Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah

Adapun batasan masalah untuk skripsi ini antara lain: 1. Aplikasi yang penulis buat akan menjembatani pengguna untuk melakukan konfigurasi tidak langsung DiffServ pada kernel linux dengan Traffic Control, Iptables dan Python. 2. Merumuskan konfigurasi yang digunakan aplikasi untuk pemisahan bandwidth IIX Internasional serta paket tcp dan udp untuk tiap node yang terhubung ke jaringan internet. 3. Pengujian dan analisis QoS dengan parameter nilai bandwidth, jitter dan packet loss.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk: 1. Tujuan Umum 1. Mengembangkan aplikasi bandwidth management yang bersifat open source dan user friendly . 2. Tujuan Khusus 1. Memadukan iptables dan TCtraffic control sebagai fondasi awal aplikasi. 2. Memberikan pengelolaan bandwidth yang sesuai pada jaringan. 3. Memberikan antar muka grafis yang sederhana dan mudah digunakan. Manfaat yang di dapatkan dalam penelitian ini adalah : 1. Memberikan aplikasi yang mampu mengatur penggunaan bandwidth sesuai kebutuhan. 2. Memberikan aplikasi yang murah dan mudah diterapkan. 3. Menghasilkan aplikasi open source yang bebas digunakandikembangkan siapa saja.

1.5. Metodologi Penelitian

Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : 1. Studi Pustaka. Studi pustaka yang penulis lakukan adalah dengan mempelajari literatur tentang traffic control pada linux dan queueing discipline. 2. Metode Pengembangan Perangkat LunakSoftware Development Method. Metode pengembangan perangkat lunak yang penulis gunakan adalah Agile Software Development dengan Extreme Programming. Tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Planning, perencanaan dari aplikasi yang akan dibuat dengan menjelaskan fitur dan kegunaan dari aplikasi. 2. Design, proses desain dari hasil perencanaan sebelumnya. 3. Coding, proses pembuatan unit test untuk kemudian digunakan sebagai penguji pada code yang akan diimplementasikan. 4. Testing, proses pengujian terhadap code yang diimplementasikan dengan unit test yang sebelumnya telah dibuat. 5. Release, tahap akhir aplikasi siap diimplementasikandigunakan oleh pengguna, setelah sebelumnya dipastikan sudah melewati tahapan testing.

1.6. Sistematika Penelitian

Penelitian ini terdiri dari lima bab, dengan penjelasan tiap-tiap bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian serta Sistematika Penulisan Penelitian. BAB II: LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang teori perangkat keras dan perangkat lunak, definisi sistem, analisa sistem, definisi perancangan sistem dan jenis program yang digunakan.

BAB III: Metodologi Penelitian Pada bab ini akan menguraikan dan memberikan

penjelasan mengenai perancangan perangkat keras, perancangan sistem sehingga dapat diketahui rencana yang akan dikerjakan. BAB IV: Pembahasan dan Implementasi Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pembuatan sistem dan pengujian sistem.

BAB V: Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan

masalah dan saran-saran berkenaan dengan Penelitian ini.

2. LANDASAN TEORI

2.1. Pengantar Quality of Service

Pertama kali jaringan IP diterapkan hanya membawa satu tipe informasi yaitu data non-real time , sehingga jaringan bisa didesain untuk berjalan secara best- effort yang memperlakukan semua paket sama. Tujuan utama dari jaringan IP adalah memastikan perangkat terminal mempunyai protokol dan kecerdasan yang sesuai untuk menjamin transmisi data yang bisa diandalkan sehingga jaringan bisa berjalan sesederhana mungkin. Pada sebuah jaringan yang membawa berbagai tipe lalu lintas data, keterbatasan yang menjadi elemen penting pada suatu tipe lalu lintas data bisa saja menjadi tidak penting untuk tipe lalu lintas data lainnya, dan sebaliknya. Mekanisme QoS yang diimplementasikan pada jaringan harus mampu mengoptimalkan hal tersebut.

2.1.1. Fungsi dasar QoS

Dua mekanisme QoS utama yang tersedia untuk jaringan IP adalah Integrated Service IntServ dan Differentiated Service DiffServ Welzl, 2005. Istilah traffic flow menunjukkan aliran trafik dan tiap alirannya mewakili sumber trafik yang berbeda-beda. Pada layanan best effort , semua paket digabungkan kedalam sebuah aliran massal tanpa mempedulikan asal trafik. Pada IntServ , tiap-tiap aliran dibedakan dari awal sampai akhir. Pada DiffServ, tiap-tiap aliran trafik tidak dibedakan per aliran, melainkan dikumpulkan terlebih dahulu menjadi kelas-kelas kecil. Kelas-kelas trafik tersebut diberikan perlakuan yang berbeda- beda tiap hopnya Li,1999. Pembahasan akan ditekankan pada metoda QoS DiffServ, dan akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab berikutnya. Untuk menyediakan QoS dalam jaringan IP jaringan harus mampu menjalankan tugas dasar, yaitu membedakan trafik atau tipe layanan menjadi beberapa kelas dan memperlakukan kelas-kelas trafik secara berbeda dengan menyediakan jaminan resource dan pembedaan layanan pada jaringan.

2.1.2. Traffic Policing

Traffic Policing digunakan untuk mengecek apakah trafik yang masuk pada port masukan sesuai dengan laju trafik yang telah disetujui antara pengguna dan penyedia jasa jaringan IP. Traffic policing terdiri dari pengukuran trafik berdasarkan laju trafik yang telah disetujui dan menandai atau menandai ulang paket berdasarkan keluaran hasil pengukuran tersebut. Biasanya, traffic policing menyesuaikan laju trafik yang datang dengan acuan laju tertentu, dengan acuan yang digunakan dapat berupa satu acuan laju yaitu Committed Information Rate CIR atau dua acuan laju, CIR dan Peak Information Rate PIR. Untuk mendapatkan laju yang sesuai dengan CIR dan PIR, traffic policing menggunakan tiga parameter yaitu Peak Burst Size PBS, Committed Burst Size CBS dan Excess Burst Size EBS Blake, 1998. a. Peak Information Rate b. Commited Information Rate c. Burst Size

2.1.3. Traffic Metering

Ada dua macam traffic metering dan mekanisme pewarnaan paket, yaitu. 1. Single Rate Three Color Marker srTCM. 2. Two Rate Three Color Marker trTCM.

2.1.4. Manajemen Antrian Aktif

Tanpa adanya Manajemen Antrian Aktif atau Active Queue Management AQM pada router, router menggunakan mekanisme yang disebut sebagai metode tail drop. Akan tetapi metode tail drop dapat berujung pada fenomena yang disebut sebagai sinkronisasi global TCP Braithwaite, 2006. Pada metode tail drop, saat buffer penuh, semua paket yang datang menuju buffer seluruhnya dijatuhkan. Bila paket ini merupakan paket TCP, semua aliran TCP yang mengalami kehilangan paket akan memelankan laju pengiriman secara