan, spektrofotometri UV-visibel dan AAS yang banyak digunakan.Instrumen-instrumen tersebut digunakan untuk analit
yang berbeda-beda. Beberapa analit dapat diukur dengan spektrofotometri UV- Visibel maupun AAS, tetapi sebagian yang lain hanya bisa oleh satu alat.
Spektrofotometri mana yang dipakai tergantung kepada kebutuhan, terutama pada baku mutu kualitas lingkungan yang berhubungan dengan batas diteksi instrumen.
Tabel 2.2 berikut ini menjelaskan beberapa polutan yang dapat dianalisis secara spektrofotometri:
Tabel 2.2
. Polutan- polutan yang Dapat Dianalisis Secara Spektrofotometri
Polutan Bahan dan Cara Analis
Arsen As Reaksi
arsin, As H
3
, dengan perak dietiltiokarnamat dalam piridin, membentuk
kompleks berwarna merah Sianida C
N
−
Pembentukan zat warna biru dari reaksi sianogen klorida, CN
Cl
2
, dengan piridin- pirazolon, diamati pada 620 nm
Fluorida F
−
Perubahan endapan koloid zat warna zirconium menjadi zirconium klorida yang tidak berwarna
Sumantri, 2013. Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah
berdasarkan absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya.
Proses ini disebut ”absorpsi spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”,
karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri juga menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan
inframerah.Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan
Lestari,2010. Jika absorbansi di plot terhadap konsentrasi, maka diperoleh garis
lurus.Grafik ini dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi kontaminan dalam suatu larutan yang diperoleh dari sampel gas dan uap.Perubahan intensitas
warna sebanding dengan konsentrasi. Salah satu aplikasi dari metode ini adalah analisis laboratorium untuk menetukan konsentrasi nitrogen dioksida diudara
menggunakan reagen Saltzman Lestari, 2010. Spektrofotometer pada dasarnya terdiri dari sumber, monokromator, kuvet
untuk zat yang diperiksa, detector, penguat arus amplifier dan alat ukur arus atau alat pencatat recorder seperti yang tertera pada gambar:
Instrumentasi Alat Spektrofotometri