Pembagian Status Fungsi Serangga pada TBM

4. Pembagian Status Fungsi Serangga pada TBM

Status fungsi serangga pada areal tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Pembagian status serangga pada areal TBM. No. Ordo Status Serangga merugikan Parasitoid Predator Serangga berguna Tidak diketahui 1 Coleoptera 1. Curculionidae 1. Carabidae 1. Ciidae 2. Dermestidae 2. Cicindelidae 3. Colydiidae 4. Dysticidae 2 Diptera 5. Cecidomyiidae 6. Syrphidae 2. Sepsidae 3 Hemiptera 3. Coreidae 7. Nabidae 4. Lygaeidae 8. Pyrrhocoridae 9. Reduviidae 4 Homoptera 5. Cicadellidae 3. Cicadidae 5 Hymenoptera 1. Heloridae 10. Formicidaae 11. Vesvidae 6 Isoptera 6. Rhinotermitidae 7 Lepidoptera 7. Danaidae 1. Lycaenidae 8. Noctuidae 2. Nymphalidae 9. Sphingidae 3. Pieridae 4. Satyridae 8 Mecoptera 12. Panorpidae 9 Odonata 13. Coenagrionodae 14. Cordulegastridae 15. Libelludidae 10 Orthoptera 10. Gryllidae 4. Tetrigidae 11. Tettigonidae Total 11 1 15 4 4 Sumber: Analisis Data 2009 dan Susilo 2007. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4. di atas status serangga sebagai hama yang kemungkinan dapat merusak tanaman kelapa sawit adalah ordo Coleoptera Curculionidae, ordo Isoptera Rhinotermitidae, ordo Lepidoptera Geometridae, Hesperidae dan odo Orthoptera Tettigonidae. Dari Tabel 4. diketahui status serangga yang berperan sebagai hama terdiri dari 11 famili, parasitoid 1 famili, predator 15 famili, serangga berguna 4 famili dan yang tidak diketahui statusnya 4 famili. Dari keberadaan status serangga tersebut dapat diketahui bahwa jumlah family serangga hama lebih rendah dibandingkan dengan jumlah serangga lainnya. Hal ini dapat terjadi karena keseimbangan ekosistem masih stabil sehingga peranan musuh alami dapat berfungsi. Untung 1996 menyatakan bahwa dalam keadaan ekosistem yang stabil, populasi suatu jenis organisme selalu dalam keadaan keseimbangan dengan populasi organisme lainnya dalam komunitasnya. Keseimbangan ini terjadi karena adanya mekanisme pengendalian yang bekerja secara umpan balik negatif yang berjalan apa tingkat antar spesies persaingan, predasi dan tingkat inter spesies. Apabila dilihat dari Tabel 1 dan 3 dapat dilihat perbedaan jumlah serangga yang tertangkap pada kedua areal, yaitu: 358 ekor serangga yang tertangkap di areal tanaman kelapa sawit menghasilkan dan 448 ekor serangga yang tertangkap di areal tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan ketersediaan makanan pada kedua areal. Pada areal tanaman kelapa sawit menghasilkan ketersediaan makanan sangat sedikit, sehingga serangga-serangga bermigrasi ke daerah lain. Altieri 1999 mengatakan bahwa keanekaragaman tanaman merupakan faktor yang mempengaruhi tingginya keanekaragaman individu-individu di dalamnya. Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 1. dapat dilihat serangga yang paling banyak ditemukan adalah dari ordo Isoptera Rhinotermitidae, sedangkan bila dilihat dari statusnya pada Tabel 2. tergolong kedalam serangga merugikan hama, oleh karena itu perlu penanganan yang khusus untuk mengendalikan serangga ini. Pahan 1996 dan Gurning 1997, menyatakan bahwa rayap merupakan salah satu hama utama tanaman kelapa sawit di lahan gambut. Selain menyerang di pembibitan, rayap juga menyerang tanaman kelapa sawit tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan. Serangan hama rayap merupakan problem yang perlu penanggulangan secara rutin. Dari Tabel 1 dan 3. menunjukkan serangga dari ordo Dermaptera Forfoculidae terdapat di areal TM namun di areal TBM tidak ada dan sebaliknya ordo Mecoptera Panorpidae terdapat di areal TBM namun di areal TM tidak ada. Dari hasil pengamatan dilapangan ordo Dermaptera biasanya hidup dan memangsa serangga lain di tandan kelapa sawit sehingga hanya terdapat di areal TM dan ordo Mecoptera biasanya memangsa serangga-serangga yang hidup di areal terbuka sehingga hanya terdapat di areal TBM.

5. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

0 37 81

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Plastik Polipropilena Terhadap Serangan Rayap Tanah dan Rayap Kayu Kering

0 38 90

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Studi keanekaragaman serangga di Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineenis Jack.) di PTPN III, Huta Padang, Kabupaten Asahan

2 51 76

Kajian Musuh Alami Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : curculionidae) Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

6 115 51

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76