Sehingga kepentingan bank maupun nasabah sama-sama terlindungi dan tidak ada hak yang dilanggar demi tercapainya keadilan dan keseimbangan
keduduka n antara bank dengan nasabah.
D. Keaslian Penulisan
Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum, maka seyogianya skripsi ditulis
berdasarkan buah pikiran yang benar-benar asli tanpa melakukan tindakan peniruan plagiat baik sebagian atau keseluruhan dari karya orang lain. Dengan
demikian penulis berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki dapat menjamin keaslian skripsi yang berjudul “ Peran Bank Indonesia BI Dalam
Penyelesaian Sengketa Antara Bank Dengan Nasabah “ ini sebagai karya tulis ilmiah yang asli original dan benar-benar merupakan hasil pemikiran dan usaha
dari penulis tanpa meniru atau plagiat.
E. Tinjauan Kepustakaan
Sejalan dengan skripsi ini, maka perlu bagi penulis untuk memberikan pengertian tentang judul skripsi ini, agar tidak menimbulkan keragu-raguan
sebelum hinnga pada akhir pembahasan dalam penyusunan lebih lanjut pada bab- bab berikutnya.
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dikatakan bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
Universitas Sumatera Utara
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak seperti yang terurai dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998. G. M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik menyatakan
7
Bank sebagai suatu lembaga intermediasi yaitu suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat.
Fungsi lembaga perbankan sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana membawa
konsekuensi pada timbulnya interaksi yang intensif antara bank sebagai pelaku usaha dengan nasabah sebagai konsumen pengguna jasa perbankan. Dari sisi
pihak yang memiliki kelebihan dana, interaksi dengan bank terjadi pada saat pihak yang kelebihan dana tersebut menyimpan dananya pada bank dalam bentuk giro,
tabungan, deposito, sementara dari sisi pihak yang memerlukan dana interaksi terjadi pada saat pihak yang memerlukan dana tersebut meminjam dana dari bank
guna keperluan tertentu. Interaksi antara bank dengan konsumen pengguna jasa :
“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang
yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.”
7
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta:Kencana, 2008 , hlm.8.
Universitas Sumatera Utara
perbankan selanjutnya disebut dengan nasabah dapat pula mengambil bentuk lain pada saat nasabah melakukan transaksi jasa perbankan selain penyimpanan
dan peminjaman dana. Dalam interaksi yang demikian intensif antara bank dengan nasabah di
atas, bukan suatu hal yang tidak mungkin apabila terjadi konflik yang apabila tidak segera diselesaikan dapat berubah menjadi sengketa antara nasabah dengan
bank. Schuyt mengemukakan :
“konflik merupakan situasi yang didalamnya dua pihak atau lebih mengejar tujuan-tujuan yang satu dengan yang lain yang tidak dapat
diselesaikan dan dimana mereka dengan daya upaya mencoba dengan sadar menentang tujuan-tujuan pihak lain.”
8
Konflik adalah setiap situasi dimana dua atau lebih pihak yang memperjuangkan tujuan-tujuan pokok tertentu dari masing-masing pihak,
saling memberikan tekanan dan satu sama lain gagal mencapai satu pendapat dan masing-masing pihak saling berusaha untuk
memperjuangkan secara sadar tujuan-tujuan pokok mereka Menurut Achmad Ali :
9
8
Achmad Ali, Sosiologo Hukum Kajian Empiris Terhadap Pengadilan, Jakarta: IBLAM,2004, hlm. 63.
9
Ibid., hlm.64.
. Pasal 1 angka 4 PBI Nomor 85PBI2006 menyebutkan bahwa sengketa
adalah permasalahan yang diajukan nasabah atau perwakilan nasabah kepada penyelenggara mediasi perbankan, setelah melalui proses penyelesaian pengaduan
oleh bank sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
Universitas Sumatera Utara
Gary Goodpaster dalam “Tinjauan terhadap penyelesaian sengketa” dala buku Arbitrase di Indonesia mengatakan
10
Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas pengawas industri perbankan berkepentingan untuk
meningkatkan perlindungan terhadap kepentingan nasabah dalam berhubungan dengan bank. Mengingat pentingnya permasalahan tersebut, Bank Indonesia telah
menetapkan upaya perlindungan nasabah sebagai salah satu pilar dalam Arsitektur Perbankan Indonesia API yang diluncurkan oleh Gubernur Bank Indonesia pada
tanggal 9 Januari 2004. API sendiri merupakan suatu cetak biru sistem perbankan nasional yang terdiri dari enam pilar untuk mewujudkan visi sistem perbankan
yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam :
“Setiap masyarakat memiliki berbagai macam cara untuk memperoleh kesepakatan dalam proses perkara atau untuk menyelesaikan sengketa dan
konflik. Cara yang dipakai pada suatu sengketa tertentu jelas memiliki konsekuensi, baik bagi para pihak yang bersengketa maupun masyarakat
dalam arti yang seluas-luasnya. Karena adanya konsekuensi itu, maka sangat diperlukan untuk menyalurkan sengketa-sengketa tertentu kepada
suatu mekanisme penyelesaian sengketa yang paling tepat bagi mereka.” Untuk menyelesaikan sengketa tersebut dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara litigasi dan non litigasi. Litigasi merupakan penyelesaian sengketa hukum melalui jalur pengadilan sedangkan non litigasi adalah penyelesaian
sengketa hukum melalui jalur luar pengadilan. Apabila ingin menempuh jalur non litigasi, maka Bank Indonesia memfasilitasinya. Bank Indonesia adalah Bank
Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 20 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
10
Gunawan Widjawa Ahmad Yani, Hukum Arbitrase, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2000, hlm.3.
Universitas Sumatera Utara
rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Enam pilar dalam API adalah:
a. struktur perbankan yang sehat,
b. sistem pengaturan yang efektif,
c. sistem pengawasan yang independen dan efektif,
d. industri perbankan yang kuat,
e. infrastruktur yang mencukupi, dan
f. perlindungan nasabah.
Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia memiliki wewenang menetapkan peraturan perbankan termasuk ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat
perinsip kehati-hatian
11
Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan
. Dengan adanya kewenangan ini, maka Bank Indonesia menetapkan 2dua peraturan untuk mengatasi sengketa perbankan ini, yaitu
Peraturan Bank Indonesia PBI No. 77PBI2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah, dan Peraturan Bank Indonesia No. 85PBI2006 tentang
Mediasi Perbankan, sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 101PBI2008.
Pengaduan adalah ungkapan ketidakpuasan Nasabah yang disebabkan oleh adanya potensi kerugian finansial pada Nasabah yang diduga karena
kesalahan atau kelalaian Bank seperti yang tertulis dalam pasal 1 angka 4 PBI Nomor
77PBI2005
.
11
Frianto Pandia, Elly Santi, Achmad Abror, op.cit, hlm. 22.
Universitas Sumatera Utara
transaksi keuangan walk-in customer yang tertulis dalam pasal 1 angka 2 PBI Nomor 85PBI2006.
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan mediator untuk membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai penyelesaian dalam
bentuk kesepakatan sukarela terhadap sebagian ataupun seluruh permasalahan yang disengketakan yang sesuai dengan pasal 1 angka 5 PBI Nomor
85PBI2006. Goodpaster menyatakan
12
F. Metode Penelitian