Mineral Dan Vitamin Masalah Yang Dihadapi Dalam Penggunaan Kedelai Sebagai Bahan Pangan

polisakarida terdiri dari arabinogalaktan dan bahan-bahan sellulosa. Jenis dan jumlah karbohidrat pada kedelai dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.4. Komposisi Karbohidrat Kedelai Komponen Jumlah biji utuh Sellulosa 4 Hemisellulosa 15 Stakiosa 3,8 Raffinosa 1,1 Sukrosa 5 Gula-gula lain Sedikit Sumber : Koswara, 1992.

2.5. Mineral Dan Vitamin

Beberapa mineral yang terdapat pada kedelai antara lain adalah Fe, Na, K, Ca, P, Mg, S, Cu, Zn, Co, Mn dan Cl. Dan diantara mineral-mineral tersebut yang terpenting adalah Fe karena selain jumlahnya cukup tinggi, yaitu sekitar 0,9-1,5 Fe juga terdapat dalam bentuk yang langsung dapat digunakan untuk pembentukan hemoglobin darah Suliantari dan Rahayu, 1990. Secara umum kedelai merupakan sumber vitamin B, karena kandungan vitamin B 1 , B 2 , niasin, peridoksin dan golongan vitamin B lainnya banyak terdapat di dalamnya. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K. Sedangkan vitamin A dan D terkandung dalam jumlah yang sangat sedikit. Dalam kedelai muda terdapat vitamin C dengan kadar yang sangat rendah Koswara, 1992. Universitas Sumatera Utara

2.6. Masalah Yang Dihadapi Dalam Penggunaan Kedelai Sebagai Bahan Pangan

Masalah yang sering dihadapi dalam proses pembuatan minuman susu kedelai yaitu terdapatnya bau langu, stabilitas koloid yang kurang mantap dan adanya zat anti tripsin yang dapat menghambat daya cerna tripsin serta adanya asam pitat yang dapat menghambat penyerapan mineral Susanto dan Saneto, 1994. Bau dan rasa langu merupakan salah satu masalah dalam pengolahan kedelai. Rasa langu yang tidak disukai ini diakibatkan oleh adanya enzim lipoksigenase pada kedelai. Hal ini terjadi karena enzim lipoksigenase menghidrolisis atau menguraikan lemak kedelai menghasilkan senyawa penyebab bau langu, yang tergolong dalam kelompok hexanol Koswara, 1992. Menurut Smith dan Circle 1972, bahwa enzim lipoksigenase yang terdapat di dalam kedelai akan mengoksidasi lipid dan menghasilkan ethil vinil keton yang dapat menyebabkan langu pada kedelai tersebut. Disamping enzim lipoksigenase, kedelai juga mengandung enzim-enzim urease dan “Soybean Trypsin Inhibitor”. SBTI ini dapat mengganggu menghambat aktivitas enzim trypsin yang terdapat pada pencernaan tubuh manusia dan hewan sehingga daya serap tubuh terhadap protein akan terganggu atau terhambat. Adanya enzim urease dalam biji kedelai dapat menyebabkan pemecahan urea menjadi CO 2 dan NH 3 Basuki dan Hardjo, 1979. Universitas Sumatera Utara 2.7. Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Yoghurt 2.7.1. Gula

Dokumen yang terkait

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biohidrogen Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dengan Fermentasi Anaerobik Pada Kondisi Termofilik Untuk Kapasitas Produksi 371,3771 Ton/Tahun

10 136 450

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biogas Dari Hasil Fermentasi Thermofilik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sistem Recycle Menjadi Energi Listrik Untuk Kapasitas 45 Ton TBS/Jam

5 45 186

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biogas Dari Hasil Fermentasi Thermofilik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sistem Recycle Menjadi Energi Listrik Untuk Kapasitas 60 Ton TBS/Jam

19 125 186

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku Limbah Padat dan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dengan Kapasitas Produksi 15.000 Ton/Tahun

6 68 511

Pra Rancangan Unit Sterilizer Pada Pabrik Kelapa Sawit Untuk Kapsitas Pengolahaan 30 Ton/Jam

24 139 166

Pra Rancangan Unit Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Untuk Air Irigasi Pertanian kapasitas 2.566 m3/hari

3 45 235

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Metana Cair Dari Limbah Cair Kelapa Sawit Ini Direncanakan Akan Berproduksi 15.000 Kg/Hari

13 78 204

Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dari Unit Deoiling Ponds Menggunakan Membran Mikrofiltrasi

0 44 141

Perancangan Prototipe Bioreaktor Untuk Pengolahan Lanjut Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) Secara Aerobik

0 3 8

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Biohidrogen Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dengan Fermentasi Anaerobik Pada Kondisi Termofilik Untuk Kapasitas Produksi 371,3771 Ton/Tahun

0 0 12