Perubahan desain dapat terjadi walaupun sudah memasuki tahap codingimplementasi. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat desain yang baik
dan kode yang bersih. 3.
Coding. Pada tahap ini, proses pengembangan tidak langsung melakukan implementasi
terhadap desain yang telah dibuat. Pembuatan unit test untuk tiap-tiap stories yang nantinya akan diimplementasikan. Saat unit test selesai dibuat, pengembang lebih
baik fokus terhadap apa yang akan diimplementasikan untuk melewati unit test. Tahap ini akan mengacu pada desain sebelumnya. Karena pembuatan unit test
dilakukan terlebih dahulu. Maka implementasi desain sebaiknya dibuat untuk melewati unit test yang dibuat.
4. Testing.
Tahap ini akan menggunakan unit test yang sebelumnya telah dibuat. Karena pembuatan dari unit test adalah pendekatan utama dari XP. Unit test yang dibuat
sebaiknya diimplementasikan dengan penggunaan framework untuk otomatisasi. Testing akan dilakukan dengan unit test yang sebelumnya telah dibuat. PyUnit
akan digunakan sebagai framework untuk melakukan testing terhadap aplikasi. 5.
Release. Tahap akhir setelah melewati semua test dan dinyatakan bebas dari bug dan
dapat diimplementasikandigunakan oleh pengguna.
2.7. Studi Sejenis
Penelitian oleh Pramudita2008 yang dilaksanakan di gedung Labtek VIII Institut Teknologi Bandung ITB dan lab di gedung Pusat Antar Universitas PAU
ITB. Tujuan dari tugas akhir ini adalah memberikan Quality of Service QoS dengan mengimplementasikan Differentiated Service DiffServ pada jaringan testbed,
mengukur dan menganalisis parameter-parameter kualitas layanan jaringan berbasis DiffServ, serta mencari disiplin antrian yang mampu memberikan layanan paling
sesuai dengan kebutuhan kelas trafik Expedited Forwarding EF dan Assured Forwarding AF.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa DiffServ mampu mengklasifikasikan trafik ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan memberikan pelayanan yang berbeda di
antara kelas-kelas trafik tersebut. Implementasi masih menggunakan script dan bersifat statis, dan disarankan pengklasifikasian dilakukan secara dinamis.
Penelitian lain oleh Marieska2008 pada Wimax. IEEE Standard 802.16 tidak mendefinisikan algoritma penjadwalan. Algoritma penjadwalan bukan bagian dari
standar sehingga perancang sistem Wimax dapat memilih algoritma yang paling cocok untuk diterapkan di jaringannya. Gabungan beberapa jenis algoritma mungkin
menghasilkan nilai metrik yang lebih baik daripada satu jenis algoritma. Dan penerapan bersifat statis dan terbatas pada simulator.
Penelitian tersebut melakukan penerapan pada jaringan lab sehingga masih menggunakan klasifikasi statis dan harus dilakukan konfigurasi ulang jika ingin
diterapkan pada jaringan yang sebenarnya. Penulis akan menggunakan disiplin antrian dan menerapkan secara dinamis pada jaringan. Sehingga konfigurasi untuk jaringan dapat
bersifat dinamis.
2.7.1. Perbandingan aplikasi berbasis tc
Penggunaan tc secara langsung menggunakan baris perintah dinilai sangat menyulitkan bagi sebagian pengguna.
Terdapat beberapa aplikasi
yang mengimplementasikan tc dengan lebih mudah diantaranya,
1. Traffik
http:sourceforge.netprojectstraffik “A Linux Traffic Control Management Interface: build tc-style rules for
control network flows. Have support to set queue disciplines to interface root or inside a class leaf, create classes and classifiers.”
Antarmuka manajemen linux traffic control: membuat tc-style rules untuk kendali aliran jaringan. Memiliki dukungan untuk menset queue disciplines
untuk interfaceroot atau didalam class leaf, classes dan classifiers.
Gambar 2.15 Traffik
Sudah mengimplementasikan beberapa qdisc, tapi masih belum memberikan log untuk memonitor seberapa besar bandwidth yang dikonsumsi tiap-tiap
node. 2.
Banjar http:sourceforge.netprojectsbanjar
“Web-based bandwidth management tools based on tc and iptables for internet cafe or small to medium network administrators.” Bandwidth management
tools berbasis web pada tc dan iptables untuk warung internet atau administrator jaringan skala kecil sampai sedang.
Gambar 2.16 Banjar
Memiliki pemisahan bandwidth IIX dan International, tapi belum memiliki log untuk penggunaan bandwidth tiap-tiap node.
3. YABMAS
http:sourceforge.netprojectsyabmas “Yet Another Bandwidth Management and Authentication System is a
small bash script which allows automated management of client bandwidth allocation, and client authentication by MAC address through the use of
iptables and htbtc scheduling.” Yet Another Bandwidth Management and Authentication System adalah
bash script kecil yang mengizinkan manajemen otomatis dari alokasi bandwidth klien dan otentikasi dengan MAC address melalui penggunaan
iptables dan htbtc scheduling.
Sebuah skrip yang memudahkan penggunaan tc dengan htb qdisc. Masih belum menerapkan penggunaan log yang memudahkan pengguna melihat
konsumsi bandwidth tiap node.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan