BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan internet memunculkan warnet yang menggunakan koneksi internet sebagai komponen dasar bisnis tersebut. Pengelola warnet akan menggunakan minimal satu koneksi
internet dan membaginya dengan semua node yang terkoneksi dengan internet. Penggunaan router pada jaringan komputer warnet dapat menghubungkan koneksi lokal warnet dengan
internet. Banyaknya node yang terkoneksi ke router akan menyebabkan kondisi jaringan
mengalami kongestikepadatan. Hal tersebut akan menyebabkan beberapa paket yang diterima atau dikirim oleh router hilang sebagian. Dampaknya akan ada beberapa node yang
kehilangan paket data yang seharusnya diterima. Sehingga terlihat seolah-olah ada satu atau lebih node yang mendominasi penggunaan bandwidth jaringanWelzl, 2005.
Hal tersebut terjadi karena pada router secara default menerapkan disiplin antrian First In First Out FIFO. Selain itu pula penggunaan jaringan IP yang menerapkan best effort
serviceLi, 1999,
jaringan yang memberikan throughput dan waktu pengiriman bervariasi tergantung kepada beban trafik saat pengiriman terjadi, memberikan dampak turunnya performa
jaringan dan menurunnya Quality of Service QoS pada jaringan tersebut. Layanan internet seperti streaming audio ataupun video akan mendapatkan penurunan performa, karena kurangnya
throughput pada layanan ini.
Untuk itu diperlukan konsep Quality of Service QoS yang dapat memberikan performa yang baik untuk semua layanan. Jaringan yang mengaplikasikan QoS dengan baik, harus mampu
membedakan trafik atau tipe layanan dan memperlakukan trafik tersebut secara berbeda untuk memberikan jaminan sumber daya tiap trafik.
Salah satu cara mengaplikasikan QoS pada jaringan IP adalah dengan Differentiated ServiceDiffServBlake, 1998. DiffServ bekerja dengan cara mengklasifikasikan trafik dan
memberikan perlakuan yang sesuai untuk tiap trafik. QoS memiliki beberapa modul untuk menjalankan tugasnya, antara lain pengklasifikasi trafik, penanda trafik, traffic policing,
manajemen antrian aktif, penjadwalan paket dan traffic shaping. Penulis menggunakan penjadwalan paket HTB dan RED pada penelitian ini.
Untuk menerapkan DiffServ, penulis akan menggunakan kernel linux, TrafficControl dan Iptables. Klasifikasi akan didasarkan pada node yang terhubung, protocol tcp atau udp dan
jaringan IIXlokal dan internasional. Klasifikasi IIX dan Internasional diambil karena adanya perbedaan kecepatan yang signifikan dari kedua jaringan tersebut.
Judul yang penulis angkat adalah “Pengembangan Aplikasi DiffServ dengan disiplin antrian Hierarchy Token Bucket dan Random Early Detection sebagai bandwidth limiting
”. Linux digunakan sebagai sistem operasi yang digunakan pada penelitian ini. Penulis akan
membangun aplikasi dengan GUI yang memudahkan pengguna untuk mengatur penggunaan bandwidth. Penulis menjembatani penggunaan modul kernel, TrafficControl dan Iptables
yang relatif sulit, dengan aplikasi ini. Penelitian ini akan menguji tingkat kualitas jaringan yang telah mengimplementasikan
DiffServ. Beberapa parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas jaringan, antara lain throughput, delay, jitter dan packet loss.
1.2 Rumusan Masalah