Pengertian Sengketa dan Sengketa Perbankan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG SENGKETA DAN CARA- CARA PENYELESAIAN SENGKETA

A. Pengertian Sengketa dan Sengketa Perbankan

Sengketa atau perselisihan di dalam berbagai kegiatan bisnis merupakan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi karena dapat mengakibatkan kerugian pada pihak-pihak yang bersengketa, baik mereka yang berada pada posisi yang benar maupun pada posisi yang salah. Oleh karena itu, terjadinya sengketa bisnis perlu dihindari untuk menjaga reputasi dan relasi yang baik ke depan. Walaupun demikian, sengketa kadang-kadang tidak dapat dihindari karena adanya kesalahpahaman, pelanggaran perundang-undangan, ingkar janji, kepentingan yang berlawanan, dan atau kerugian pada salah satu pihak 36 Proses sengketa terjadi karena tidak adanya titik temu antara pihak-pihak yang bersengketa. Secara potensial, dua pihak yang mempunyai pendirianpendapat yang berbeda dapat beranjak ke situasi sengketa. Secara umum, orang tidak akan mengutarakan pendapat yang mengakibatkan konflik terbuka. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan timbulnya konsekuensi yang tidak menyenangkan, dimana seseorang pribadi atau sebagai wakil kelompoknya harus menghadapi situasi rumit yang mengundang ketidaktentuan sehingga dapat mempengaruhi kedudukannya . 37 36 Sanusi Bintang, Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, hm. 113. 37 Suyud Margono, ADR dan Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia,2000, hlm. 34. . Universitas Sumatera Utara Perselisihan dalam kegiatan bisnis atau perdagangan dapat terjadi pasca sebelum perjanjian disepakati, misalnya mengenai objek perjanjian, harga barang, dan isi perjanjian, serta pada waktu pelaksanaan perjanjian. Namun demikian timbulnya bentuk-bentuk konflik tersebut pada umumnya disebabkan oleh berbagi faktor, yaitu 38 a Konflik data Data conflicts : Konflik data Data conflicts terjadi karena kekurangan informasi lack of information , kesalahan informasi misinformation , adanya perbedaan pandangan, adanya perbedaan interpretasi terhadap data, dan adanya perbedaan penafsiran terhadap prosedural. Data merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu persetujuan, oleh karena itu keakuratan data sangat dibutuhkan agar tercapainya kesepakatan yang baik. b Konflik kepentingan Interest conflicts Dalam melakukan setiap kegiatan para pihak memiliki kepentingan, tanpa adanya kepentingan, tanpa adanya kepentingan para pihak tidak akan melakukan kerjasama. Timbulnya konflik kepentingan dapat disebabkan oleh beberapa hal,yaitu : 1. adanya perasaan atau tindakan yang bersaing; 2. adanya kepentingan substansi dari para pihak; 3. adanya kepentingan prosedural; 4. adanya kepentingan psikologi. 38 Joni Emerzon, Hukum Bisnis Indonesia, Palembang: Kajian Hukum dan Bisnis Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, 2002, hlm.503-505. Universitas Sumatera Utara Keempat hal diatas dapat menimbulkan konflik kepentingan, karena apabila dalam suatu kerjasama para pihak merasa adanya suatu kepentingan, maka dapat menimbulkan rasa persaingan yang tinggi sehingga kerjasama yang dibina tidak menghasilkan hal yang baik. c Konflik hubungan Relationship conflicts Konflik hubungan dapat terjadi adanya emosional yang kuat, adanya kesalahan persepsi, miskin komunikasi, atau kesalahan komunikasi, dan tingkah laku negatif yang berulang-ulang. Para pihak yang mengadakan kerjasama harus dapat mengkontrol emosi melalui suatu aturan main yang disepakati, klarifikasi perbedaan persepsi dan bangun persepsi yang positif, kemudian perbaiki kualitas dan kuantitas komunikasi dan hilangkan tingkah laku negative yang dilakukan secara berulang-ulang. d Konflik struktur Structural conflicts Konflik struktur disebabkan oleh adanya pola meruak perilaku atau interaksi, kontrol yang tidak sama, kepemilikan atau distribusi sumber daya yang tidak sama, adanya kekuasaan dan kekuatan, geografi, psikologi yang tidak sama, serta waktu yang sedikit. e Konflik nilai Value conflicts Konflik nilai akan terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan kriteria evaluasi pendapat atau perilaku, adanya perbedaan pandangan hidup, ideology dan agama, adanya penilaian sendiri tanpa memperhatikan penilaian orang lain. Universitas Sumatera Utara Proses terjadinya sengketa adalah : 1. Pra konflik adalah keadaan yang mendasari rasa tidak puas seseorang 2. Konflik adalah keadaan di mana para pihak menyadari atau mengetahui tentang adanya perasaan tidak puas tersebut 3. Sengketa adalah keadaan dimana konflik tersebut dinyatakan di muka umum atau dengan melibatkan pihak ketiga. Permasalahan penyelesaian sengketa tetap merupakan salah satu segi yang sangat penting dalam transaksi bisnis dalam setiap waktu. Dengan beragam sengketa yang dihadapi terutama pada abad 21 dimana sengketa semakin luas dan memiliki banyak corak sengketa. Sengketa yang terjadi dapat berupa sengketa internal antara para pihak yang mengadakan kesepakatan karena salah satu pihak memutus perjanjian secara sepihak. Atau salah satu pihak lalai memenuhi kewajiban default dalam usaha patungan atau pinjaman modal, alih teknologi dan sebagainya. Begitu juga sengketa intern antara buruh dan majikan berkenaan dengan pengusaha. Ataupun sengketa yang bercorak eksternal yang datang dari pihak ketiga, berupa tuntutan pertanggungjawaban produksi product liability atau perlindungan konsumen consumer protection atas alasan cacat barang produksi product defect atau barang produksi. Bisa juga berbentuk tuntutan perbuatan melawan hukum yang diajukan sekelompok rakyat dalam bentuk gugatan secara berkelompok Class Action atas pencemaran air dan udara yang ditimbulkan pabrik di sekitar linkungan mereka 39 39 M. Yahya Harahap, op. cit., hlm. 167. . Universitas Sumatera Utara

B. Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur Litigasi