r. Karenanya, token bucket traffic shaper memiliki cara kerja yang sama dengan keranjang C pada srTCM dan trTCM kecuali keranjang token
diaplikasikan pada port keluaran sementara keranjang C pada port masukan.
2.2. Differentiated Services
Salah satu solusi untuk mengaplikasikan QoS adalah menerapkan arsitektur Differentiated Service DiffServ pada jaringan. DiffServ bekerja dengan prinsip
pengklasifikasian trafik. Edge Router akan mengklasifikasikan paket datang berdasarkan peraturan tertentu, dan memberikan tanda yang menandai paket dengan code point yang
menentukan level layanan yang akan diterima paket tersebut. Core Router akan memberikan perlakuan berbeda terhad ap paket yang datang berdasarkan code point dan
isi dari tabel Per-Hop Behaviour PHB Li, 1999.
2.2.1. Arsitektur DiffServ
Arsitektur DiffServ berdasarkan sebuah model sederhana dimana trafik yang memasuki sebuah jaringan diklasifikasikan dan dapat dikondisikan pada tepi
jaringan dan ditempatkan pada beberapa Behavior Aggregate BA yang berbeda. Setiap BA diidentifikasikan oleh sebuah Differentiated Service Code Point DSCP,
sehingga BA dapat didefinisikan sebagai kumpulan paket dengan DSCP yang sama yang melewati sebuah link pada arah tertentu. Pada inti jaringan, paket diteruskan
bergantung kepada PHB yang ditentukan oleh DSCP Blake, 1998. Sebuah domain DiffServ terdiri atas DiffServ boundary nodes dan
DiffServ interior nodes. DiffServ boundary nodes menghubungkan sebuah domain
DiffServ ke domain lainnya, baik domain DiffServ maupun domain non-DiffServ, sementara DiffServ interior nodes hanya menghubungkan node-node yang berada
pada sebuah domain DiffServ yang sama. Baik DiffServ boundary nodes maupun DiffServ interior nodes harus
mampu menjalankan PHB yang tepat kepada sebuah paket berdasarkan DSCP yang dimilikinya. Sebagai tambahan, DiffServ boundary nodes mungkin diperlukan untuk
melakukan fungsi pengondisian trafik yang didefinisikan oleh SLA antara domain DiffServ tersebut dan domain lain yang berpasangan dengan domain tersebut. SLA
mungkin mengandung parameter-parameter seperti paket hilang maksimum, waktu tunda paket maksimum, dll. SLA menjelaskan aturan-aturan dan kondisi-kondisi dari
layanan yang ditawarkan. DiffServ interior nodes mungkin dibutuhkan untuk menjalankan fungsi
pengondisian trafik yang terbatas seperti penulisan ulang DSCP. Interior nodes hanya perlu mengetahui bagaimana menangani beberapa kelas-kelas trafik daripada
menyimpan pengetahuan tentang ratusan dari aliran trafik individual. Di sini, informasi per aliran dibuang di dalam domain. Mereka tidak mengimplementasikan
fungsi pengondisian trafik. Secara umum, interior nodes melakukan tugas yang lebih sederhana dari boundary nodes. Interior node yang mengimplementasikan klasifikasi
dan fungsi pengondisian trafik yang lebih kompleks akan memiliki karakterisitik yang sama dengan DiffServ boundary nodes.
Diffserv boundary nodes bertindak sebagai DiffServ ingress node dan DiffServ egress node untuk arah trafik yang berbeda. Trafik memasuki sebuah
domain DiffServ melalui DiffServ ingress node dan keluar melalui DiffServ egress
node. Sebuah DiffServ ingress node bertanggung jawab dalam memastikan trafik yang memasuki domain DiffServ memenuhi SLA antara domain tersebut dan domain
lain yang terhubung dengan ingress node. Diffserv egress node dapat melakukan fungsi pengondisian trafik pada trafik yang diteruskan ke domain yang terhubung
secara langsung, bergantung pada SLA antara kedua domain. Router yang bekerja sebagai DiffServ boundary nodes umumnya disebut
sebagai edge router, sedangkan router yang bekerja sebagai interior nodes biasanya disebut sebagai core router.
2.2.2. Traffic Conditioner
Sebuah traffic conditioner terdiri atas elemen-elemen berikut: meter, marker, shaper, dan dropper. Aliran trafik akan diseleksi oleh classifier, yang akan
meneruskannya ke bagian traffic conditioner. Meter digunakan apabila diperlukan untuk membandingkan aliran trafik terhadap suatu profil trafik. Hasil keluaran
sebuah meter dapat mempengaruhi proses marking, dropping, atau shaping terhadap paket tersebut Blake, 1998.
Sebuah traffic conditioner tidak perlu selalu terdiri atas empat elemen yang disebutkan sebelumnya. Contohnya, pada kasus dimana tidak ada profil trafik yang
mempengaruhi, paket cukup melewati classifier dan marker saja. Traffic conditioner biasanya terletak di DiffServ ingress dan egress node,
tetapi dapat juga diletakkan pada interior node di dalam sebuah domain DiffServ, ataupun di dalam domain non-DiffServ.
1. Meter
Traffic meter membandingkan properti sementara dari aliran trafik yang diseleksi oleh classifier terhadap suatu profil trafik yang diberikan TCA. Suatu
meter meneruskan informasi ke fungsi pengondisian lainnya untuk menjalankan proses yang sesuai, baik untuk paket yang memenuhi profil maupun tidak
memenuhi profil.
2. Marker
Packet marker mengisi field DSCP pada paket dengan nilai tertentu, untuk menggabungkan paket tersebut ke BA yang sesuai. Marker dapat diatur untuk
menandai setiap paket yang memasukinya ke dalam satu codepoint tertentu, atau diatur untuk menandai paket dengan suatu set codepoint yang mewakili PHB
tertentu, bergantung kepada kondisi meter. Marker juga dapat melakukan proses re- marking, yaitu mengubah nilai codepoint dari suatu paket.
3. Shaper
Shaper menahan sebagian atau seluruh trafik pada suatu aliran trafik untuk membentuk aliran trafik yang sesuai dengan profil trafik. Proses yang dilakukan
oleh shaper disebut shaping. Shaper biasanya memiliki buffer yang berukuran terbatas, sehingga paket dapat dibuang bila tidak tersedia buffer yang cukup untuk
menampung trafik yang akan ditahan.
4. Dropper
Dropper bekerja untuk membuang sebagian atau seluruh paket pada suatu aliran trafik untuk membentuk aliran trafik yang sesuai dengan profil trafik yang telah
ditentukan. Proses tersebut disebut policing. Dropper dapat diibaratkan sebagai sebuah shaper yang memiliki ukuran buffer nol atau sangat kecil.
2.3. Linux Traffic Control