Operasional audit merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu. Tujuan operasional audit adalah untuk :
Mengevaluasi kinerja.
Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan.
Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak yang memerlukan operasional audit adalah manajemen atau pihal
ketiga. Hasil operasional audit diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakan audit tersebut.
5. Pengendalian Internal
5.1 Pengertian Pengendalian Internal Dari tahun ke tahun dirasakan kegunaan dari sistem pengawasan
intern semakin penting. Hal ini disebabkan karena perusahaan telah berkembang semakin besar dan kegiatannya semakin kompleks sehingga
manajeman harus tergantung kepada laporan dan analisa yang beraneka ragam untuk mengawasi kegiatan perusahaan. Dengan adanya sistem pengawasan
intern yang baik maka dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan ataupun kecurangan yang disebabkan oleh kecurangan manusia.
Menurut Widjajanto 2001 : 18 menyatakan bahwa pengendalian internal adalah.
Suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan
dengan tujuan yaitu. a.
Mengamankan aktivitas perusahaan. b.
Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi. c.
Meningkatkan efisiensi.
Universitas Sumatera Utara
d. Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap
jajaran organisasi.
Pengendalian intern merupakan metode yang berguna bagi manajeman untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kinerja. Disamping itu sistem pengendalian intern dapat mengendalikan ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi .
Menurut Mulyadi 2002 :60 mendefenisikan sistem pengawasan intern sebagai berikut.
Pengawasan internal
meliputi tindakan yang diambil oleh manajeman untuk mengamankan atau melindungi uang kas dan
mengecek ketelitian pembukuan. Pengawasan intern juga diperlukan untuk mengetahui kebenaran suatu jangka yang diperoleh
dari sumber yang berbeda.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengawasan yang memuaskan adalah jika orang-orang yang ada dalam perusahaan tidak
dapat melakukan secara bebas, baik kesalahan sistem, kesalahan akuntansi atau penggelapan dana dan meneruskan tindakan tanpa diketahui dalam waktu
yang cukup lama. Suatu perusahaan dagang bisa mengalami kerugian dalam bentuk uang tunai dan barang dagang yang sangat besar jika tidak dilakukan
langkah pencegahan. Jalan yang terbaik untuk melakukannya adalah dengan menerapkan sistem pengawasan yang baik didalam perusahaan.
Dalam arti luas pengawasan dapat diklasifikasikan dalam pengawasan akuntansi dan pengawasan administratif yaitu sebagai berikut.
a. Pengawasan akuntansi. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur
serta record yang diperlukan untuk pengamanan aktiva dan keandalan
Universitas Sumatera Utara
catatan keuangan. Karena itu pengawasan akuntansi didesain untuk memberikan keyakinan yang layak mengenai hal-hal berikut ini.
1. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi umum dan khusus
manajeman. 2.
Transaksi dicatat jika perlu untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
atau kriteria lainnya yang dapat diterapkan pada laporan-laporan tersebutr dan untuk menjaga akuntabilitas aktiva.
3. Akses ke aktiva hanya diperkenankan sesuai dengan otorisasi
manajeman. 4.
Akuntabilitas tercatat untuk aktiva dibandingkan dengan aktiva yang ada dengan interval yang layak dan terhadap perbedaan-perbedaan
yang terjadi diambil tindakan yang tepat. b. Pengawasan administratif.
Pengawasan administratif meliputi, tetapi tidak terbatas pada, rencana organisasi dan prosedur serta record yang diperlukan untuk proses
keputusan yang menuju pada otorisasi manajeman atas transaksi- transaksi. Otorisasi tersebut merupakan suatu fungsi manajeman yang
berkaitan langsung dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan- tujuan organisasi dan merupakan titik awal untuk membentuk
pengawasan akuntansi transaksi.
Universitas Sumatera Utara
5. 2 Tujuan Pengendalian Internal Tujuan suatu perusahaan akan tercapai bila adanya sistem
pengawasan yang baik. Salah satunya diantaranya adalah sistem pengawasan internal. Adapun tujuan utamanya adalah mengamankan harta benda
perusahaan dan dipenuhi kebijaksanaan pimpinan yang dapat dilakukan dngan membuat berbagai prosedur untuk menghindari atau meminimalkan
penyelewengan, pemborosan maupun kesalahan dalam melaksanakan aktivitas perusahaan sehingga efisiensi kerja sama organisasi dapat ditingkatkan.
Pengawasan internal juga meliputi sasaran pengendalian akuntansi dan pengendalian administrasi yang bertujuan untuk membantu semua
anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan menganalisa dan menilai, merekomendasikan dengan memberikan
komentarnya mengenai kegiatan yang telah direview internal auditor sehubungan dengan semua tahapan kegiatan usaha dimana ia dapat
memberikan jasanya kepada manajemen. Tujuan pengawasan internal memberikan jasa kepada pemimpin
dengan cara melakukan evaluasi atau pengawasan terhadap kegiatan perusahaan. Pemeriksaan yang diarahkan untuk membantu seluruh tingkatan
manajemen agar mereka dapat melaksanakan kewajiban secara efektif dan efesien. Pengendalian Intern harus memberi keyakinan bahwa seluruh
transaksi telah mendapat otorisasi dan dilaksanakan dengan benar sesuai kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar.
Dibawah ini terdapat 5 tujuan pengendalian Intern atas transaksi, yaitu.
Universitas Sumatera Utara
1. Otoritas wewenang. Setiap transaksi harus mendapat otoritasi semestinya berdasarkan
struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam keadaan atau masalah- masalah tertentu sangat mungkin diperlukan otorisasi khusus.
2. Pencatatan.
Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi yang
dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap. 3.
Perlindungan. Harta fisik berwujud tidak boleh berada di bawah pengawasan
penjagaan dari mereka yang bertanggung jawab. Dalam hal ini Pengendalian Intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh
karyawan atau manajemen sekalipun. 4.
Rekonsiliasi. Rekonsiliasi secara kontinu dan periodik antar pencatatan dengan harta
fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik di gudang.
5. Penilaian. Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta
perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi over maupun undervalved atas harta tersebut.
Sedangkan menurut Mulyadi 2002 : 180 tujuan pengendalian internal adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga
golongan tujuan, yaitu.
Universitas Sumatera Utara
1. Keandalan informasi keuangan.
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
3. Efektivitas dan efesiensi operasi.
5. 3 Unsur-Unsur Pengendalian Internal Adapun unsur-unsur pengendalian internal terbagi atas lima unsur
pokok, yaitu.
1. Lingkungan pengendalian.